“APA KAMU SUDAH GILA ...!?” suara Daffa terdengar menggema keras. Mita hanya tertunduk diam. Saat ini mereka bertemu di sebuah atap gedung yang pembangunannya terbengkalai. Keadaan atap gedung itu dipenuhi oleh sampah-sampah yang berserakan. Sepertinya banyak anak-anak lain yang juga menjadikan tempat itu sebagai lokasi bermain mereka. Daffa sudah menunggu Mita selama tiga jam dan akhirnya gadis itu pun muncul. Lelaki itu benar-benar frustasi dengan pengakuan Mita tempo hari. Saat itu keadaan menjadi benar-benar kacau. Daffa mengamuk dan terus membantah semuanya. Sementara Mita malah tetap bersikukuh dengan kebohongannya. Hal itu membuat keadaan menjadi runyam. Pertemuan itu pun tidak menghasilkan apa-apa. Belum ada titik terang. Tidak ada kejelasan sama sekali. “KENAPA, TA ...!? ken