BASTARD PRINCESS

1334 Kata
   "Keyrina kemana?"    Pertanyaan itu menjadi kalimat pertama yang Rolfie ucapkan setelah dirinya terbangun dari tidurnya di pagi hari. Miss Dossie yang tengah membersihkan meja makan sontak berhenti sejenak dari pekerjaannya.    "Tadi pagi-pagi sekali nona Key pergi, wajahnya kesal, saya nggak berani tanya dia mau kemana," kata wanita paruh baya itu.    "Dia pakai baju apa?"    "Bajunya bagus, seperti gaun malam tapi pendek sekali, diatas lutut."    Rolfie hela napas lalu setelahnya mengusap wajahnya dengan tangan. "Yaudah, makasih madam," katanya, lalu ia pergi kembali masuk kamar.    Sesampainya di kamar, Rolfie langsung meraih ponselnya di atas nakas dan sesegera mungkin menelpon sang istri. Namun ia sontak menoleh dan terdiam ketika mendapati nada dering ponsel sang istri terdengar tak jauh dari dirinya. Ternyata ponsel Keyrina ia tinggalkan di atas meja riasnya. Entah sengaja atau tidak, intinya sekarang Rolfie sama sekali tidak bisa mengetahui bagaimana kondisi dan keberadaan istrinya.    Ia menggeram sedikit, membanting ponselnya ke atas kasur dengan perasaan kesal. Lalu duduk di sisi ranjang, menenggelamkan wajahnya di atas kedua telapak tangan. Merasa gagal menjadi seorang suami hari ini.    Di sisi lain, Miss Dossie yang masih fokus membersihkan meja makan merasa prihatin dengan keadaan Rolfie. Selama kurang lebih lima tahun wanita itu bekerja pada keluarga kecil Rolfie, ia sedikitnya tau bahwa Keyrina merasa berat hati menerima keadaan anak mereka, hal yang membuat Rolfie menjadi terbebani dan amat tertekan.    Miss Dossie yang notabenenya hanya seorang pengasuh dan pembantu jujur bisa menerima keadaan Angel. Dia anak yang baik, meski memiliki kelainan mental yang membuatnya terlihat berbeda, tapi dia seorang anak yang penurut, ia juga bukan anak manja, bahkan terkadang Angel membantu miss Dossie mengerjakan pekerjaannya yang mudah.    Lima tahun mengasuh Angel sedari bayi, membuat miss Dossie kenal dekat dengan anak itu, bahkan mungkin lebih dekat dari ibunya sendiri. Setiap kali Rolfie berangkat ke kantor dan Keyrina tidak dirumah, Angel akan selalu bersama dengan miss Dossie, terkadang mereka bermain secara bebas, seperti memiliki hubungan yang jauh dari sebatas pengasuh dan anak majikan.    Jika saja ia berani, ia ingin menceritakan banyak hal tentang Angel kepada Keyrina. Menceritakan bagaimana Angel amat menyayangi ibunya itu, miss Dossie juga ingin menunjukkan segala gambar yang dibuat Angel dengan crayon yang dibelikan Rolfie, gambar yang masih berantakan, dimana disana terukir dirinya, Keyrina, dan Rolfie.    "Madam, tolong buatkan saya sarapan, saya mau mandi dulu," kata Rolfie di ambang pintu kamarnya yang tak jauh dari posisi miss Dossie bersih-bersih.    "Baik."    Rolfie kembali masuk ke dalam kamarnya,  seperti yang ia bilang tadi, ia akan mandi.    Miss Dossie meninggalkan sejenak kain yang ia gunakan untuk mengelap kaca meja makan agar tetap mengkilat, lalu secara sigap menyiapkan beberapa potongan roti yang ia isi dengan telur mata sapi. Itu sarapan kesukaan Rolfie.    Di tengah aktivitasnya menggoreng telur, ia kembali teringat bagaimana terbebaninya seorang Rolfie Alanzo. Posisinya saat ini harusnya dilakukan oleh sang istri. Anak boleh saja diberi pengasuh, tapi suami, sampai kapapun pelayannya adalah sang istri. Ya, seharusnya begitu.    Tapi miss Dossie salut dengan kesabaran Rolfie menghadapi gadis seperti Keyrina. Miss Dossie juga memiliki anak laki-laki yang saat ini tinggal di Manchester dengan istri dan ketiga anaknya, meskipun anak miss Dossie lebih tua dari Rolfie, namun tetap saja miss Dossie bisa merasakan bagaimana tekanan hidup menjadi seorang suami dan ayah, karena dahulu sebelum miss Dossie mendapat pekerjaan sebagai pengasuh di keluarga Rolfie, ia sempat tinggal bersama sang anak dan menjadi tempat peraduan dari segala keluh kesah putranya itu soal beratnya menjadi pemimpin keluarga.    Posisi Rolfie saat ini mungkin lebih berat daripada anak miss Dossie. Rolfie mungkin hebat dan mapan, dengan pekerjaan sebagai direktur utama di sebuah perusahaan di pusat london, berbeda jauh dengan anak miss Dossie yang hanya pekerja biasa di sebuah toko pakaian, tapi istri dari anak miss Dossie tidak seburuk Keyrina, ia bisa menjadi pendukung paling hebat untuk sang suami, tidak seperti Keyrina yang seenaknya saja pulang-pergi tanpa izin dari suaminya, meninggalkan anaknya dan seluruh kewajibannya dirumah. Jika saja miss Dossie memiliki menantu seperti Keyrina, ia bersumpah akan memaksa anaknya untuk cepat-cepat menceraikan gadis semacam itu. Dari Rolfie, Miss Dossie belajar, bahwa kesuksesan dan kemapanan hidup seseorang tidak benar-benar menjamin bahwa ia bahagia dan baik-baik saja.    "Ini udah siap," ujar miss Dossie sembari meletekkan piring berisi roti itu di atas meja makan.    Rolfie yang tepat saat itu keluar dari kamarnya langsung duduk dan menyantap pelan sarapannya.    "Daddy!"    Pekikan itu membuat Rolfie tersenyum cerah. Angel yang berlari kecil menghampirinya langsung ia gendong ketika sudah berada tepat di dekatnya, dan kemudian Angel duduk dalam pangkuan papanya.    "Morning, sweetheart," ujar Rolfie lalu mencium puncak kepala putrinya. "Angel sarapan juga ya?" lanjut Rolfie. Angel mengangguk.    Lalu, Rolfie meletekkan sarapannya sejenak dan membuatkan Angel roti dengan selai stroberi, itu kesukaannya. Bukan karena rasanya yang enak dan manis, melainkan karena selai stroberi nampak indah dan terang dengan warna merahnya yang mencolok. Pikiran anak-anak terkadang selucu tingkah mereka.    "Mama kemana?" tanya Angel. Rolfie diam sejenak, lalu menatap Angel tepat di matanya. "Mama lagi pergi, ketemu temennya."    Angel mengangguk paham, lalu setelahnya Rolfie memberikan roti yang tadi sudah ia baluri selai merah itu.    "Papa abis ini mau kelja?" tanya Angel lugu dalam sela makannya. Rolfie terkekeh. "Kalo lagi makan, abisin dulu, baru ngomong."    Angel nampak buru-buru menelan potongan roti dalam mulutnya, lalu kembali bertanya. Rolfie mengangguk. "Iya, abis ini papa berangkat."    "Pulangnya jangan lama-lama ya."    "Iya. Angel mau papa bawain apa nanti?"    "Es klim."    "Es krim aja?"    "Coklat."    Rolfie tertawa kecil merespon permintaan putrinya yang sangat sederhana. Ia mengelus puncak kepala Angel, anak itu sungguh menggemaskan ketika makan. Dimana ia akan kerepotan dengan lebarnya roti yang lebih besar dari ukuran tangannya, juga dengan selai stroberi yang pada akhirnya akan bersarang di sekitaran bibir dan wajahnya.    "Sayang, papa berangkat dulu ya," ujar Rolfie, lalu memindahkan posisi Angel ke kursi lain ketika ia berdiri. Angel mengangguk. "Papa, be careful."    "Angel dirumah jangan nakal, nurut kata madam, tunggu mama sama papa pulang nanti, oke?" Angel kembali mengangguk.     Rolfie tersenyum dan sekali lagi mencium puncak kepala putrinya itu. Ia lalu mengenakan jas hitam di tubuhnya, lalu maraih tas kantornya yang tadi ia letakkan di atas meja, lalu berjalan keluar.    Angel buru-buru turun dari kursinya, berjalan mengiringi langkah papanya hingga keluar rumah. Tangan Angel yang belepotan selai stroberi tak segan Rolfie genggam meski dirinya sudah sangat rapi dan bersih. Sebegitu sayangnya Rolfie dengan Angel, lebih rela dirinya cuci tangan dua kali ketimbang harus menolak genggaman anaknya.    "Papa, dadah," ujar Angel sembari melambaikan tangan ketika Rolfie masuk mobil.    Perlahan tapi pasti, Rolfie pergi, dan Angel masuk kembali. ***    Tepat setengah delapan pagi, Keyrina membangunkan Aston yang masih saja lelap di atas ranjangnya.    Gadis itu di dalam apartemen kekasih gelapnya kini, menyiapkan sarapan pagi dan air hangat untuk Aston mandi nantinya.    Ya, ia pergi pagi-pagi buta tadi untuk tiba kemari. Untuk bisa sampai sebelum Aston bangun dari lelapnya. Aston sudah memberikan kunci apartemen cadangan untuk Key, agar Key bisa leluasa kapanpun kemari katanya.    "Hey, wake up baby," begitu lirihan lembut Key di telinga Aston.    Aston menggeliat, bibirnya mengukir senyum ketika matanya menangkap sosok gadis cantik yang tak lain adalah Keyrina. Aston yang tidur tanpa mengenakan pakaian atas itu menarik lembut Key dalam dekapannya, menyelimuti gadis itu dalam satu balutan yang sama dengan dirinya.    "Aku udah masak, ayo sarapan dulu," kata Key.    "Nanti aja, sebentar lagi." Keyrina terkekeh sembari memandangi Aston. "Why you look so adorable with this f*****g bare face, baby?"  ujarnya sembari memainkan bibir Aston yang seksi.    Aston terkekeh pelan masih dengan matanya yang terpejam. Ia lalu membuka matanya dan kembali menatap gadis cantik  di hadapannya sekarang ini. Senyuman Key makin sumringah ketika melihat Aston membuka matanya, jari-jari nakal Key menjalar menyentuh d**a Aston yang kekar tanpa busana.    "Let me taste your smile,"  kata Aston, lalu perlahan dengan tatapan mautnya, ia meraih bibir Keyrina dengan apitan bibirnya.    Sejenak mereka tenggelam dalam kenikmatan itu, ditambah kehangatan dari balutan selimut yang membungkus tubuh mereka berdua.    Sarapan pagi dan mandi air hangat tiba-tiba terbayang tidak nikmat untuk Aston saat ini. Bibir lembut dari gadis di hadapannya jauh lebih berarti dan menarik ketimbang makanan enak yang sudah Key siapkan.    Sejenak mereka berdua larut dalam kebrengsekan pagi hari yang membabi buta. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN