“Selamat sekali lagi Pak Miko.” “Iya, Pak Uslan. Terima kasih banyak sudah meluangkan waktunya untuk datang.” Pak Uslan tertawa dan menepuk bahu Miko, “Haish, Bapak sebenarnya malu karena nggak terlambat. Tapi nggak lebih malu lagi kalau nggak datang. Sudah sana, temui Istrimu. Bapak pulang dulu.” Miko mengangguk dan mengantar Pak Uslan sampai di loby hotel. Setelah itu, Bara segera berbalik menuju lift seraya meregangkan ototnya yang terasa kaku. Selagi menunggu pintu liftnya terbuka, Bara masuk mengeluarkan ponselnya dari saku celana yang sejak tadi bergetar. Dia mendapat banyak sekali chat dari teman – temannya, namun pesan dari Disa yang mengiriminya video membuatnya penasaran. Dia membuka halaman chatting dengan Disa dan mendownload videonya. Bersamaan dengan itu ketika pintu lift