Pratiwi hanya menengok ke arah ibu Rahma yang tengah menatapnya dengan manis. Dia pun tersenyum manis lalu menyenderkan tubuh. Menggunakan kain sebagai penutup diri saat itu. Duduk menghadap ke arah luar ruangan, menikmati hujan yang meneduhkan sekaligus seperti ancaman bagi Pratiwi. “Kamu tidak apa-apa, kan? Di antara kalian tidak ada yang melanggar apa yang sudah dilarang, kan?” tanya ibu Rahma untuk memastikan tidak ada hal-hal di luar batas yang mereka lakukan di desa itu. “Eh, enggak apa-apa, kok,” jawab Pratiwi dengan kikuk. Jujur, saat ini Pratiwi sedang kecewa, tapi tidak tahu harus kecewa pada siapa. Marah? Tentu saja, dia begitu marah pada keadaan, tapi sama juga tidak tahu harus mengungkapkan rasa marah pada siapa. Kecuali, kecewa dan marah pada diri sendiri. Pratiwi men