Borne sedang melakukan back tension, menahan napasnya sebelum melepaskan anak panah menuju face target yang sedari tadi dibidiknya. Entah sudah berapa lama ia melakukan olah raga itu, berkali-kali ia bolak balik mencabut anak panahnya dari face target, set up kembali, drawing, anchor, holding, aiming, back tension, release, follow through hingga anak panah di dalam quiver-nya habis, repeat. Benjamin yang sedari subuh mengamatinya tak henti menggelengkan kepala. "Kalau Ayah bilang, cukup Borne! Apa anak panah itu akan kamu arahkan ke Ayah?" Borne menurunkan busurnya. "I'm hopeless, not crazy!" jawab Borne. "Hopeless jauh lebih berbahaya dari gila, nak." Akhirnya, Borne menghentikan kegiatannya, melangkah ke bangku kayu panjang yang diduduki Benjamin dan duduk bersebelahan dengan A