Jebakan Mr. CEO

1219 Kata
Leeray membeli sebuah gedung perkantoran di CBD (Central Business District) di kota Perth, Australia. Gedung itu berlantai 8 dan ruang kerjanya terletak di lantai 8. Dia tidak pernah mau menempati lantai selain lantai tertinggi di setiap gedung kantornya dari dulu. Suatu sifat egosentrik yang mendarah daging untuk selalu berada di puncak kekuasaan, doktrin papinya sejak Leeray kecil. Sore ini, dia memimpin meeting kantor cabang klan Indrajaya di kota Perth. Mereka akan memutuskan pilihan desain untuk superblock yang akan dibangun di tengah kota Perth. Ada banyak desain bangunan yang menarik yang ditampilkan di layar LCD di ruang meeting. Sekretaris pribadinya, Andy mengoperasikan LCD dengan laptopnya menampilkan desain bangunan yang telah dikirim oleh para desainer ke surel kantor. "No. No. Yes. No. Yes. No. Yes. No. No ...," ucap Leeray ketika melihat tampilan desain yang muncul bergantian di layar LCD. Andy pun berkata, "Ini 3 desain yang mendapat 'YES' dari Pak Leeray tadi." Dia menampilkan 3 desain gambaran tangan itu dalam 1 slide berjejer. "Aku suka ide bangunan piramide itu, Andy. Bagaimana dengan yang lain?" Leeray mengedarkan pandangannya ke peserta meeting pagi itu. Leeray memuji sang desainer bangunan piramide itu dalam hatinya. Kantor CEO berada di puncak piramide raksasa di tengah kota Perth, ide itu menembak ego Leeray dengan tepat sasaran. Salah satu pimpinan tim proyek berbicara, "Saya rasa desain piramide itu iconic sekali, Pak. Akan sangat menarik bila sudah jadi bangunannya. Kontras dengan bentuk bangunan di sekitarnya." Leeray pun mengangguk-anggukkan kepalanya setuju dengan pendapat anak buahnya. "Andy, hubungi pemilik desain itu secepatnya. Aku ingin dia segera mengerjakan detail desain bagian dalam bangunan per lantai. Kita butuh gambaran utuh dari bangunan piramide itu dari sisi dalam gedung," ujar Leeray dengan praktis. "Siap, Pak. Saya hubungi desainer ini seusai meeting," jawab Andy menatap bosnya. Pria itu memiliki aura yang mendominasi. ***** "Baik, Pak. Besok pagi saya akan datang ke kantor Bapak. Terimakasih atas informasinya," ucap Deasy di telepon lalu mematikan panggilan itu. "YESS! Yuhuuuu ...," seru Deasy dengan gembira. Dia mendapat sebuah proyek besar. Beberapa hari yang lalu dia melihat pengumuman di website kampusnya tentang open recruitment desainer bangunan superblock di kota Perth. Dia mencoba mengirimkan satu desainnya ke alamat surel perusahaan itu. Sebenarnya dia tidak banyak berharap desainnya akan terpilih karena sebelumnya dia belum pernah membuat desain untuk proyek sebesar itu. Deasy melihat-lihat baju di lemarinya untuk dia kenakan besok ke kantor perusahaan properti itu. Sebuah setelan blazer biru tua dan celana panjang senada dengan dalaman ruffle blouse warna putih sepertinya cukup trendy dan memiliki kesan profesional. Dia akan memakai setelan ini besok pagi. Setelah memilih baju, Deasy pun berbaring di ranjangnya menunggu kantuk datang, dia harus bangun pagi besok. Akhirnya pagi pun merekah, Deasy segera mandi lalu berdandan sedikit, dia memakai foundation dan bedak lalu memoleskan lipstik berwarna red natural di bibirnya. Setelah itu dia menyemprotkan parfum ke tubuhnya sebelum memakai setelan baju yang dia pilih semalam. Setelah sarapan sandwich buatannya sendiri, Deasy pun turun ke basement untuk naik mobil Mazda 3 hijaunya. Biasanya dia lebih memilih naik transportasi publik, tapi berhubung hari ini adalah hari yang spesial, dia pun menggunakan mobil pribadinya. Jalanan kota Perth pagi ini masih lengang, Deasy berpikir janji temunya di kantor ini pagi sekali. Mungkin CEO perusahaan itu orang yang rajin dan bisa jadi workaholic. Jam 8 pagi sudah mulai bekerja? Bahkan kota ini belum terbangun! Akhirnya dia sampai di gedung bertingkat 8 itu. Resepsionis di lantai 1 memintanya untuk langsung naik ke lantai 8, tempat di mana kantor CEO berada. Jantung Deasy berdebar kencang, bagaimana pun ini pengalamannya bekerja di sebuah perusahaan besar. Ting. Lift berhenti di lantai 8. Hanya ada 1 pintu di hadapannya ketika keluar dari lift. Besar sekali kantor CEO ini, batin Deasy. Deasy merapikan penampilannya di kaca pintu lift lalu mengetuk pintu kantor CEO itu. Tok tok tok. "Ya. Masuk!" ucap suara pria dari dalam ruang CEO. Sosok gadis muda yang masuk ke dalam ruang kantornya nyaris membuat jantung Leeray melompat dari tempatnya. Mulutnya menganga karena terkejut dan kehilangan kata-katanya. Deasy pun menyapa terlebih dahulu, dia terkejut tapi tidak se-syok Leeray. "Lee, apakah kau CEO perusahaan ini?" tanya Deasy penasaran. Pria itu segera berdiri lalu bergegas mendekati Deasy yang berdiri di dekat pintu. Aroma dedaunan hutan itu menyerbu indera penciumannya. Sebenarnya dia ingin merengkuh gadis itu dalam pelukannya, dia sangat merindukannya. Tapi mereka tak ada hubungan apa pun, belum .... Leeray pun mengulurkan tangannya pada Deasy yang kemudian dijabat dengan erat. "Apa kabar, Deasy?" ucap Leeray berbasa-basi dengan salah tingkah. Wow. Gadis ini bisa membuatnya salah tingkah! Belum pernah ada siapa pun yang sanggup membuatnya kehilangan ketenangan. "Baik, Lee. Ehmmm ... aku diminta ke sini pagi ini pukul 08.00. Pak Andy meneleponku kemarin, dia mengatakan CEO perusahaan ini ingin bertemu langsung denganku," ujar Deasy menatap Leeray dengan tenang. Pria itu seperti salah tingkah, batin Deasy dengan geli. Leeray pun lebih terkejut lagi. "Kau pemilik desain piramide itu?" tebak Leeray bersedekap seraya menggosok bulu-bulu halus yang mulai tumbuh di pipi dan dagunya. Gadis itu tersenyum seraya mengangguk-anggukkan kepalanya membenarkan pertanyaan Leeray. Kini Leeray mengalami pusaran emosi yang begitu membingungkan antara ingin bersorak gembira dan bimbang harus memposisikan dirinya sebagai bos baru Deasy, dia perfeksionis dan demanding dalam pekerjaannya. Apa gadis ini sanggup menyesuaikan diri dengan sifatnya itu atau malah kabur lagi tanpa pesan seperti beberapa waktu lalu? "Ohh oke, kau harus mulai bekerja hari ini, Deasy. Kita punya deadline dengan jadwal yang ketat untuk proyek superblock ini. Duduklah dulu di sofa. Aku harus mengurus sesuatu ...," ujar Leeray menunjuk sofa di tengah ruangan kerjanya yang super luas itu. Leeray menekan interkomnya. "Andy, ke ruanganku sekarang." Tak lama kemudian sekretaris pribadi Leeray masuk ke ruangan CEO. "Selamat pagi, Pak. Ada yang bisa saya bantu?" Leeray duduk bersandar di kursi singgasana CEO nya seraya berkata, "Aku mau kau minta ke bagian perlengkapan gedung, sebuah meja kerja untuk desainer proyek superblock kita. Taruh di dekat meja kerjaku di sebelah situ." Tunjuk Leeray ke posisi yang dia inginkan untuk meja kerja Deasy. Dia ingin memandangi gadis itu sepanjang hari. Tentu saja sembari dia bekerja. Suatu pengaturan yang menyenangkan baginya. Leeray tersenyum sekilas melirik ke Deasy yang sedang duduk di sofa memandangi sekeliling ruang kerja Leeray. "Baik, Pak. Segera saya siapkan meja kerjanya. Apa ada lagi tugas yang lain?" balas Andy dengan sopan. "Tidak. Kau boleh keluar sekarang," ucap Leeray menatap Andy dengan ekspresi datar. Ahh ... kontrak kerja, Leeray teringat hal penting itu. Dia harus mengikat gadis itu agar tidak kabur darinya lagi. Dia pun mengambil map kontrak kerja yang sudah disiapkan sekretarisnya di meja. "Deasy ... kemarilah! Kau harus menandatangani perjanjian kontrak kerja di perusahaan ini terlebih dahulu," panggil Leeray dari meja kerjanya. Deasy pun bergegas menuju ke meja Leeray lalu duduk di hadapan pria itu. Dia menekuri map berisi berkas perjanjian kontrak kerja dalam bahasa Inggris itu. Dia paham inti dari perjanjian kontrak kerja itu, dia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak yang diterimanya dan mematuhi semua perintah atasannya. Kontrak itu dibuat dengan penalti yang besar untuknya bila sampai dilanggar. Akhirnya Deasy pun membubuhkan paraf di setiap lembar kontrak perjanjian kerja itu dan tanda tangan di bagian akhir berkas itu bersebelahan dengan tandatangan Leeray. Leeray tersenyum puas ketika melihat Deasy menyelesaikan tanda tangannya di surat perjanjian kontrak kerja. Dia akan memastikan gadis itu menjadi miliknya di akhir periode kontrak kerjanya. Sungguh takdir yang tak terduga, gadis yang dia idam-idamkan justru datang sendiri ke hadapannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN