Part 04

1028 Kata
            Jangan lupa buat follow ig aku ya!             Nama i********: : @fhieariati_97             *olc* Eros berjalan cepat menuju meja tempat Debi duduk, namun, langkahnya terhalang oleh beberapa pengunjung restoran yang sangat ramai. Membuat Eros berdecak kesal dan ingin membunuh mereka semua. Eros kembali melangkahkan kakinya dengan cepat, tapi, matanya tidak melihat keberadaan Debi lagi. Sial. Sial. Sial. Pasti Debi sudah pergi. Eros mengumpat dan kembali ke mejanya dan menatap Zamir dengan rasa frustrasi-nya, karena Debi tidak ditemukannya kembali. Zamir menatap bingung pada Eros, dan menatap pada meja Debi. Lalu dirinya mendesah kasar. Lagi dan lagi, Debi menghilang. Zamir menatap nanar pada Eror dan merasa iba pada sahabatnya itu. Tidak bisa bertemu dengan Debi. "Debi sudah pergi?" tanya Zamir ketika Eros kembali duduk didepannya dengan keadaan lesu dan tidak bersemangat sama sekali. Eros mengsngguk dan tertawa sumbang. Mungkin kesalahannya memang sangat fatal, hanya menjadikan Debi seorang taruhan dan memerkosa gadis itu. Setelah itu Eros menghilang dan tidak mengabari Debi lagi. "Ya, aku tidak bertemu dengannya. Aku akan berada lama di Prancis," jawab Eros. Eros akan menemukan Debi, meminta maaf pada wanita itu. Eros memohon untuk memaafkan dirinya, karena dirinya telah mencampakkan Debi begitu saja. Zamir mengangguk, ia sangat tahu penyesalan yang dirasakan oleh Eros. Dan cinta Eros pada Debi sangatlah besar. "Kau memang harus berada di sini. Aku tidak ingin melihatmu murung dan bersedih terus. Ah... apakah aku tampak seperti seorang kekasih yang mengkhawatirkan kekasihnya yang sedang sedih?" tanya Zamir mendapatkan tatapan tajam dari Eros. "Aku merinding mendengarnya." Eros melemparkan Zamir menggunakan garpu, yang langsung dapat dielakkan oleh pria itu. "Kau kejam sekali. Aku ingin menghibur dirimu. Aku yakin, kalau kau akan bertemu dengan Debi nantinya. Prancis tidak terlalu luas." Eros mendengkus mendengar ucapan sahabatnya. Dan mengabaikan ucapan Zamir. Eros tampak berpikir keras, apakah mungkin yang dilihatnya tadi sungguh Debi. Gadisnya tampak cantik. Bahkan tampak sangat dewasa sekarang. Eros memegang dadanya, dan merasakan dadanya berdebar lebih kencang dan ingin segera bertemu dengan Debi. Eros memang harus tinggal di prancis untuk beberapa lama, agar dirinya bisa berjumpa lagi dengan gadisnya itu.             “Kau mengatakan Prancis tidak terlalu luas. Apakah kau sudah gila? Coba kau mengelilingi Prancis sambil jalan kaki, apakah memang tidak terlalu luas. Kalau kau memang tidak lelah nantinya, kau bisa mengabarkan aku, dan mengatakan Prancis memang tidak luas.” Eros kesal dengan sahabatnya ini.             Prancis sangat luas, dan dirinya harus mencari Debi—yang tidak tahu di mana dan Zamir yang menghibur dirinya, membuat Eros tidak puas sama sekali. Eros masih memikirkan gadis yang diperkosanya itu, dan dengan bodoh dirinya pergi setelah memerkosa gadis itu. Dirinya sungguh berengsek.             “Untuk apa aku jalan kaki. Aku punya mobil dan motor. Aku tidak akan sudi jalan kaki, kau sudah tahu, kalau aku tidak mau lelah-lelah hanya jalan kaki. Percuma saja yang menciptakan mobil dan motor, kalau tidak dimanfaatkan sebaik mungkin.”             Eros tertawa pelan, mendengar gerutuan dari Zamir. Eros tahu, kalau Zamir tidak akan pernah mau jalan kaki. Beberapa kali  Eros pernah menyuruh Zamir untuk jalan kaki. Dan sahabatnya itu pasti selalu mengatakan.             “Aku lahir dengan mobil dan motor. Kau tidak usah menyuruhku jalan kaki.”             Eros tidak bisa menahan tawanya, setiap sahabatnya itu mengatakan hal seperti itu. Memang zaman sekarang, orang-orang sangat malas jalan kaki. Sudah angkutan umum, mobil, motor, sepeda, dan lainnya. Dan untuk apa membuang tenaga jalan kaki.             “Aku tidak yakin akan bertemu dengan Debi. Aku sangat menyesal. Aku sungguh menyesal, akau akan bersujud di kakinya saat aku bertemu dengan dirinya nanti, dan tidak akan pernah menyakiti Debi lagi. Debi adalah wanita yang sangat baik dan tidak pantas untuk disakiti.”             Zamir menatap iba pada sahabatnya itu. Memang Debi wanita yang sangat baik. Zamir bisa melihat betapa tulusnya Debi pada Eros—tak ada sedikit pun terlihat, kalau Debi menginginkan harta Eros.  Mengingat Debi juga berasal dari keluarga yang kaya juga.             “Aku yakin kau akan bertemu dengannya. Kau jangan patah semangat. Kalau memang itu bisa membuat Debi kembali padamu, kau memang harus melakukannya. Aku akan mendukung apa pun yang ingin kau lakukan. Aku juga yakin, Debi masih mencintaimu.”             Eros yang mendengar ucapan Zamir tersenyum. Dan sudah tidak sabar untuk bertemu kembali dengan Debi—kekasinya. Ya. Eros masih menganggap Debi kekasihnya. Eros tidak akan pernah mengakui Debi sebagai mantannya. Debi adalah kekasihnya—yang akan menjadi istrinya nanti.             “Aku sangat beruntung memiliki sahabat sepertimu. Kau selalu mendukung apa pun yang aku mau, dan tidak pernah membuatku patah semangat.” Eros memang sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Zamir—yang selalu mendukungnya dan meyakinkan dirinya.             Zamir mengibaskan tangannya. Salah tingkahv dipuji seperti itu oleh Eros. Dirinya bukan salah tingkah, tapi, sangat bangga pada dirinya sendiri. Ternyata dia bisa bijak juga ternyata.             “Ah … kau tidak perlu berkata seperti itu. Sahabat memang harus saling mendukungkan?” tanya Zamir tersenyum.             Eros tertawa pelan dan mengangguk. Memang sahabat harus saling mendukung dan memberi semangat. Sahabat adalah tempat mengadu pertama kali, dan tidak akan membuat kita merasa sendirian. Adanya sahabat, malahan membuat kita adanya tempat untuk berkeluh kesah dan menceritakan kesedihan kita.             “Aku masih tidak menyangka, kalau kau ternyata bijak juga,” ucap Eros.             Zamir tertawa mendengarnya. Ia tertawa terbahak dan tidak menyangka juga tentang dirinya. “Aku juga tidak menyangka,” ucap Zamir.             “Aku mau pulang ke apartemenku. Kau mau pulang sekarang? Besok pagi aku akan mulai mencari Debi.” Eros menatap pada Zamir, yang masih tenang dengan minuman di tempat duduknya.             “Kau pulanglah dulu. Aku ada janji dengan seseorang, kau tahu jelas orang itu,” ucap Zamir meminum minumannya.             Eros mengangguk, ia tahu siapa orang yang Zamir maksud. Kekasih Zamir. Kekasih Zamir orang Prancis dan mereka berdua sepertinyab memang memiliki janji bertemu. Eros sebelum pergi meneguk minumannya dan melambaikan tangannya pada Zamir.             Zamir membalas labaian tangan Eros dan mendoakan Eros untuk segera bertemu dengan Debi. Dan Eros akan bahagia nantinya. Zamir tidak bisa melihat Eros menderita dalam penyesalan lagu nantinya, dan membuat Eros terus menerus melarikan pikirannya ke minuman, pekerjaan, dan merokok.             Zamir tidak mau Eros menyiksa diri lebih lama lagi. Seseorang berhak untuk bahagia. Dan Eros  berhak juga untuk mendapatkan kebahagiaan. Zamir yakin, kebahagiaan akan menghampiri sahabatnya itu. cepat atau lambat, kebahagiaan itu memang datang pada diri Eros. Mudahan saja.             Zamir akan selalu mendoakan Eros. Sahabatnya yang pernah melakukan kesalahan. Namun, Eros mau mengakui kesalahannya dan akan memperbaiki kesalahannya. Eros pantas mendapatkan kesempatan kedua dari Debi.             *olc*  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN