Rasanya baru kemarin Irna datang, sekarang dia harus kembali ke Jakarta. Entah mengapa, di sini Irna seperti memiliki keluarga baru. Dia di sambut dengan tangan terbuka oleh Lastri dan Disa. Mereka memperlakukan Irna layaknya keluarga sendiri dan mengajarinya banyak hal.
“Seng rukun karo suamimu yo Nduk? Kalau lagi senggang hubungi ibumu ini yo?”
Irna memeluk mertuanya dan mengusap punggungnya. “Iya. Ibu juga jaga kesehatan. Jangan terlalu capek ya Bu?”
Lastri melepas pelukan menantunya dan menghapus jejak air mata yang mengalir, “Sudah to Bu. Jangan menangis. Bulan depan kalau ada waktu luang, Miko datang ke sini lagi ajak Irna.”
Lastri mengangguk, lalu berganti memeluk putranya. “Jaga istrimu baik – baik, Le. Jangan buat dia nangis yo?”
“Iyo Bu. Miko janji. Wes yo? Kereto e wes teko
