Dansa Pertama

1170 Kata
Jamuan makan sederhana digelar di Chateu D'Allegre fine dining restaurant untuk merayakan pernikahan James dan Laura. Tamunya pun hanya keluarga inti dari kedua mempelai ditambah Philip, mantan kekasih Laura yang kini menjadi sahabat James. Dan Brandy, kekasih Michael, puteri tunggal Enrico Tanurie, sahabat papinya. Leeray memilih tempat duduk di sebelah Deasy, dia memang sengaja melakukannya karena dia ingin berkenalan dengan gadis itu. Aroma tubuh gadis itu benar-benar membuatnya penasaran, aroma dedaunan hijau di hutan yang mengingatkannya akan mimpi anehnya belakangan ini tentang rusa betina bertanduk cantik di dalam hutan. Ternyata Deasy tinggal di Perth, Australia. Dia masih menyelesaikan studi S2-nya di University of Western Australia jurusan desain. Gadis itu sangat cerdas menurut Leeray karena usianya baru 20 tahun, artinya sepanjang pendidikan dasarnya dia telah menjalani banyak akselerasi pendidikan. Leeray suka gadis yang cerdas karena membuatnya tidak bosan saat mengobrol. "Deasy, apa kamu bisa memberikan desain kaca patri untukku? Aku sedang mengerjakan pembangunan rumah pribadiku di Jakarta," kata Leeray sambil menatap wajah Deasy tanpa ekspresi berlebihan. Deasy seolah berpikir seraya menggigit bibir bawahnya lalu berkata, "Bisa sih. Tapi mungkin setelah aku kembali ke Australia. Semua alat kerjaku kutinggalkan di sana. Kepulanganku ke Indonesia sangat mendadak. Ketika Papa mengatakan padaku bahwa Kak Laura akan menikah minggu depan, aku segera melemparkan baju-bajuku ke koper dan memesan tiket Qantas untuk pulang ke Yogyakarta." Deasy tertawa berderai. Leeray pun ikut tertawa. "Kenapa terburu-buru pulang, kan masih seminggu seharusnya?" "Kami sudah berpisah hampir 10 tahun, Lee. Kakakku itu berpindah-pindah negara untuk bersekolah dari Indonesia ke Australia lalu ke Inggris. Aku sangat merindukannya," ujar Deasy dengan ekspresif yang membuat Leeray sulit untuk tidak memperhatikannya. Mini orkestra di restoran itu memainkan lagu-lagu cinta yang indah mengiringi sepasang singer bersuara merdu. Ketika intro lagu "Perfect" dimainkan, adik-adik Leeray mengajaknya berdansa. Semula James menyuruh Philip mengajak Deasy berdansa, tapi Philip menolaknya. Leeray pun menemani Deasy berdansa bersama adik-adiknya beserta pasangan mereka masing-masing. Lirik lagu "Perfect" milik Ed Sheeran dan Beyonce itu memang sangat romantis. Iramanya pun lambat. Tentu saja itu hal mudah bagi Leeray untuk berdansa. Dia sudah menjalani ribuan dansa di pesta jamuan bisnis dan acara sosial lainnya seumur hidupnya. Bahkan, para gadis keluarga konglomerat di Jakarta selalu berebut untuk berdansa dengannya ketika Leeray hadir di pesta dansa. Bagi mereka, Leeray sangat mahir berdansa, dia membuat dansa itu menjadi sesuatu yang indah dan mendebarkan. Leeray tertawa geli ketika tahu gadis yang disukainya tidak bisa berdansa. Deasy sudah dua kali menginjak kakinya dengan keras. "Maafkan aku, Lee. Aku sudah menginjak kakimu 2 kali dengan keras," ucap Deasy dengan tersipu malu. Leeray pun tersenyum menatap Deasy lalu berbisik di telinga Deasy, "Lemaskan tubuhmu, biarkan aku yang memimpin dansa kali ini, Deasy." Gadis itu menuruti apa kata Leeray. Mereka pun berdansa dengan indah dan harmonis tanpa saling menginjak. Leeray memutar-mutarkan tubuh Deasy, menjauhkan tubuh Deasy dari tubuhnya lalu menyentakkannya kembali ke dekapannya Jantung Deasy berdebar-debar tak karuan. Leeray sungguh jago berdansa. Pria itu sungguh mempesona dan membuatnya mendambakannya. Dia ingin terus berada dalam dekapan Leeray yang hangat dan protektif. Namun, Deasy segera mengenyahkan pikiran gila itu dari benaknya. Lusa dia sudah harus kembali ke Perth. Tidak akan ada kesempatan bagi mereka untuk bertemu lagi dalam waktu yang tak terhingga. "Deasy bolehkah aku meminta nomor ponselmu?" tanya Leeray tiba-tiba masih sambil berdansa dengannya. Deasy pun menjawab sambil tersenyum. "Tentu saja boleh, Lee. Mungkin kita tak akan bertemu lagi karena aku akan kembali ke Perth besok lusa." Leeray pun merutuk dalam hatinya. Dia paling skeptis pada hubungan LDR. Sepertinya dia harus berhenti menumbuhkan perasaan sukanya pada gadis ini. Akhirnya lagu romantis itu pun usai. Ketiga pasangan dansa itu pun kembali ke kursi mereka masing-masing. Leonard Indrajaya dari tadi memandangi putera sulungnya yang masih belum memiliki pasangan di usianya yang sudah 35 tahun sedang berdansa dengan puteri kedua Nicolas Carson. Dia bertanya-tanya dalam hatinya, apakah Leeray menyukai Deasy? Namun, ketika Leeray kembali duduk di hadapannya, wajah putera sulungnya itu begitu masam. Dia tak mengerti apa penyebabnya. Leonard pun mencoba berbincang dengan Deasy. "Deasy masih kuliah ya? Kuliah di mana?" "Saya kuliah di University of Western Australia, school of design di Perth. Sekarang sedang menjalani tahun pertama studi S2, Om," jawab Deasy seraya tersenyum pada Leonard. Deasy pun membatin, pantas saja Leeray, Michael dan James begitu tampan. Ayah mereka di usia senja pun masih sangat tampan seolah penampilannya tidak dimakan usia. Genetik raut wajah Tuan Leonard paling mirip dengan Leeray. Itu adalah tipe wajah karismatik yang tidak mudah untuk dilupakan. Tulang rahang dan tulang hidung mereka begitu lurus dan tampak kokoh, mata hitam yang tajam sekalipun sedikit sipit khas Asia dan bibir yang agak tebal. Rambutnya hitam tebal agak bergelombang terpotong rapi dengan model old fashion. Deasy biasa melukis raut wajah model untuk pelajaran desain di kampusnya. Mungkin dia akan melukis wajah Leeray kapan-kapan. Dia sangat mudah mengingat detail wajah Leeray yang tampan. Deasy menyembunyikan senyumnya. Papanya berbincang-bincang dengan papi Leeray tentang sekolah Deasy. Kemudian Leonard mengatakan, "Tuan Nicolas memiliki anak-anak gadis yang luar biasa cerdas. Usia 20 tahun dan sudah mengambil studi S2, apa Deasy sudah memiliki calon suami?" Nicolas Carson pun tertawa mendengar pertanyaan besannya. "Deasy tidak suka pacaran, dia masih ingin sekolah, Tuan Leo." Leonard melirik ke arah Leeray yang tampak tersenyum sekilas. Lalu dia pun berkata lagi, "Mungkin Anda berminat menjodohkan Deasy dengan Leeray, Tuan Nicolas?" Deasy dan Leeray pun sontak terkejut mendengar perkataan Leonard. Mereka saling berpandangan lalu mengerutkan alis seraya tersenyum berbalasan. Nicolas tertawa berderai mendengar saran Leonard. Dia masih ingat tentang cara negosiasi besannya itu. Apakah besannya ini ingin Deasy menjadi istri putera sulungnya? Leeray memang memiliki aura pengusaha sukses yang matang seperti papinya. Nicolas pun tidak keberatan sama sekali seandainya memang mereka berdua berjodoh. "Tuan Leo, itu terserah mereka berdua. Saya tidak berani menjodohkan mereka. Biarkan takdir yang bicara," jawab Nicolas dengan diplomatis. Leonard mengangguk-anggukkan kepalanya seraya tersenyum pada Nicolas. Dia tidak ingin mendesak lebih jauh. Dia hanya ingin membukakan jalan bagi Leeray. Selebihnya biar dia sendiri yang memutuskan kehendaknya. Puteri-puteri keluarga Carson sungguh menarik, cantik dan cerdas. Leonard menyukai Laura maupun Deasy. Michael mendekati papinya untuk mengingatkan tentang hadiah kejutan untuk James dan Laura. Leonard bersama kedua abang James sudah menyiapkan sebuah reservasi kamar di Melia Resort, Nusa Dua, Bali dari Kamis sore ini hingga Minggu. Mereka juga menyiapkan sebuah helikopter yang sudah siap di helipad yang terletak di belakang restaurant Chateu D'Allegre ini untuk mengantar James dan Laura ke Bali. James dan Laura tampak begitu terkejut menerima hadiah kejutan itu. Mereka tampak begitu bahagia. Sungguh sepadan dengan segala kerumitan yang telah Leeray dan papinya hadapi saat menyelesaikan proses lamaran Laura sejak 2 minggu lalu. Leeray harus memenangkan lelang lahan di Jakarta Pusat yang menurut sumber terpercaya sedang diincar oleh Nicolas Carson. Papinya ingin menjadikan lahan itu sebagai mahar untuk mendesak calon besannya melepaskan puteri sulung yang sangat disayanginya kepada putera bungsunya. Sebenarnya 26 milyar adalah harga yang reasonable untuk lahan sebagus itu di jantung kota Jakarta Pusat. Hanya saja menurut Leeray, papinya sangat murah hati memberikannya sebagai sebuah mahar pernikahan. Negosiasi yang sempurna ala Leonard Indrajaya, mungkin itu pelajaran yang bisa diambil Leeray dari peristiwa itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN