AMI 15 MENIKAH

1002 Kata

Pulang kuliah, Rahmi kembali hampir kehujanan. Ia berteduh di sebuah warung pinggir jalan yang sudah tutup. Ada beberapa orang yang sudah lebih dulu berteduh di sana. "Ami!" Rahmi yang baru saja melepas helm menolehkan kepala. "Kak Fardan." Rahmi tersenyum, ada rasa salah tingkah juga rasa bersalah. Karena merasa bahagia di atas duka Fardan, yang kehilangan istri untuk selamanya. "Duduk sini!" Fardan menepuk tempat kosong di bangku kayu panjang yang didudukinya. Rahmi meletakkan helm di samping Fardan, baru ia duduk. "Kapan menikah?" Tanya Fardan mengejutkan Rahmi "Hah!" Rahmi menolehkan kepala untuk menatap Fardan. Fardan juga tengah menatapnya. "Sepuluh hari lagi," jawab Rahmi setelah mengalihkan tatapan ke depan. Menatap jalanan yang basah karena hujan. "Harusnya, calon penganti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN