Alena merapikan rambutnya yang tertiup angin. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar dengan alis bertautan. Gadis yang memakai dress selutut dengan tas selempangnya itu sengaja mengikuti Syahir sampai ke tempat tinggalnya Athan hanya untuk meminta maaf. Tidurnya tidak tenang karena masih kepikiran soal Syahir yang enggan berbicara dengannya. Alena pun sekilas menyelipkan rambutnya ke belakang telinga lalu melangkah mendekat ke arah pintu panti asuhan di depannya itu dengan sekilas menarik nafas panjang. Berusaha memberanikan diri karena sedari tadi merasa cemas akan tanggapan Syahir nanti padanya. Cemas kalau Syahir nanti akan kembali bersikap dingin padanya. Karena Alena kali ini benar-benar sudah keterlaluan. Ia pun menjulurkan tangan, mengetuk pintu pelan dengan membuang nafas kasar.
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari