“Terima kasih, Bu Rema. Tadi sebelumnya Pak Adimas sudah menyampaikan permohonan maafnya ke kami,” ucap Bu Hanin tak kalah sopan. “Yah. Namanya musibah. Kita nggak tau kapan datang. Yang jelas … ini semua memang kesalahpahaman. Tapi saya pribadi tetap tidak bisa memaafkan perbuatan anak saya, hingga menyebabkan menantu saya sakit dan terluka.” Bu Hanin menelan ludah. Tidak sanggup meneruskan kalimatnya. Bu Ola yang ada di sampingnya, langsung merangkulnya dan mengusap-usap punggungnya. “Mudah-mudahan semua berakhir baik, Bu Hanin. Saya yakin pasti ada hikmah di balik kejadian ini,” ujar Adimas menenangkan Bu Hanin yang mulai terisak. “Iya, Pak. Terima kasih,” ucap Bu Hanin. Dia lalu menoleh ke arah Ayu yang masih duduk di samping mamanya. “Mau saya panggilkan Ayu, Bu Hanin?” sela Ras