Dia merasa bahagia

1089 Kata
Dalam sebuah kamar yang indah, Renata hanya bisa terdiam dan terpaku menatap masa depannya yang suram. Jika waktu bisa di putar, ia tak ingin terlibat dengan orang-orang gila yang berniat untuk menyakitinya. Ketukan pintu membuat Renata segera membuka pintu kamar dan ia melihat dua orang perempuan melangkahkan kakinya masuk dengan membawa kebaya dan juga alat makeup. Renata mengenal penata rias ini dan perempuan yang membawa kebaya ini, mereka adalah selebgram yang tekenal dan yang memang bekerja dibidang ini. Penata rias selebritis dan juga perancang busana pengantin yang sangat terkenal. "Mbaknya sekarang waktunya mandi dan kita akan bantu makeup dan memakai kebayanya ini. Jangan menolak ya Mbak soalnya ini demi pekerjaan kami juga!" Ucap penata rias itu. Renata bingung apa ia harus menolak atau menerima, jika menolak ia akan melibatkan orang lain karena penolakannya dan mereka ini bisa saja terluka. "Please Mbak jangan menolak karena yang kita hadapi sekarang bukanlah sosok yang menerima penolakan!" Ucapnya dengan tatapan memohon. Renata melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dan ia mengikuti instruksi mereka yang memintanya untuk segera membersihkan dirinya. Renata menahan tangisnya karena jika ia menangis saat ini masalahnya juga tidak akan segera selesai. Air shower mengguyur tubuhnya begitu saja dan ia menteskan air matanya karena ia sudah tidak tahan menghadapi semua masalah dalam hidupnya, meskipun tadi ia berusaha untuk menahan diri agar tidak menangis. Ketukkan pintu membuat Renata mematikan keran air karena ia telah banyak memakan waktu untuk mandi. Kulitnya yang putih mulus terlihat pucat membuat penata rias itu menghela napasnya. "Mbak percuma saja Mbak ingin menangis terus karena pernikahan ini tidak akan batal, saya sangat mengenal Elang Manggala karena dia yang sangat ambisius sejak dulu, dia selalu mendapatkan apa yang dia inginkan," ucap penata rias ini. Ia bukan tidak mengenal Elang Manggala, dulu ia sempat menjadi salah satu pemuja Kelvin Wiyasa sahabat Elang sejak masa putih abu-abu, ia hanya mengagumi sepihak dan tak seberani perempuan-perempuan di SMA-nya untuk mendekati Kelvin Wiyasa, ataupun Elang Manggala dan Marco Laksamana. "Lagian Mbak itu beruntung banget dinikahin Pak Elang, banyak banget loh cewek-cewek yang suka sama Pak Elang," ucapnya. Renata hanya diam dan ia tidak menanggapi ucapan penata rias itu, ia seolah pasrah membiarkan wajahnya dirias secantik mungkin dan juga memakai kebaya yang telah disiapkan. Satu tengah jam berlalu dan Renata terlihat begitu cantik, hingga ketukan pintu membuat Renata menghembuskan napasnya. Renata menatap seorang perempuan parubaya yang saat ini menatap Renata dengan tatapan bahagia, perempuan ini bahagia karena ia telah berhasil menyingkirnya Renata dalam hidupnya. Baginya Renata adalah aib keluarga yang seharusnya tidak hadir didunia ini apalagi menjadi seorang Gandawasa. "Kalian boleh keluar!" Usir Risma kepada dua orang perempuan yang tadi membantu Renata menyiapkan dirinya untuk acara akad nikah ini. Kedua perempuan ini, segera keluar dari ruangan ini dan mereka terlihat kesal karena perempuan parubaya ini merasa sok berkuasa memerintahkan mereka dengan kasar. Saat ini hanya ada Risma dalam ruangan ini dan ia mengeraskan rahangnya ketika Renata menatapnya dengan dingin. "Sekarang kamu terlihat ingin menentang saya, kamu pikir kamu siapa berani melawan saya?" Tanyanya sinis. "Ingat kamu itu aib dalam keluarga ini jadi jangan berpikir kalau sekarang ini kamu itu berharga!" Ucap Risma menatap Renata dengan tatapan merendahkan. "Apa saya serendah itu dimata Mami?" Tanya Renata. "Mami? Saya bukan Mami kamu!" Ucap Risma. "Baiklah mulai saat ini saya tidak perlu lagi memanggil anda Mami," ucap Renata. "Bagus, kamu panggil saya Nyonya karena kamu memang lebih pantas dijadikan babu dari pada menjadi anak emas Muktar," ucap Risma. Sejak dulu Risma sangat kesal dengan Muktar yang menganggap Renata adalah putri kesayangannya, sedangkan Muktar memperlakukan putrinya Jil sangat berbeda dengan Renata. Dulu ia mengira Renata adalah putri kandung Muktar, namun ternyata setelah ia menyelidiki dokumen yang ada dilemari Muktar, ia tahu jika Renata hanya anak panti yang diadopsi Muktar agar menjadi anak perempuannya, serta menjadi adik putra kesayangannya yang kesepian. "Apa yang salah dari Papi yang menyayangiku, aku tidak percaya Papi akan memintaku menikah dengan terpaksa seperti ini," lirih Renata. "Apa yang bisa dilakukan Papimu itu selain memintamu menikah dengan Elang Si cacat yang sebentar lagi akan mati itu, kamu itu dibesarkan hanya sebagai alat yang akan dipergunakan disaat genting, yaitu menjual kamu dengan lelaki kaya untuk menyelamatkan perusahaannya," ucap Risma. "Papi nggak akan melakukan hal ini seperti apa yang anda katakan!" Teriak Renata dan ia tidak percaya kalau Papinya melakukan hal itu. Ia mengenal Papinya, apalagi Kakak sulungnya yang pastinya akan melindunginya. "Kamu pikir mereka bisa hidup susah? Mereka itu terbiasa hidup bergelimang harta, kalau jadi miskin memangnya mereka akan bahagia, sebagai aib keluarga sudah sepatutnya kamu membalas budi kamu karena telah dibesarkan dengan kemewahan selama ini. Layani laki-laki cacat itu dan lahirkan anaknya, lalu ikuti perintah Dimas untuk melenyapkannya!" Ucap Risma. Ingin sekali rasanya ia mencengkram wajah Renata atau menamparnya sekarang juga. Ia sangat benci melihat Renata dan akhirnya ia bisa membuat Renata keluar dari rumah ini, hingga hidup menderita dengan laki-laki yang tidak ia cintai. Putrinya Jil begitu berharga dan Jil selama ini sangat mencintai Dimas Gandawasa. Ia ingin Jil bahagia dengan menikahi Dimas nantinya yang akan mewarisi seluruh harta kekayaan Manggala. Apalagi ketika Dimas berhasil melenyapkan Elang, hingga harta Elang jatuh ketangan pewarisnya yaitu anaknya dari Renata kelak. "Kau menderita hidup bersama laki-laki cacat itu, hanya sebentar saja dan setelah anakmu dan laki-laki cacat itu lahir, kau bisa menikah dengan Dimas. Setelah itu kau bisa mengakhiri hidupmu yang menderita dengan menjadi Istri Dimas lelaki yang kau sayangi," ucap Risma. "Apa Papi dan Mas Wilaga akan datang kemari?" Tanya Renata sendu. "Tidak, kau bukan keturunan mereka dan kau menikah hanya butuh wali hakim. Ingat mereka bukan keluargamu yang sesungguhnya," ucap Risma sinis. "Hey awas kalau kau menangis!" Ucap Risma mengancam Renata agar tidak menangis sekarang juga. Renata adalah sosok yang lembut dan manja hingga ia bisa saja dengan mudah menangis karena ancaman ini. "Setelah ini jangan pernah menampak wajahmu didepan Mas Muktar atau Adiwilaga! Ucap Risma. 'Renata kamu harus kuat, semua kebenaran pasti akan terungkap dan kamu jangan pernah menuruti semua rencana gila mereka. Lebih baik kamu memohon kepada Elang karena apa yang dilakukan Dimas ini, bukan cinta. Ingat dia tidak pernah mencintai kamu dan jangan jadi bodoh Renata. Semua yang dilakukan Dimas itu, untuk Jil dan bukan untukmu,' Batin Renata. Risma menarik lengan Renata agar mengikutinya menuju tempat yang akan dilaksanakan acara akad nikah dan Renata menahan dirinya, agar tidak menangis sekarang juga. Ia melihat Dimas menatapnya sambil menyunggingkan senyumannya dan Renata lagi-lagi menyesal, pernah sangat bodoh mencintai laki-laki yang harusnya tidak pernah ia cintai. 'Aku tidak akan membiarkan hidupku dipermainkan oleh kalian, aku nggak akan menyerah begitu saja. Rencanamu Dimas, harus gagal!' Batin Renata.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN