Tembok Pemisah

1992 Kata

Rafa masih menindih tubuh, Luna, dengan bibir yang masih menempel dengan sangat panas juga lembut sebelum akhirnya Rafa menarik tubuhnya sedikit hingga ciuman itu terhenti, lalu menatap mata Luna yang masih terlihat jernih dan sendu. "Tidurlah. Kau memang butuh istirahat yang cukup. Nanti akan ku antar kau ke rumah sakit, saat kau sudah bangun. Aku akan keluar sebentar." Ucap Rafa tepat di depan bibir Luna dan memberikan Luna satu kecupan lagi di ujung hidungnya. Luna hanya mengangguk dan detik berikutnya Rafa sudah benar-benar bangun dan keluar dari kamar itu untuk memberikan Luna tidur yang baik. Saat Rafa keluar dari kamar itu dan langsung keluar dari unitnya, Rafa iseng mengecek ponselnya dan mengecek CCTV yang masih terpasang di unit Johanes dulu, dan baru saja Rafa memencet nomer

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN