Agam

1533 Kata
Freya menatap ketiga pria yang sedang duduk di depan pintu perpustakaan dengan bingung. Mereka bertiga seperti nya bukan hanya untuk duduk di sini. Tetapi untuk menghalau jika ada orang yang ingin masuk ke dalam perpustakaan. Ya tentu saja mereka mau melakukan hal itu. Pasti Darel yang menyuruh mereka bertiga. Freya menghela napas panjang. Ia sama sekali tidak habis pikir dengan kelakuan Darel kepada diri nya. "Hay Freya!" Sapa salah satu teman Darel kepada Freya. Freya hanya tersenyum membalas sapaan itu. Setelah itu ia pergi dari tempat itu. Freya tidak perduli dengan tanggapan mereka terhadap dirinya. Mungkin saat ini mereka beranggapan jika Freya sombong atau apapun itu. Dan Freya tidak perduli akan hal itu. Freya berjalan agak terburu-buru. Ia tidak ingin Agam curiga jika ia terlalu lama. Akhirnya Freya pun sampai di depan kelas Agam. Freya sudah dapat melihat Agam yang sedang duduk di Koridor sambil memegang handphone nya. Freya yang melihat itu tersenyum tipis. Ia pun langsung berjalan menuju Agam. Freya memegang pundak Agam. "Lama nunggu gue?" Tanya Freya kepada Agam. Agam langsung menganggukkan kepalanya. "Lama banget." Balas Agam. Freya kembali tersenyum. "Sori. Gue kalo jalan gak bisa cepat-cepat. Lagian tadi di sana itu rame banget orang nya. Makannya gue lama." Ucap Freya membuat alasan. Agam yang sudah tau sifat Freya hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia sudah tau tabiat Freya Ini. "Bohong banget sih temen gue ini." Ucap Agam dan mengacak rambut Freya. "Lo tau aja gue lagi bohong." Balas Freya lagi. Agam menghentikan mengacak rambut Freya. Ia menurunkan tangan nya dan tersenyum tipis kepada Freya. "Gue udah kenal sama lo dari lama, Freya. Gue tau kalau lo lagi bohong. Gue juga tau kalau lo lagi nyembungiin sesuatu dari gue. Gue tau segalanya tentang lo. Jadi lo gak bisa bohong atau nipu gue. Ngerti?" Tutur Agam kepada Freya. Freya yang mendengar itu langsung menatap Agam serius. Ia merasa gugup sekarang. Bagaimana jika Agam sudah mengetahui hubungan dirinya dengan Darel. Freya tidak bisa membayangkan hal itu. Freya menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin Agam tau tentang hubungan dirinya dan Darel. Jika Agam sudah mengetahu semua nya, kenapa ia tidak menyuruh Freya untuk menjahui pria itu. Agam pasti sudah melarangnya. Tetapi ini, Agam tidak melakukan apapun. Jadi Agam masih belum tau tentang semuanya. Pikir Freya. "Ayo kita makan." Ajak Agam kepada Freya. Freya pun langsung menganggukkan kepalanya. Mereka berdua berjalan menuju kantin. Sesampainya di kantin, Freya dan Agam langsung duduk di salah satu tempat yang kosong. "Gue pesen makanan dan minuman dulu. Lo seperti biasa kan?" Tanya Agam. Freya langsung menganggukan kepalanya. Setelah itu, Agam pun pergi untuk memesan makanan untuk mereka. Freya hanya diam. Dia tidak tau harus berbuat apa selama Agam pergi memesan makanan. Ia hanya menatap sekeliling kantin ini. Melihat orang-orang yang sedang santai dan menikmati makanan mereka. Tetapi pandangan Freya teralihkan oleh Darel dan ketiga teman nya itu yang sedang berjalan menuju ke arah dirinya. Freya langsung melebarkan kedua matanya melihat hal itu. Tidak butuh waktu lama, keempat pria itu sudah berada tepat di hadapan dirinya. "Boleh gabung gak?" Tanya Darel kepada Freya. Freya melihat sekeliling nya. Dan benar seperti dugaannya. Orang-orang di kantin ini sekarang sedang menatap ke arah dirinya. "Boleh gak?" Tanya Darel lagi. Freya kembali menatap kearah Darel. Ia tidak tau harus berkata apa. "Tidak ada balasan berarti boleh." Putus Darel. Mereka pun langsung duduk di kursi tempat Freya. Freya hanya bisa menghela napas panjang. Darel memilih duduk di samping Freya. Ia tersenyum kepada Freya. "Lo ngapain di sini?" Tanya Freya kepada Darel. Ia sangat kesal sekarang. "Mau makan." Balas Darel singkat. "Mata lo buta? Itu masih banyak tempat yang kosong. Kenapa lo milih disini?" Tanya Freya lagi. "Mana? Kok gue gak lihat." Balas Darel tanpa rasa bersalah. "Darel.. Lo lupa sama persyaratan yang gue bilang. Gue gak mau ada orang yang tau. Pindah sekarang." Freya benar-benar kesal sekarang. "Lo terlambat. Sepertinya udah banyak yang tau. Lihat itu. Mereka bahkan ada yang foto kita." Darel menunjuk beberapa orang yang memang seperti nya sedang memfoto mereka berdua. Tidak lama kemudian, Agam datang dengan nampa yang berisikan makanan untuk dirinya dan Freya. Ia sangat terkejut melihat kehadiran Darel dan kawan-kawan nya itu di teman nya. "Frey?" Ucap Agam ketika sudah berada di depan Freya. Ia menatap Freya seolah bertanya kenapa mereka ada di sini. "Gue gak tau." Ucap Freya kepada Agam. Agam menghela napas panjang. Ia memberikan makanan dan minuman Freya. Setelah itu ia pun duduk di samping teman Darel dan ingin memakan makanan nya. Tetapi belum sempat Agam memakan makanannya, piring Agam langsung ditarik oleh Darel. Agam yang melihat itu langsung menatap Darel tajam. Sedangkan Darel, ia malah tersenyum seolah-olah tidak melakukan apapun. "Thans bro." Ucap Darel kepada Agam. Setelah itu Darel memakan makanannya. Ia sangat menikmati makanan yang ia ambil dari Agam. Darel kembali menatap Agam. Kali ini ia sedikit terganggu dengan kehadiran Agam di sini. "Kalian gak kesempitan duduk berempat di situ?" Tanya Darel kepada temannya. Teman-teman Darel yang langsung mengerti maksud Darel langsung menganggukkan kepalanya. "Sempit banget, bro." Balas mereka. Padahal bangun panjang itu cukup luas untuk mereka berempat. Darel menganggukkan kepalanya. Detik berikut nya ia kembali menatap Agam. "Kasiahan temen gue kesempitan. Lo bisa cari tempat yang lain gak? Itu di sana ada tempat kosong." Ucap Darel kepada Agam. Agam yang mendengar itu sangat kesal. Ia pun langsung berdiri dari duduknya dan meninggalkan tempat itu. Freya yang melihat itu langsung menatap Darel tajam. Ia menatap Darel tidak suka. Ia sama sekali tidak suka jika Agam diperlakukan seperti itu. "Lo gila?!" Tanya Freya langsung. "Enggak. Gue cuman suruh dia pergi aja. Lagian tempat duduknya sempit. Gak muat untuk berempat." Balas Darel. "Gila ya. Lo gak bisa sesuka hati lo untuk ngusir orang. Apalagi ini Agam. Jangan pernah sentuh dia." Ucap Freya. Setelah mengatakan itu, Freya bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Darel. Ia berjalan cepat mengejar Agam. Darel yang melihat itu langsung menggepalkan tangannya. Ia sangat kesal mendengar perkataan Freya yang seperti itu. "Kelihatannya ada hubungan lebih dari teman di antara mereka berdua." Ucap Salah satu diantara teman Darel. Darel yang mendengar itu malah tambah emosi. Ia menatap teman nya tersebut dengan tajam. "Sori." Sambung teman Darel lagi ketika melihat tatapan Darel. --- "Kita makan di tempat yang lain aja gimana?" Tanya Freya kepada Agam. Ia sebenarnya merasa bersalah kepada Agam. Ia tidak tega melihat Agam diperlakukan seperti itu. "Udah lah gue males untuk makan. Pulang kuliah nanti aja gue cari makan." Balas Agam. "Gue tadi juga belum makan kok, Gam. Masa iya lo gak aja gue. Kita makan bareng di kafe yang biasa itu ya? Gue udah kangen gak makan di sana." Ajak Freya. Agam menoleh sebentar ke arah Freya detik berikut nya ia langsung menganggukkan kepalanya. Freya tersenyum dengan lebar melihat itu. Agam memang benar-benar tidak akan pernah bisa marah kepada dirinya. Apalagi hanya masalah sepele seperti ini. "Lo tadi kenapa gak melawan sih. Lo kok diem aja? Gue kesel lihat lo diem aja. Orang-orang kayak gitu tuh harus di ladenin biar dia diam." Ucap Freya. "Biarin aja lah. Gue males ribut sama orang gak penting. Orang kayak gitu, kalau di ladenin makin senang. Makannya gue diem aja." Balas Agam kepada Freya. "Terus lo langsung tinggalin gue gitu aja, gitu? Tega ya lo. Lo bahkan gak ajak gue untuk pergi. Lo tinggalin gue sama mereka. Gue takut tau." Tutur Freya lagi. Agam tersenyum mendengar itu. Ia mengelus lembut rambut Freya. "Gue tau kok lo akan nyusul gue. Makannya gue perlambat jalan gue. Lo gak mungkin biarin gue digituin. Iyakan?" Freya langsung menganggukkan kepalanya. Ia tersenyum juga melihat senyuman Agam. "Gue gak akan biarin orang lain ngehina lo. Kalau ada yang gituin lo, gue orang pertama yang ada di depan lo. Karena lo orang yang sangatttt berarti buat gue." Ucap Freya kepada Agam. Dia menyenderkan kepalanya di bahu Agam. Agam tersenyum melihat Freya seperti itu. Ia sangat menyukai jika Freya bersikap seperti itu kepada dirinya. "gue seneng lo bilang gitu. Gue juga akan jadi orang yang pertama kalau lo di sakiti sama orang." Balas Agam kepada Freya. --- Freya melahap makananya dengan lahap. Ia sudah sangat lapar. Kalau saja Darel tidak mengusik makannya di kantin tadi, ia pasti tidak akan selapar ini. Agam hanya tersenyum melihat Freya seperti itu. "Lahap bener. Pelan-pelan Frey.. nanti lo keselek." Ucap Agam meningkatkan Freya. "Gue laper." Balas Freya. Ia kembali melanjutkan makannya. Tapi perhatian Freya teralihkan ketika mendengar dering handphone nya yang berbunyi. Freya mengambil handphone nya. ketika melihat nama yang tertera di handphone itu, ia langsung kembali mengembalikan handphone ke tas. Ia sangat malas mengangkat panggilan dari orang yang sudah membuat Agam kesal. "Siapa?" Tanya Agam kepada Freya. "Orang gak penting." Balas Freya. "Tau dari mana lo dia gak penting? Mungkin aja dia mau ngomong yang penting. Angkat aja dulu." Tutur Agam kepada Freya. Tetapi Freya sama sekali tidak mengindahkan perkataan Agam. Ia kembali menlanjutkan makannya. Dering berikutnya berbunyi. Dan sama seperti tadi, Freya sama sekali tidak mengangkat panggillan tersebut. ia benar-benar tidak mau lagi berurusan dengan Darel. "Angkat Frey. Itu mungkin bener-bener penting sampai dia nelpon berkali-kali gitu." Ucap Agam. "Udah lebih baik lo nikmati makanan lo itu. Ini yang nelpon gak tau siapa. Makannya gak gue angkat." Balas Freya. Agam pun percaya dengan ucapan Freya. Mereka pun kembali melanjutkan makan mereka tanpa memperdulikan panggilan dari Darel itu. ---
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN