2 ; Boy's side

1007 Kata
Bagaimana jika kau mengamati seseorang, tapi tanpa kau sadar ternyata orang itu selama ini mengawasimu balik. That's girl really drive me crazy! Dia sama seperti gadis kebanyakan lainnya. Mengamatiku diam-diam. Menatapku dan mengagumiku. Aku tidak bodoh. Aku sadar jelas hal itu. Aku juga tidak terganggu. Aku terlah terbiasa dengan hal seperti itu. Karna aku harus bersikap sebaik mungkin untuk menutupi apa saja yang aku lakukan. Menutupi siapa sebenarnya diriku. Setidaknya begitulah yang Yoongi hyung ajarkan. Termasuk alasan mengapa aku mempunyai kekasih. Iya, aku punya. Tapi sungguh aku tidak punya perasaan khusus atau apapun yang dinamakan cinta padanya. Dia sama seperti gadis lainnya di mataku. Hanya untuk memuaskanku. Bedanya setidaknya gadis itu membuatku terlihat normal. Hei jangan men-judge aku hanya karna seks. Tentu saja umurku sudah legal untuk melakukan itu. I can f**k every girl I want. Termasuk gadis yang sekarang duduk di pojok café ku sambil menatapku diam-diam. Aku bisa melakukan itu dengannya. Ini memang aneh tapi sejak aku melihatnya pertama kali lewat di café kami sepulang kerja melalui kaca besar –aku langsung menyukainya. Rasa suka yang aneh yang sepertinya membuatku menggila. Aku tidak pernah tertarik seperti ini sebelumnya pada seorang wanita. Satu-satunya yang membuatku tertarik adalah –mari kita tidak bicarakan hal itu dulu. Yang pasti gadis itu benar-benar membuatku kacau. Menatapnya memasukan sendok ke mulut. Meniup isi cangkir yang panas. Tangan kecilnya yang sesekali mengetuk. Matanya yang menatapku terus-menerus di saat dia tidak sedang berkutat dengan buku tebalnya. Membuat pikiranku melayang kemana-mana. Membuat aku membayangkan jari-jari itu berada di privasiku. Kemudian lidahnya akan mulai menjilat ujung katup sebelum membenamkan seluruhnya ke dalam mulut kecilnya. Melihat wajahnya yang kewalahan mengatasi milikku dengan mulut kecilnya. Matanya yang akan mengatup sayu dengan keringat bercucur kelelahan. Menarik rambutnya agar dia menggerakan dengan cepat. Mendengar desahannya menyebutkan namaku. Membuatnya berada di antara kedua kakiku tanpa mengenakan apapun. Segila itulah aku padanya. Aku menginginkan dirinya. Sepenuhnya. Hanya untukku. Hanya dalam hitungan waktu aku tahu segala hal dengannya. Wanita itu adalah kesibukan baruku. Mengikutinya. Mencari tahu tentangnya. Segala hal. Namanya adalah Kim taeri. Dia bekerja di salah satu rumah sakit bagian analis laboratorium. Umurnya tiga tahun lebih tua dariku. Dia tinggal di sebuah flat tidak jauh dari café ini. Bukan tempat yang bisa dibilang bagus. Hanya flat sederhana. Yang menyenangkan adalah dia tinggal sendiri dan kamarnya memiliki jendela yang membuatku bisa melihat bayangannya dari jalan kecil dekat flat nya. Tapi itu tidak cukup untukku. Aku tahu ada yang aneh dengan gadis itu. Dia sering sekali diantar pulang oleh dokter di rumah sakit itu. Aku sempat berpikir bahwa itu adalah pacarnya, tapi kemudian beberapa hari setelahnya ada pria lain yang datang ke flat nya. Mereka juga terlihat dekat. Itu membuatku frustasi memikirkan siapa dua pria itu. Membuatku melakukan hal yang harus aku lakukan. Tidak sulit untukku masuk ke dalam flat itu. Membuka kuncinya dengan sangat mudah. Tentu saja itu adalah flat murahan jadi tidak memiliki perlindungan yang sulit. Lagipula hal seperti ini sudah tidak asing untukku. Lalu hal berikutnya yang aku lakukan adalah meletakan cctv di tempat-tempat yang tidak terlihat. Setelahnya aku hanya perlu mengawasinya dari apartement ku melalui layar sambil memakan popcorn. Ini lebih menyenangkan daripada menonton bioskop. Aku tidak pernah tahu bahwa ada hal semenarik ini di dunia. Tidak masalah, bukan? Dia juga sering mengamatiku diam-diam. Aku melakukan hal yang sama. Melihat bagaimana lelahnya dia sepulang bekerja. Melihat dia makan atau menghabiskan waktu berbaring sambil membaca buku dengan earphone di telinganya. Tentu saja aku tahu apa yang dia dengarkan. Aku sudah menghack akun spotify nya. Terimakasih pada Namjoon hyung yang sangat pintar, telah membantuku. Kadang-kadang aku menemukan hal yang sangat menarik terutama ketika gadis itu sedang mengganti pakaian. Atau pernah sekali dia sedang berusaha memuaskan dirinya sendiri. Sungguh itu benar-benar membuatku menggila. Membuat tanganku langsung bergerak sibuk memainkan ereksiku. Membuatku mendesah sambil membayangkan dia yang melakukannya. Sialnya aku hanya bisa melihat dari layar. Aku ingin menyentuhnya. Benar-benar ingin. Ingin memilikinya. Aku ingin lebih dari ini. *** Malam itu aku seperti biasa melewati jalan kecil yang menuju flat gadis itu. Naas nya aku dipukuli oleh dua orang yang tidak jelas karna menabrak mereka saat berjalan. Padahal hanya mengenai bahu mereka, tapi mereka sudah marah bukan main. Saat itu aku sedang bertengkar dengan Yoongi hyung maka kehilangan fokusku. Mereka memukuli ku dengan hebat. Sampai aku jatuh tersungkur dan babak belur. Bukan aku tidak bisa membalas atau melawan tapi aku benar-benar menahan diri. Aku tidak ingin membuat masalah dan kehilangan kontrolku. Ini adalah tempat umum. Dan lagi aku masih terpikirkan Yoongi hyung. Saat itu tiba-tiba Taeri datang. Saat dua orang yang memukuli ku itu pergi. Dia baru saja pulang kerja. Dia langsung berlari ke arah ku dengan panik. Dia menyentuh wajahku dan menatapku langsung. Kami sangat dekat saat itu. Aku dapat melihat bibirnya dengan jelas. Aku ingin menciumnya. "Jungkook! Ya Tuhan mengapa kau bisa seperti ini!" Dia memanggil namaku dan rasanya terdengar begitu merdu. Bagaimana jika dia mendesahkan namaku. Aku ingin mendenganya. Tiba-tiba wajahnya menjadi panik. "M-maaf aku tahu nama mu. I-itu aku tahu dari pegawaimu. Aku kira kau anak magang jadi aku bertanya. Hanya karna penasaran." Dia terbata-bata menjelaskan. Aku tahu dia berbohong. Aku hanya tersenyum dan mengangguk. "Tidak apa-apa Taeri noona." Wajahnya berubah menjadi kaget. "B-bagaimana kau bisa tahu namaku?" Tentu saja karna aku mengawasimu selama ini. Aku bahkan tahu tanggal ulang tahunmu dan warna kesukaanmu. "Kau pernah memesan minuman dengan nama mu di café ku." Kemudian wajahnya tiba-tiba memerah dan dia menunduk terlihat salah-tingkah. "Aku tidak tahu kau memperhatikannya." Manis sekali. "Ayo ke flat ku. Aku akan mengobatimu," tawarnya. Kemudian bayanganku teringat apa saja yang aku lihat di layar. Bagaimana kehidupannya. Sekarang aku bisa melihat langsung. Dan mungkin aku bisa lebih dari itu. "Jika kau mengajakku masuk. Aku mungkin tidak akan bisa tidak menyentuhmu." Kata itu keluar begitu saja dari mulutku. Aku pasti sudah gila. Sekarang dia pasti menganggapku aneh dan ketakutan. Lalu meninggalkanku. Tentu saja karna orang asing berbicara seperti itu padanya. Namun tidak seperti yang aku pikirkan. Dia malah tersenyum dengan tenang. "Kalau begitu pastikan aku mendapatkan keuntungan saat kau menyentuhku." Dan sejak saat itulah semua dimulai. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN