Sebuah Kesalahpahaman

1245 Kata
Seminggu setelah pernikahan James dan Laura, Leeray mengirim pesan WA kepada Deasy. Dia sedang rehat siang setelah menjalani rapat dengan tim bagian pemasaran perumahan Indrajaya Realty wilayah Jakarta Barat. Belakangan ini penjualan unit perumahan perusahaan mereka sangat bagus, Leeray puas melihat laporan pemesanan unit perumahan hingga akhir tahun lalu. Dia berharap di tahun yang baru ini, perusahaan Indrajaya Realty akan mencapai hasil yang lebih baik lagi. Dengan gelisah, Leeray menunggu balasan dari gadis itu. Seharusnya di Perth saat ini sudah sore, tentunya Deasy akan memiliki banyak waktu untuk membalas pesannya. Ponselnya berbunyi! Leeray segera mengecek WA nya. Ternyata benar itu pesan balasan dari Deasy. Dia pun membaca pesan itu lalu tersenyum sendiri. Segera dia membalas pesan itu lagi. Deasy ternyata mengiriminya email berisi beberapa desain kaca patri. Leeray pun membuka Macbook-nya. Ada cukup banyak foto contoh desain yang bagus, bagus, dan sangat bagus ... tapi dia ingin Deasy yang menggambarnya sendiri untuknya. Semua foto contoh desain tadi karya yang sudah ada di publik. Leeray : "Apa tidak ada koleksi gambar buatanmu sendiri, Deasy?" Deasy : "Ada. Sebentar kukirim beberapa foto via email. Coba kau lihat." Leeray : "Oke." Leeray mengecek lagi emailnya. Gambar buatan Deasy tampak bagus dan unik, dia menyukai gambar merak dengan bulu terkembang dengan latar bunga-bunga warna-warni yang kontras dengan bulu merak yang hijau kebiruan seperti bentuk mata. Tapi dia tidak suka burung merak. Leeray : "Gambarmu bagus, tapi aku tak suka burung merak. Bolehkah aku meneleponmu sekarang?" Deasy : "Oke. Telepon saja." Leeray pun memilih fitur video call karena dia ingin melihat wajah gadis itu. Pada deringan kedua panggilannya diterima. Deasy : "Hallo, Lee." Deasy tersenyum sambil melambaikan tangannya ke Leeray. Pria itu seolah tertular senyuman Deasy, dia pun tersenyum. Hatinya terasa hangat ketika melihat Deasy yang ceria. Leeray : "Hallo, Deasy. Nggak ganggu, kan, kutelpon?" Deasy : "Tidak Lee .... Gimana? Desain yang seperti apa yang kau inginkan? Dimana kaca patri itu rencananya akan ditaruh?" Leeray : "Aku ingin memasang kaca patri itu di jendela yang mengarah ke taman samping rumahku." Deasy : "Oke. Kira-kira berapa ukuran yang kamu inginkan untuk kaca patrinya?" Leeray : "Sekitar panjang 2 meter dan tinggi 1 meter." Deasy : "Sekarang aku ingin tahu, jenis model yang kamu inginkan? Benda artistik atau pemandangan alam seperti ombak laut, pegunungan, air terjun, hutan atau apa pun yang kamu inginkan." Leeray tersenyum mendengar suara Deasy yang merdu dan jernih. Leeray : "Maaf. Aku belum ada ide apa pun untuk desain kaca patri itu, Deasy." Deasy : "Bagaimana kalau pemandangan pegunungan mungkin kita bisa memakai gradasi warna biru, hijau, dan kelabu. Atau kamu lebih suka warna yang ramai dan lebih hidup?" Deasy merasa agak bingung karena Leeray tidak memberinya clue tentang apa yang dia sukai. Leeray : "Aku lebih suka warna yang cerah dan ceria ...." ( seperti dirimu, batin Leeray) Deasy : "Ohh oke. Tapi, kamu ingin gambar apa? Aku ingin permintaan yang lebih spesifik." Leeray : "Ehmm ... aku tidak memiliki ide saat ini. Bisakah kamu menggambar apa yang ingin kamu gambar saja?" Deasy terdiam. Kemudian dia berkata lagi. Deasy : "Baiklah. Aku akan membuat satu desain untukmu. Besok akan kukirim via email. Bye, Lee." Deasy melambaikan tangannya pada Leeray. Leeray : "Bye, Deasy." Leeray tersenyum menatap wajah Deasy. Leeray sempat meng-capture layar ponselnya ketika menelepon Deasy via video call tadi. Dia menatap wajah Deasy di layar ponselnya. Gadis itu sama cantiknya dengan kakaknya, Laura. Hanya saja Deasy memiliki aura keceriaan dan kemudaan yang terpancar dengan jelas. Gigi putihnya sangat rapi dan bibir mungil menggemaskan yang mengundang ciuman. Seandainya Deasy di Jakarta tentu Leeray akan mengejarnya dan mengajaknya berpacaran. Sayang sekali, gadis itu di Australia. Mereka tinggal berbeda benua. Baginya LDR itu hubungan yang membuang-buang waktu. ***** Deasy merasa senang berbicara dengan Leeray melalui panggilan video call singkat tadi. Pria itu begitu menawan ketika tersenyum. Dia pun mengambil buku sketsanya lalu menggoreskan pensilnya membentuk sebuah sketsa raut wajah pria dengan garis rahang dan hidung yang tajam, sepasang mata monolid khas Asia dan bibir yang penuh berwarna merah muda dalam versi real. Terakhir dia membuat arsiran model rambut bergelombang dengan potongan old fashion berbelah pinggir. Gambar itu sangat mirip dengan wajah asli Leeray yang tadi tersenyum di video call. Deasy pun tersenyum menatap gambar karya tangannya. Ahhh .... Ada apa sih dengan perasaan ini, pikir Deasy. Mana mungkin Leeray menyukainya, dia hanya bocah kemarin sore sementara Leeray CEO perusahaan besar berkelas nasional di Indonesia. Oya, dia harus segera membuat desain kaca patri pesanan Leeray. Sebenarnya Deasy bingung apa yang Leeray mau, tapi dia mengatakan bahwa dia menyukai warna cerah dan ceria. Deasy pun tertawa sendiri mengingat sifat Leeray yang serius dan sepertinya keras kepala. Bagaimana bisa pria itu menyukai warna yang cerah dan ceria seperti merah, pink, kuning, jingga, hijau seperti pelangi. Ataukah sebaiknya Deasy mendesain gambar negeri dongeng di atas awan dengan busur pelangi di atasnya? Dia pun mencoba membuat gambar dengan pensil warna-warni. Deasy mengerjakan desain kaca patri itu hingga tengah malam, dia mencurahkan segala imajinasinya ke dalam gambar itu. Menurutnya desain itu seharusnya tidak akan ditolak oleh Leeray kali ini. Dia pun mengirimkan desain itu pada Leeray via email. Setelah itu Deasy pun pergi tidur, rasanya lelah sekali membuat sebuah desain artistik dalam waktu yang relatif singkat. ***** Pagi itu Leeray bangun kemudian berolahraga cardio, treadmill, sit up lalu angkat beban seperti biasanya. Michael masih di Yogyakarta, biasanya mereka berolahraga pagi berdua sebelum mandi dan sarapan. Ketiga pangeran klan Indrajaya selalu menjaga kebugaran dan stamina mereka sejak muda. Semuanya bertubuh atletis, tinggi dengan otot-otot yang terpahat sempurna. Ketika sarapan bersama papinya, Leeray membaca notifikasi email masuk. Ternyata semalam Deasy telah mengirimkan sebuah desain kaca patri untuknya. Leeray membuka desain itu melalui ponselnya. Gambar itu sungguh indah dengan warna-warni cerah dan ceria. Sebuah negeri dongeng di atas awan. Sedikit kekanak-kanakan sebetulnya karena dia melihat Deasy membuat unicorn berbadan putih dengan surai berwarna pelangi di bagian pojok kanan bawah. Sepasang bayi malaikat bersayap terbang di atas kastil membawa kecapi dan seruling. Kastil megah berwarna putih dengan aksen atap kuning keemasan dilengkapi gerbang berujung runcing berwarna perak, taman di bagian bawah kastil penuh bunga bermekaran berwarna merah, pink, dan ungu dengan daun-daun yang merambat. Di bagian atas kastil terdapat busur pelangi yang memanjang dari pojok sisi kiri ke kanan dengan background langit berwarna biru saphire. Desain Deasy seperti sebuah masterpiece seniman kenamaan. Leeray takjub melihat desain buatan Deasy. Dia berjanji pada dirinya sendiri akan mewujudkan karya indah itu di rumah barunya nanti. Dia mengirim sebuah pesan WA ke nomor Deasy. "Apa kamu bisa membuat sebuah desain lagi, selain yang sudah kamu kirim semalam? Aku ingin melihat desain kaca patri buatanmu yang lain." Kuliah desain arsitektur modern berlangsung dengan serius, para mahasiswa S2 yang kuliah sekelas dengan Deasy rata-rata seniman tua yang memiliki jiwa seni tinggi. Nampaknya Deasy adalah mahasiswi termuda di kelas itu. Ponsel Deasy tiba-tiba berbunyi di tengah kelas yang hening. Hal itu sontak mendapat tatapan teguran dari rekan-rekan sekelasnya. Deasy pun meringis meminta maaf. Dia lalu memilih mode silent di ponselnya. Nomor Leeray yang mengiriminya pesan WA. Deasy pun segera membuka pesan tersebut. Dia langsung merasa kesal setelah membaca pesan Leeray. Deasy sudah bekerja lembur semalam demi menyelesaikan desain kaca patri untuk Leeray. Dan pria itu memintanya membuat desain lainnya. JANGAN HARAP! Sepertinya dia tidak akan menjawab panggilan Leeray lagi. Dia sangat kesal dengan pria perfeksionis itu. Bukankah kemarin dia mengatakan suka warna cerah dan ceria dengan tema bebas? Sekarang pria itu menginginkan desain yang lain. Dia lelah dan merutuk dalam hatinya. Go to hell, Man!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN