Hingga beberapa saat berlalu, Jenar tersadar jika kini dirinya tengah melakukan hal yang tidak sepatutnya dia lakukan. Bersandar pada bahu Samuel dengan tangisnya yang masih terisak-isak, gadis itu langsung membenahi posisi duduknya tegap bersandar pada sandaran kursi meski ia belum bisa sepenuhnya menghentikan tangisan. "Maaf, Pak," ujar Jenar lirih dengan napas yang masih agak tersengal sengal, Samuel yang juga sudah membenahi posisi duduknya di sebelah Jenar mengerti untuk apa gadis itu meminta maaf. "Enggak, bukan kamu yang seharusnya minta maaf. Saya enggak ada maksud buat peluk kamu," jawab Samuel, Jenar mengangguk paham sambil mengusap kedua pipinya menyadari jika dirinya memang begitu lemah tadi. "Terima kasih Pak Samuel mau menemani saya, tapi saya sudah naik baik saja. Pak