^.^ Mobil keluarga Revan baru saja memasuki pekarangan rumah mereka. Beberapa saat yang lalu mereka baru saja mengantar Aini ke rumah tetangga mereka yaitu ke rumah orang tua Nadia. “Kenapa kamu banyak diam, Nak?” tanya Umi pada sang Putra satu-satunya itu. “Umi.− nanti saja Revan akan memberitahunya pada Umi dan Abi,” jawab Revan membuat penasaran sang Umi, sedangkan sang Abi mengerutkan dahinya memperhatikan raut berkerut wajah sang Putra yang tampak gelisah. “Ya sudah, masuk ke rumah dulu. Tampaknya kamu kelelahan sekali. Abi sudah bilang lebih baik pulang dulu baru mengadakan makan malam tapi kamu seperti tidak sabar untuk mengenalkan gadismu pada kami, hahaha…!” goda sang Abi pada sang Putra. Tampaknya itu tidak merubah raut air di wajah Revan sedikitpun. “Revan masuk dulu,” pami