# Karen menatap datar tumpukkan arsip perusahaan di hadapannya. "Lagi?" Ia mengalihkan tatapannya ke arah Lou. "Karen....tidak mudah menjadi calon pewaris seluruh harta keluarga Tan. Kau sudah belajar sejarah keluarga kita, dan kau tahu....opa merintisnya dari nol. Sayang sekali saat perusahaan ini berada di puncak, semua anak-anakku meninggalkanku lebih dulu. Itu adalah kesedihan terdalam bagiku, jika bukan karena Lou dan harapan kalau suatu saat kau akan kembali ke keluarga ini, aku mungkin sudah mati karena putus asa." William Tan berbicara dengan raut wajah sedih. Karen menelan kembali kalimat protes yang hendak ia keluarkan. Ia merasa kepalanya penuh dengan semua pelajaran bisnis dan sejarah keluarga yang dijejalkan kepadanya sejak hari pertama ia masuk secara resmi ke dalam silsi