Tujuh hari berlalu dan duka masih membayang di rumah Miko. Sebagai sulung dan kepala keluarga, Miko tidak harus selamanya bersedih hati karena kepergian ibunya. Masih ada istri dan kedua adik yang harus ia jaga. Jadilah, malam ini Miko memutuskan mengumpulkan Irna, Fara dan Disa di ruang tengah rumah mereka. “Coba jujur sama Mas, siapa yang menghamili kamu Dek?” Tanya Miko berusaha tenang. Fara menunduk kedua jemarinya saling bertaut karena merasa takut. Tubuhnya pun jauh lebih kurus sekarang dengan perutnya yang sedikit membuncit. “Kenapa nggak mau jawab? Bisu kamu?” “Mas..” Irna menyentuh lengan suaminya. Mencoba menenangkannya. “Jawab Mas Adek!” Gertak Miko lagi. Fara terisak dia ketakutan sekarang. “Jawab Mas!” “N—ngak tahu Mas.” Tangis Fara semakin kencang. “Kenapa nggak tahu kamu