Arum mengemasi barang-barangnya. Ia memilih kembali ke rumahnya sendiri, ia akan membawa serta anak-anaknya. Nelangsa sedang melangit bersama kepercayaan dirinya yang koyak. Arum tidak punya pilihan lagi. Ia merasa terhina hari ini. Bukan tentang talaknya, bukan, bukan itu. Yang membuat seorang wanita menangis hingga air matanya berlinang-linang adalah sebuah kenyataan pahit bahwa dirinya telah terkalahkan. Arum, , , masih kurangkah ia bertahan ? Masih belum cukup baik kah ia sebagai istri di dalam rumah Hendrik ? Masih kurang sabarkah ia menghadapi semua kelakuan Hendrik ? Arum merasa dirinya berada di tempat yang benar, ia hanya ingin Hendrik berbuat sesuai dengan porsinya, tidak berat sebelah. Itu yang membuat air mata Arum tak berhenti menetes. Sudah lebih dari sekali ia sebagai