Misora POV Aku capek. Berurusan dengan laki-laki dan obsesi mereka padaku. Punya satu penguntit saja sudah melelahkan, dan sekarang bertambah satu. Aku sama sekali tak senang saat melihat Noir dan Warren datang terus ke pertunjukanku. Keberadaan mereka di kursi penonton, malah membuatku merasa terganggu. Belum lagi setiap kali mereka saling bertatap muka, sudah pasti mereka beradu mulut seperti anak kecil. Aku buru-buru berberes setelah pertunjukan usai. Mencoba melarikan diri sebelum mereka tiba di ruang ganti. “Daniel, aku pulang dulu,” pamitku ke bosku. Mengambil tasku berlari ke arah pintu keluar. “Eh, tidak tunggu pacarmu dulu?” Aku pura-pura tak dengar pertanyaan itu. Noir bukan pacarku, hanya karena dia datang setiap hari bukan berarti aku akan menerimanya begitu saja. Aku butu