"JUMP!"
"JUMP!"
"JUMP!"
"JUMP!"
Teriakan sorak-sorai para penonton wisata adrenalin bungee jumping yang berkerumun di pinggir jembatan di atas Swan River terdengar begitu bersemangat.
Peserta wisata adrenalin hari itu membludak, pemuda-pemudi Australia Barat sungguh menyukai bungee jumping. Beberapa orang memilih untuk melompat berpasangan dan ada pula yang melompat solo. Teriakan histeria penuh keceriaan ketika mereka melompat dari atas jembatan sungguh membuat para turis yang kebetulan lewat penasaran ingin mencoba bungee jumping.
Deasy sudah siap untuk melakukan bungee jumping seperti biasanya, dia pelanggan tetap provider bungee jumping Free Skyline. Para kru dari provider wisata adrenalin itu sedang memasangkan tali pengaman dan kait-kait di sekeliling tubuh Deasy seraya bercanda dengan gadis itu.
Dia penggemar bungee jumping, tentunya dengan provider yang profesional karena bagaimanapun wisata adrenalin ini memiliki tingkat risiko yang tinggi. Sudah banyak orang yang mati konyol karena mencoba-coba melakukan bungee jumping dengan provider asal-asalan.
"Ayolah, Lee, kita lompat bersama!" ajak Deasy sambil melemparkan senyum mengejeknya karena Leeray takut melakukan bungee jumping.
Leeray merasa ragu-ragu, seumur hidup dia tidak pernah mencoba menantang maut seperti itu. Nyawanya sangat berharga untuk ribuan karyawan perusahaan Indrajaya Realty.
Gadis yang dia cintai akan melompat dengan kepala terlebih dahulu, terjun bebas hanya dengan pengaman seutas tali yang entah seberapa kekuatannya ke bawah jembatan setinggi hampir 150 meter. Ohhh Gadis Gila!
Leeray sudah melarangnya berulang kali sejak sejam yang lalu, tapi Deasy malah balas berulang kali mengajaknya untuk ikut melompat bersamanya.
Tiba-tiba ide gila muncul di kepala Deasy. Dia sangat suka menantang bosnya yang kaku seperti papan itu dan terlalu sering menindasnya di kantor. Namun, anehnya pria itu belakangan selalu mengikutinya kemana pun, membuat Deasy merasa ada yang salah dengan segala perhatian Leeray kepadanya.
"Lee, kemarilah ...," ucap Deasy melambaikan tangannya, meminta Leeray untuk mendekatinya.
Pria tampan itu pun segera berjalan mendekati Deasy yang kemudian berbisik di dekat telinganya, "Aku janji akan bercinta denganmu malam ini bila kau mau melompat bersamaku." Deasy tertawa berderai lalu mengerling pada Leeray.
Leeray sontak terkejut mendengar tawaran Deasy itu. Ia menimbang-nimbang seberapa besar risikonya bila ia melakukan bungee jumping bersama Deasy. Kesempatan bercinta dengan gadis yang ia idam-idamkan selama berbulan-bulan tentu tak akan datang dua kali.
"Baiklah! Pegang janjimu, ya," jawab Leeray pada Deasy yang sontak membuat Deasy melongo terkejut, dia hanya menggoda Leeray tadi karena pikirnya, Leeray tidak akan mungkin menjawab tantangannya. Namun, pria itu menanggapinya dengan serius.
Deasy pun meringis dengan jantung berdebar kencang, dia ingin menarik lagi kata-katanya barusan.
Leeray segera mendekati kerumunan kru provider bungee jumping itu lalu meminta pemuda dari provider wisata adrenalin itu untuk memasangkan seperangkat alat pengaman bungee jumping dengan benar. Dia sangat cerewet dengan standar keamanan dan kepastian keselamatan jiwanya.
Pemuda itu menatap Leeray dari atas ke bawah. "Tuan, Anda memakai pakaian kantor lengkap untuk melakukan bungee jumping? Apa Anda sudah gila?" ucap salah satu kru provider itu mengejek Leeray sambil tertawa. "Kita tidak sedang syuting film James Bond, lebih baik lepaskan jas Anda. Itu akan menyusahkan ketika berada di udara," sarannya.
Leeray pun melepas jas mahalnya dan menitipkannya ke kru provider itu. Dia memandang Deasy dengan senyum congkak di wajahnya. Kemudian dia mendekati Deasy untuk bersiap-siap melompat dari atas jembatan Swan River, setelah ini adalah giliran mereka berdua.
Leeray merangkul bahu Deasy lalu berbisik di samping telinga Deasy. "Tonight you're mine, Baby Girl. Don't runaway!"
Wajah Deasy sontak merona karena malu mendengar perkataan Leeray. Dia menutup matanya seraya menarik napas dalam-dalam. Mampuslah ia, pikirnya. Deasy memaki-maki dirinya sendiri dalam hati karena tidak menjaga lidahnya dengan baik.
Janji adalah janji. Sial!
Leeray menanyakan segala detail setelah dia melompat harus bagaimana. Dia tidak ingin tenggelam dan mati konyol di Swan River hanya karena ingin bercinta dengan seorang gadis. Kru provider bungee jumping itu memberitahu untuk melepas kait di pinggang dan kakinya setelah tercebur ke air.
Klien yang sudah selesai melakukan bungee jumping akan dijemput oleh speed boat yang dijalankan oleh rekan mereka di Swan River.
Jantungnya berdebar-debar menunggu gilirannya melompat bersama Deasy. Dalam hatinya, Leeray rasanya ingin kabur saja. Namun, tawaran Deasy itu sungguh menarik. Dia tipe pengusaha yang penuh perhitungan, mana mungkin dia melewatkan sesuatu yang sangat dia dambakan begitu saja. Lompat saja! batin Leeray dengan yakin.
"READY? JUMP!" teriak kru provider bungee jumping itu mendorong Deasy dan Leeray dari atas jembatan Swan River.
"AAAAAAARRRRGGGGGHHHHHHHH!"
Leeray berteriak seperti kesetanan merasakan sensasi terjun bebas dari ketinggian 150 meter dengan kepala terlebih dahulu.
Awalnya, dia serasa mau mati saja ketika merasa kehilangan kendali atas tubuhnya yang melayang ke bawah tanpa beban. Namun, lama-kelamaan dia merasa sensasi kebebasan itu tidak terlalu buruk.
Angin terasa begitu kencang menerpa tubuhnya yang seolah tanpa beban meluncur turun ke bawah mendekati permukaan air sungai.
Deasy menatap bosnya itu seraya tertawa berderai. Jelas sekali Leeray ketakutan setengah mati ketika awal melompat, pria itu berteriak seperti orang gila.
Sungguh hiburan gratis yang tidak akan Deasy lupakan melihat ekspresi ketakutan di wajah Leeray. Impas dengan tuntutan kerja lemburnya sejak hari pertama bekerja di perusahaan pria itu.
"Byurrrrr." Suara tubuh Deasy dan Leeray yang tercebur bersamaan ke dalam air Swan River yang dingin.
Keduanya segera melepaskan pengait dan tali di tubuh mereka. Kemudian naik ke speed boat yang bertugas menjemput mereka.
Deasy dan Leeray duduk bersebelahan dengan kondisi basah kuyup berbalut handuk yang disediakan oleh provider bungee jumping itu di dalam speed boat.
"Keren, Lee. Tak kusangka kau berani melakukan bungee jumping," puji Deasy sambil tertawa dengan mata berbinar-binar karena kagum pada keberanian bosnya itu. Menurut Deasy, Leeray terlalu memaksakan dirinya untuk mencoba bungee jumping.
Leeray tertawa berderai menanggapi pujian Deasy lalu berkata, "Jangan ceritakan ini pada siapa pun, Deasy. Papiku akan membunuhku bila dia tahu aku melompat dari atas jembatan setinggi 150 meter dan terjun dengan kepala terlebih dahulu ke dalam Swan River."
Deasy menatap Leeray dengan sorot mata bingung. "Demi apa kau melakukannya Lee? Kupikir kau tidak mungkin melakukannya," ucap Deasy terheran-heran sambil sedikit menggigil kedinginan dengan bibir membiru.
Leeray merengkuh tubuh Deasy ke dalam dekapan hangatnya. Dia meraih wajah Deasy dengan telapak tangannya, menatap bola mata biru yang seolah menyihirnya dengan matra cinta lalu memagut bibir Deasy berulang kali. "Demi kamu, Deasy," ucapnya dengan yakin.
Rasa hangat dan kenyal yang menyapu bibirnya membuatnya limbung. Deasy seolah tidak percaya apa yang dia dengar. Mr. Handsome CEO yang sekaku papan tergila-gila padanya. Bahkan, bertaruh nyawa hanya demi bercinta dengannya. Ini benar-benar aneh!