“Masuk, Mas. Kita ngobrol di dalem aja,” Bianca berkata lirih. Membuka pintu setelah memasukan kode akses lalu menyalakan semua lampu kamarnya. Ia berjalan gontai menuju sofa bed dan menaruh tote bag berwarna hitam polos hanya ada satu nama brand yang diberi tinta warna emas. Ia tahu bahwa Dion mengikutinya dari belakang dan duduk di salah satu bangku di meja bar yang menyambung dengan dapur kecilnya yang memang hanya ada dua buah kursi. “Mau minum apa, Mas? Kamu udah makan belum?” Bianca seperti mengulur-ngulur waktu. Mungkin dia belum siap mendengar penjelasan apapun dari mulut Dion sendiri. “Minum saja, Bi. Kamu santai saja dulu, istirahat. Aku bisa ambil sendiri kok.” Dion pun bangkit lalu mengambil gelas yang biasa ia minum dari kitchen set di bagian bawah dan mengisinya dengan