Seisi ruangan di buat terkejut dengan kedatangan sang penguasa dunia bisnis. Mereka lantas diam tak bergeming, seolah mereka adalah terdakwa yang sedang menunggu keputusan hakim. Tidak perlu bingung siapa saja orang itu, mereka tidak lain adalah satu anggota keluarga Brahmantya. Pak tua Brahmantya berdiri terbujur kaku dan sekali lagi ia mendapat tekanan setelah beberapa saat sempat mengendalikan keadaan. Betapa sialnya pak tua Brahmantya harus berurusan kembali dengan Axton untuk ke dua kalinya dan kini sepertinya Tuhan sekalipun enggan untuk berpihak kepada nya. “Mr. Axton, ada hal apa yang membuat anda berkunjung ke kediaman kami?” tanya pak tua dengan basa basi. Di lihat bagaimanapun dia nampak gemetar ketakutan. Kedua telapak tangannya saling di kaitkan, keringat dingin mulai membas