Gadis bertubuh mungil itu gemetar menatap moncong pistol yang Ken arah kan padanya. Kedua tangannya mengapit kaki yang menekuk dengan posisinya berjongkok, menyembunyikan tubuhnya. "Katakan! Siapa kau!" Kata Ken dengan menekan lawan bicaranya. "Ma.. maafkan say.. saya tutt tuan. Saya sungg.. sungguh-sungguh tidak melihat kejadian tadi. Say.. saya hanya kebetulan lewat." Kata si gadis dengan gagap mendapati tekanan mental yang Ken berikan. "Jujurlah! Kau melihat atau tidak! Jika aku tahu kau berbohong, aku pastikan peluru ini melubangi kepala mu, bocah!" Ancam Ken. "Ampun tuan.. Ampun.. saay.. saya mengaku. Saya melihat semuanya. Ampuni aku tuan, aku janj.. janji tidak akan mengat… takan semua ini pad.. pada siapapun. Sumpah demi apapun." Gadis itu kembali beralasan, masih dengan