"Menyelidiki Sosok w*************a Putra Mahkota," ujar Madam Marwa membaca ulang judul headline news dari surat kabar Morning Caviya yang ada di tangan Siti. Sang Madam melihat tangan gadis itu agak bergetar walaupun wajahnya tak terlalu berubah ekspresi. Beliau paham, sekuat dan secerdas apa pun gadis muda di depannya, dia tetaplah anak kemarin sore yang belum berpengalaman. Butuh bimbingan dan pendampingan. Siti merapatkan bibir, kecewa karena ketakutannya benar-benar terjadi. Apakah tindakannya waktu itu salah karena tidak menolak dengan cukup keras? Betapa bodohnya Siti karena waktu itu terlena dengan rayuan sang Pangeran. Siti kini sangat menyesal. "Lagipula, bila ada gunjingan tentangku dan dirimu, kurasa ... aku tidak terlalu keberatan." Terngiang kembali kata-kata manis Panger