“Jadi kamu udah mutusin untuk melanjutkan kuliah?” sang papa tampak bersemangat. Mita mengangguk pelan. “Iya, Pa.” “Bagus! Bagus sayang … kamu udah ngambil keputusan yang paling benar,” ucap sang papa. Mita hanya tersenyum. Matanya tak henti melirik jarum jam yang terus bergerak. Pikirannya kini mulai mengawang memikirkan Daffa. Apakah Daffa sudah makan siang? Apakah Daffa tidak bosan karena dia sudah pergi terlalu lama? Mita baru saja selesai makan bersama dengan keluarganya. Sang adik bahkan juga sudah kabur melarikan diri untuk bermain bersama teman-temannya. Tapi kedua orang tua Mita sepertinya masih ingin mengobrol lebih lama dengan putri mereka. “Jadi bagaimana kehidupan kamu selama ini? Semua baik-baik aja, kan?” tanya sang papa. Mita tersenyum. “Semua baik-baik saja, kok, P