Arthur terlihat terdiam di tempatnya setelah melihat bagaimana kondisi kamar pamannya itu dan apa saja yang ada di dalamnya.
"Apa semua ini????"
• • • • •
Arthur tampak terkejut di sana. Bukan karena melihat kamar Pamannya itu berantakan. Kamar Pamannya itu bahkan terlihat lebih rapi dari kamarnya sendiri. Yang membuat Arthur terkejut adalah kamar itu penuh sekali dengan catatan-catatan seperti milik seorang agen rahasia yang tengah melakukan penyelidikan akan sesuatu.
Ada juga sebuah komputer yang masih menyala juga di sana membuat Arthur penasaran apa yang sedang dikerjakan Pamannya itu sebenarnya dan dari mana pria itu memiliki semua barang mahal itu? Arthur yakin tidak mungkin pamannya menabung dari uang yang diberikannya selama ini jadi, dari mana Pamannya mendapatkan uang?
"Apa Paman menyembunyikan sesuatu dariku?" ucap Arthur kemudian terlihat berjalan ke arah komputer yang masih menyala itu dan duduk di kursi yang ada di sana.
Arthur tidak mengerti kenapa Pamannya memiliki catatan tentang kata sandi dan hal penting lainnya yang diletakkan tepat di sebelah komputer itu seolah pamannya memang menyiapkan itu semua untuknya. Kenapa Arthur beranggapan seperti itu? Karena catatan yang berada di bagian paling bawah pada kertas itu membuat semuanya jelas, saat terlihat pamannya menuliskan permohonan maaf padanya di sana.
Arthur mulai mengotak-atik komputer Pamannya itu untuk mencari tahu sesuatu yang mungkin bisa menjadi petunjuk untuknya. Dan baru saja dia membuka sandi komputer itu Arthur melihat fotonya saat masih kecil yang dijadikan background oleh Pamannya.
Arthur memutuskan untuk membuka penyimpanan komputer pamannya dan siapa yang menyangka jika banyak sekali data dan file di sana.
Tapi ada satu file yang cukup membuatnya tertarik. Judulnya adalah 'Who is Arthur's Family?'.
Karena tidak mau berlama-lama akhirnya Arthur langsung membuka file itu dan mempelajarinya.
Arthur tidak tahu harus percaya atau tidak pada file itu karena di sana mengatakan jika orang tua kandungnya mungkin saja sudah melakukan transit ke atas sana. Di dalam situ dikatakan jika itu adalah asumsi Pamannya setelah melewati penyelidikan panjang.
Arthur memijat keningnya terasa pusing. Ia memutuskan untuk tidak mau membaca file itu lebih lanjut karena ia tidak mau berharap apa pun. Sedari kecil dia hanya mengetahui fakta jika dia adalah seorang yatim piatu. Dia tidak mau pusing dan menjadi terbebani dengan pertanyaan yang akan dibuatnya sendiri nanti.
Pandangan Arthur tanpa sengaja menangkap sesuatu yang cukup membuatnya merasa ingin tahu.
Pria itu terlihat berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati dinding tempat dimana sebuah foto yang tadi cukup menarik perhatiannya itu tertempel rapi.
"Apa ini? Kenapa Paman beranggapan mereka orang tuaku?" ucap Arthur saat melihat catatan Pamannya di sebelah foto yang tertempel di dinding itu.
Arthur kemudian melihat catatan lainnya yang dibuat pamannya itu. Benang-benang merah yang juga tertempel di sana, membuatnya lebih mudah untuk memahami catatan Pamannya itu.
"Aku masih tidak mengerti kenapa Paman melakukan semua ini? Kenapa dia juga tidak memberitahuku sebelumnya? Apakah karena semua ini dia ingin sekali melakukan transit ke atas sana?" ucap Arthur terlihat kebingungan mendapati fakta baru yang begitu mengejutkannya itu.
Arthur menatap sekeliling kamar Pamannya itu dengan ekspresi yang tak bisa dijabarkan. Ia ingin marah, kesal, dan menuntut penjelasan kepada Pamannya itu tapi ia tahu benar jika apa yang Pamannya lakukan itu sepenuhnya hanyalah untuknya. Dan Arthur membenci itu.
'Kenapa Paman melakukan ini? Aku baik-baik saja tinggal bersama Paman di sini. Aku tidak peduli dengan siapa sebenarnya orang tua kandungku dan dimana mereka. Jika mereka tidak pernah berusaha mencariku kenapa Paman harus repot mencari mereka untukku? Sesekali pikirkanlah diri Paman sendiri. Jangan selalu memikirkan aku seperti ini. Apa yang harus kulakukan sekarang,'
• • • • •
Keesokan harinya...
Setelah kejadian kemarin menemukan rahasia di dalam kamar Pamannya, Arthur terlihat seperti orang linglung. Saat bekerja dia juga tidak bersemangat seperti biasa.
Seperti sekarang, ia memang sedang berjalan santai dalam perjalanan pulang menuju rumah tapi pikirannya tengah berada di tempat lain.
Arthur seketika berhenti saat melihat papan iklan di layar besar yang dilewatinya.
Jika sebelumnya dia tidak peduli dengan iklan tentang teknologi dan sebagainya, kini dia merasa sedikit tertarik karena model di dalam iklan itu adalah orang yang sama seperti yang ada di dalam foto yang ada di dalam kamar Pamannya. Orang yang diduga pamannya sebagai orang tuanya.
'Jika benar mereka adalah orang tuaku, mereka sungguh jahat sekali menelantarkanku di sini sementara mereka hidup dengan nyaman di atas sana. Seharusnya sejak awal aku tidak pernah tahu tentang mereka. Meski masih belum tentu kebenarannya sekarang, tapi entah mengapa aku merasa kesal sekali melihat mereka terlihat bahagia di dalam iklan ini,' batin Arthur dalam hati.
Arthur langsung bergegas pergi dari sana setelah cukup lama mengamati iklan itu dalam diam.
Dan siapa sangka saat ia sampai di kawasan rumahnya, ia mendapati orang-orang penghuni rusun sudah ramai sekali di halaman dan tengah mengamati monitor besar yang terlihat tengah menyiarkan berita. Arthur yang merasa penasaran akhirnya ikut menonton di sana.
"Berita tentang Mark Jefferson yang tengah terbaring sakit tentu saja menggemparkan seluruh dunia dan baru-baru ini ditemukan surat wasiatnya berupa rekaman video yang beredar viral di jagat maya. Berikut videonya..."
Arthur yang tadinya ingin pergi karena merasa berita itu tidaklah cukup penting untuknya tapi,
"Hei, kau! Jangan pergi. Karena kau akan menyesal jika tidak mendengarkan rekamanku ini sampai habis. Karena dalam hitungan ketiga setelah ini, aku yakin tanah yang kau pijak akan bergerak. 3... 2... 1..."
Arthur langsung berjongkok saat terasa gempa bumi sementara orang-orang lainnya terlihat berhamburan ke sana-kemari karena ketakutan. Gempa itu hanya sebentar dan setelah gempa itu berhenti Mark di dalam video itu terdengar tertawa sebelum akhirnya kembali berbicara,
"Tenang-tenang. Ini hanya getaran kecil saja. Belum ledakan besar yang nantinya akan terjadi sekitar 504 jam dari sekarang, bumi akan hancur karena aku sudah menanam bom di dekat inti bumi dan aku yakin itu cukup untuk menghancurkan bumi beserta isinya,"
Arthur sama sekali tidak terkejut dengan kegilaan yang dilakukan Mark itu. Mark memang seseorang yang jenius yang gila. Pasti ada rencana yang sudah disiapkan Mark dibalik bom itu.
"Tapi tenang saja. Kalian tidak perlu takut. Aku akan memberikan satu kesempatan untuk bumi agar bisa selamat. Karenanya bersamaan dengan aktifnya bom ini, aku resmi merilis game Time Lock. Tepuk tangan... tepuk tangan..."
Arthur menyeringai karena tebakannya benar. Mark selalu seperti itu sejak dulu. Dia sangat mengenal pria itu.
"Ada sebuah kunci di level terakhir di dalam game yang akan diberikan kepada seseorang yang pertama kali bisa mencapai level tersebut. Satu kunci untuk satu pemenang dan pahlawan yang akan menyelamatkan bumi dari kehancuran dan siapa pun dia, orang itu juga akan mewarisi seluruh hartaku jika aku memang jadi meninggal. Jadi selamat bertualang untuk mendapatkan kunci itu dan ya, bayangkan menjadi seorang miliarder kaya seketika dalam waktu sehari. See ya,"
Arthur melihat semua orang terlihat meremehkan ucapan Mark di sana tapi, setelah layar monitor menunjukkan hitungan mundur semua orang terlihat panik.
Arthur sendiri langsung berjalan pergi dan hendak naik ke rumahnya karena merasa ia tidak memiliki urusan lagi di sana dan tidak mau mengurusi masalah itu.
Arthur sudah berjanji untuk tidak bermain game lagi dan dia akan menepatinya. Lagi pula mau bumi baik-baik saja ataupun hancur, ia sudah tidak peduli lagi. Tidak ada bedanya baginya.
'Jika saja Paman masih ada, pasti dia akan mendorongku untuk ikut dan memenangkan game ini bagaimanapun caranya tapi, dia sudah tidak ada, sekarang. Jadi aku pun merasa tidak memiliki alasan khusus untuk ikut serta di dalam game itu. Pasti ada seseorang yang bisa memenangkan game ini tanpa harus aku ikut di dalamnya. Aku yakin itu,'
Bersambung...