Arthur terlihat menempelkan tulisan 'Do not distrub!' di depan pintunya sebelum akhirnya ia menutup dan mengunci pintunya dari dalam.
Arthur berjalan cepat menuju ruang game nya dan langsung mengambil kardus berisi peralatan game yang beberapa hari yang lalu sudah dikemas dan diletakkannya di sudut ruangan itu.
Dibukanya perekat kardus itu dan dikeluarkan semua peralatan game yang ada di dalamnya.
Arthur merakit kembali alat-alatnya itu dan diletakkannya kembali di tempat semula sebelum dia mengemasnya kemarin.
Dan saat menghidupkan kaca mata VR nya Arthur melihat banyak sekali pesan masuk dari Orocichris di sana. Tanpa membaca pesan itu lebih dulu, ia langsung bersiap di posisinya dan memakai kaca mata VR itu tanpa menunggu lama lagi dan,
"Wellcome to the M2..."
●♤♡◇♧●
Yasha langsung berjalan cepat menuju garasi tempat dimana biasa menghabiskan waktu bersama Orocichris di sana.
Untuk menghemat waktu, Yasha memutuskan memasuki portal ke mana saja dan sampailah dia di depan garasi.
Pintunya tertutup, tanda jika Orocichris ada di dalam sana.
"Hei! Oroci! Dimana kau?!" teriak Yasha setelah ia masuk dan menutup pintunya kembali.
"Oro---- Awwww!"
Yasha memegangi kepalanya yang baru saja dipukul oleh seseorang dari arah belakangnya. Ia tentu saja langsung memutar tubuhnya dan di sana terlihat Orocichris menatapnya kesal dan marah.
"Santai dulu kawan, aku bisa menjelaskannya. Aku mengalami banyak kesulitan di dunia nyata jadi—"
"Syukurlah kau datang, Yasha! Aku sangat membutuhkanmu di sini. Kau tahu, aku hampir gila memikirkan kemungkinan dirimu tidak akan kembali bermain game lagi. Aku sangat sedih, kau tahu," ucap Orocichris tiba-tiba memeluknya di sana.
"Kenapa denganmu ini? Kau menangis? Aku hanya pergi beberapa hari dan kau berubah menjadi cengeng? Katakan kau bergaul dengan siapa selama aku tidak ada? Kenapa jadi sensitif begini? Hahaha..." ucap Yasha mengejek temannya itu membuat Orocichris langsung melepaskan pelukannya dan mendorong temannya itu menjauh.
"Aku sedih karena berfikir kau tidak akan membayar hutangmu padaku. Hutangmu banyak kepadaku, 'kan? Bayar sekarang," ucap Orocichris beralasan membuat Yasha menggeleng tak percaya.
"Kau tenang saja. Ayo kita belanjakan uang yang berhasil kudapatkan saat menang waktu itu. Sekalian kita bahas mengenai game Time Lock. Kau sudah mencobanya, 'kan?" ucap Yasha kemudian berjalan keluar dari garasi diikuti oleh Orocichris di belakangnya.
"Game itu sangat sulit, kawan. Hanya orang cerdik saja yang bisa melewatinya. Karena setiap langkah yang kau ambil seperti sebuah jebakan yang akan membuatmu gagal dan kembali ke garis start," ucap Orocichris membuat Yasha terlihat berpikir keras di sana seolah membayangkan bagaimana gambaran game itu di dalam benaknya.
"Sudahlah. Kita bahas tentang ini nanti. Kita harus bersenang-senang dengan menghabiskan uang kemenanganku saat itu hari ini. Oh ya, berapa hutangku padamu?" ucap Yasha membuat Orocichris tertawa lebar dan $250 itu sudah kuhitung sekalian bunganya," ucap Oroci membuat Yasha tertawa dan memukul lengan temannya itu cukup keras.
"Baiklah, aku akan mengirimkannya," ucap Yasha kemudian terlihat sibuk dengan jam tangannya di sana.
"Woah, banyak sekali?? $500? Kau serius?" tanya Oroci terlihat tak percaya dan tampak senang sekali di sana.
"Anggap saja itu hadiah perpisahan dariku. Seandainya dunia ini benar-benar akan hancur sebentar lagi, aku senang sudah bisa membuatmu senang meski di dunia nyata kita tak saling mengenal. Sungguh senang bisa bertemu denganmu, Oroci. Kau teman terbaik yang pernah kupunya," ucap Yasha sambil merangkul pundak temannya itu, membuat Orocichris langsung membalas merangkul pundaknya.
"Jangan seperti itu. Aku mengenalmu dengan sangat baik. Kau orang paling jenius yang pernah kutemui. Aku yakin kau bisa memecahkan game ini cepat atau lambat. Aku akan membantumu. Kita akan bekerja sama. Kita akan menyelamatkan dunia bersama. Bagaimana? 2 pria keren yang menyelamatkan dunia bersama. Kedengaran bagus, 'kan?" ucap Oroci membuat Yasha tertawa di sana.
Seolah kesedihannya di dunia nyata hilang seketika saat ia berkumpul dengan temannya seperti itu.
"Hei! Kita sudah sampai! Ayo masuk!"
Orocichris membuat lamunan Yasha buyar seketika.
Yasha terlihat menggeleng kecil saat melihat Orocichris berlari masuk ke dalam toko alat dan perlengkapan game dengan semangat di sana.
Sementara Yasha terlihat terdiam sebentar melihat iklan di depan toko itu yang menampilkan peralatan game terbaru.
"Aku harus membeli itu," ucap Yasha kemudian berlari masuk ke dalam toko menyusul Oroci.
"Lihat! s*****a ini cocok untukku, 'kan?" ucap Orocichris sambil menunjukkan s*****a yang tengah dipegangnya saat ini. Sepertinya temannya itu habis membeli sebuah sarung tangan yang terbuat dari besi dan tentu saja berat itu, tapi temannya itu terlihat cocok mengenakannya karena tubuh Oroci memanglah tinggi besar. Seperti musuh Avangers. Siapa ya namanya? Oh ya, Thanos.
Temannya itu sangat mirip dengannya. Hanya saja tubuh Orochi berwarna hijau seperti Hulk.
"Bagus, sekali. Itu yang kau juluki sebagai tangan Thor, 'kan?" ucap Yasha membuat Orochi mengangguk dan tertawa senang.
"Jadi kau mau beli apa?" tanya Orochi membuat Yasha terlihat kembali berjalan-jalan dan melihat sekelilingnya.
"Entahlah. Aku merasa ingin membeli semuanya. Tapi aku menginginkan beberapa benda sebenarnya. Nah itu dia," ucap Yasha kemudian terlihat berlari menghampiri sebuah benda yang melayang seperti di tempat pameran.
Ya. Di toko itu memang seperti itu. Semua benda yang dijual di pajang di etalase tanpa kaca dan ada jumlah stok yang tersedia di bawahnya beserta harga yang harus dibayar jika seseorang berniat membelinya.
"Bom waktu? Itukan mahal sekali? Kau yakin?" tanya Orocichris meyakinkan temannya itu.
"Tentu saja aku yakin. Ini akan berguna saat kita berada di game Time Lock. Aku yakin," ucap Yasha kemudian membeli s*****a itu dan langsung memasukkan senjatanya ke dalam tempat penyimpanannya melalui jam tangan yang dikenakannya setelah membayarnya.
"Yaya.. saat kau sudah melakukan sesuatu pasti kau memiliki rencana dibaliknya. Lalu kau mau beli apa lagi?" ucap Orocichris penasaran.
Yasha terlihat tersenyum sebentar sebelum akhirnya berlari menuju ke tempat di mana s*****a yang ingin dibelinya itu terpajang ditengah toko ini.
Senjata unik mahal yang hanya bisa kau beli sekali dan juga hanya bisa kau gunakan sekali di dalam game ini.
Senjata apakah itu?
"Wow.. wow... kau serius? Kau mau membeli nyawa tambahan ini? Ini setara $2000 dollar, kawan," ucap Orocichris memastikan tindakan temannya itu karena menghambur-hamburkan uang di dalam game bukanlah kebiasaan Yasha.
Ini adalah pertama kalinya temannya itu bertingkah aneh. Hal itu sudah dirasakan Oroci sejak temannya itu memberikan $250 dollar padanya tadi. Itu jumlah yang tidak sedikit. Dan sekarang Yasha mau menghabiskan $2000 dollar untuk membeli 1 item s*****a saja? Itu sungguh bukan dirinya.
"Kau sendiri yang bilang game ini sulit kan. Aku yakin ini akan berguna nanti. Aku juga bisa mati dalam game ini dan kau tahu sendiri jika aku tidak suka mengulangi sebuah game dari awal lagi setelah aku mati jadi aku serius untuk membelinya," ucap Yasha penuh percaya diri dan langsung membelinya dan disimpannya s*****a itu di tempat yang aman. Di dalam inventori miliknya.
"Lalu apalagi yang ingin kau beli sekarang?" tanya Orochichris membuat Yasha terlihat berpikir sebentar di sana.
"Entahlah. Ayo kita lihat-lihat dulu saja. Tapi kurasa aku ingin membeli baju Fiber-X. Tapi aku juga ingin membeli kubus dimensi. Hanya saja aku tidak yakin apakah alat itu akan berguna atau tidak," ucap Yasha membuat Orochi langsung menjawab,
"Itu terserah padamu tapi-"
"Kau lihat mereka? Mereka seperti mengikutiku sejak tadi, 'kan? Biasanya kau selalu tahu lebih dulu jika ada orang yang mengikuti kita tapi sekarang kau-"
"Ayolah, Yasha. Kau sendiri yang bilang padaku untuk jangan terlalu sensitif, 'kan? Mungkin saja mereka hanya melihat-melihat di sini. Sudahlah ayo pergi," ucap Oroci membuat Yasha merasa aneh dan masih tetap melihat cermin yang membuatnya tahu jika dua orang yang berada tak jauh di belakangnya itu mengikutinya sejak tadi.
"Kenapa aku merasa ada yang aneh juga denganmu? Aku akan mencari tahu sendiri apa tujuan mereka mengikutiku sejak tadi," ucap Yasha kemudian terlihat langsung membalikkan badannya dan berlari untuk menangkap dua orang yang membuntutinya tadi.
"Hei! Tunggu! Yasha!"
Oroci langsung berlari menyusul temannya itu mencoba menghentikannya tapi, Yasha terlihat tidak mendengarkannya dan tetap berlari mengejar penguntit itu.
"Hei!! Berhenti kubilang!!"
Yasha terus berteriak dan berlari mencoba mengejar penguntit itu tapi sepertinya itu adalah hari sialnya karena dua orang yang dikejarnya tadi berhasil kabur dengan memasuki ruang teleportasi.
Yasha tidak tahu keduanya berteleportasi ke mana dan itu membuatnya merasa sangat kesal.
"Sudahlah ayo kita pulang saja dan aku akan menjelaskan semuanya tentang arena level satu di dalam game Time Lock itu. Ayo," ucap Oroci mencoba membujuk Yasha di sana tapi,
"Kau mengenal mereka, 'kan? Kau tahu sesuatu, 'kan? Pasti begitu. Aku sangat mengenalmu," ucap Yasha membuat Oroci terlihat gugup dan,
"Ti-tidak. Kenapa aku mengenal mereka? Sejak kapan aku mengenal mereka?" ucap Oroci terlihat terbata-bata membuat Yasha semakin yakin dengan anggapannya tadi tapi,
"Jika kau berusaha memanfaatkanku atau mungkin mencoba mengkhianatiku, kau tahu sendiri apa yang bisa kulakukan, 'kan?" ucap Yasha membuat Oroci menatapnya sedikit takut dan mundur beberapa langkah.
"Tidak mungkin aku mengkhianatimu. Kenapa aku harus melakukan itu?" ucap Oroci terlihat berusaha kembali santai.
"Entahlah. Mungkin selama aku tidak ada di sini kau menjadi berubah. Kau bosan berteman denganku dan-"
"Ayolah, Yasha. Tidak ada yang seperti itu. Persahabatan kita tidak akan bisa tergantikan oleh apa pun di dunia ini. Sudahlah. Ayo kita pulang," ucap Oroci kemudian merangkul pundak Yasha dan mengajaknya pulang bersama.
Sebenarnya Yasha masih merasa curiga pada temannya itu tapi ia memutuskan untuk melihat situasi sampai nanti sahabatnya itu mungkin akan mengatakan semuanya sendiri padanya. Tentang siapa yang mengikutinya tadi. Pasti Oroci tidak akan tahan menyimpan rahasia terlalu lama darinya. Ya. Kita lihat saja.
'Dia kira aku bodoh, ya? Kita lihat sampai kapan kau menyimpan rahasia itu sendiri,'
• • • • •
"Sketsa ini sengaja aku siapkan karena aku tahu kau akan kembali. Kurang lebih peta arena level satu itu seperti ini," ucap Oroci sambil memperlihatkan sebuah hologram yang cukup lumayan besar dan terlihat pada Yasha di sana.
Yasha terlihat mengamati hologram map arena itu dengan teliti. Itu adalah kebiasaannya. Ia tidak mau melewatkan detail kecil pun terlewat.
"Aku sudah mencoba level 1 ini 5x! Dan 6x aku sudah gagal. Padahal yang ke 6x aku sudah serius dan yakin akan bisa melewati level satu ini tapi ternyata itu hal yang mustahil. Game ini mustahil untuk ditaklukkan. Percayalah padaku," ucap Oroci pada Yasha yang masih terlihat serius mengamati hologram map.
"Ya... kelihatannya memang begitu. Karena jika kulihat di setiap langkah akan ada jebakan. Tapi tidak ada hal yang mustahil Oroci. Mark tidak akan membuat game yang tidak bisa dimainkan. Itu akan sia-sia. Dia hanya ingin para pemainnya berpikir lebih keras," ucap Yasha terlihat menulis sesuatu di papan tulis yang biasa digunakannya saat melakukan penelitian.
"Kau mendapatkan sesuatu? Apa itu?" tanya Orochi tampak antusias saat melihat Yasha sudah mulai menulis sesuatu. Itu berarti temannya itu tahu apa yang harus dilakukan. Yasha sudah mulai menemukan jalan keluarnya.
"Entahlah, Oro. Ini sulit. Kanan, kiri, depan, dan belakang, level satu saja sudah seperti ini. Aku belum pernah memainkan game ini tapi dengan melihat mapnya saja aku merasa sudah ingin menyerah. Tapi aku yakin ada yang tersembunyi di sini," ucap Yasha terlihat masih serius.
Oroci memutuskan untuk pergi karena tidak ingin mengganggu dan membiarkan temannya itu berpikir tapi,
"Kurasa, mungkin saja ada pintu keluar tersembunyi di sini atau mungkin, ada sebuah teka-teki yang harus di pecahkan agar pintu keluar itu terbuka," ucap Yasha terdengar meyakinkan membuat Oroci tersenyum lebar di sana.
"Benarkah? Dimana?" tanya Oroci antusias.
Bukannya menjawab Yasha justru hanya diam saja dan melihat map itu dengan mata memicing.
'Kurasa aku harus bermain langsung untuk tahu apa yang harus kulakukan agar bisa melewati level ini. Besok. Besok semuanya akan jelas,'
Bersambung...