Zui menatap Bisma kesal, tatapan itu membuat Nana dan Duwi sungkan untuk bicara. “Tolong, tinggalkan kami berdua,” pinta pemuda itu. Nana dan Duwi lagi-lagi menatap Zui yang tak melepas pandangannya dari Bisma. Tidak ada pergerakan membuat Bisma geram. “Keluar dan tutup pintunya!” Suara bariton Bisma mengagetkan semua orang. Nana dan Duwi segera melipir keluar. Zui menatap Bisma acuh. “Gua nggak pernah lihat orang se bodoh lo, Zui. Gua akui dulu lo pinter, cerdas, Tapi, sekarang. Lo nggak ada apa-apanya.” Napas Zui tersenggal, dadanya bergemuruh. Benci melihat Bisma dan penghinaan yang di ucapkan pemuda itu. “Apa yang lo dapat dengan sikap lo ini? Lo kira keadilan bisa ditegakan oleh orang-orang munafik. Butuh orang jujur untuk membantu sesama. Jangan buat cita-cita lo terhambat k