# "Kinan....." Karen menoleh. Suara itu begitu dikenalnya. Ibunya menatapnya dengan sorot sedih. "Mama...." Ucapnya tercekat. Suara-suara sahut menyahut. Perlahan terdengar seperti gema yang tidak jelas di telinga Karen. Namun Karen tidak mampu mengalihkan tatapannya dari ibunya yang terkapar di lantai, menatapnya dengan tatapan gemetar dan penuh air mata, berbisik tanpa suara. "Tutup matamu....lu...pa...kan." Karen terisak. "Anak pintar. Jangan hidup dengan membenci papamu....jangan membenci siapapun." Ucap ibunya lagi. Karen mencoba memberontak tapi ia sama sekali tidak bisa bergerak. Tubuhnya kaku. Rasa sakit menyusup hingga ke dalam sumsum tulangnya. Saat berikutnya yang bisa ia rasakan hanyalah rasa sakit luar biasa yang menekan perutnya. "Jangan....jangan....!!!" Karen