# William Tan mengelus-elus kepala tongkatnya yang terbuat dari emas. Ia sebenarnya tidak sabar lagi melihat bagaimana Karen membuat debut sebagai penerusnya. Ia menggantungkan seluruh harapannya pada cucu satu-satunya itu. Jika Karen gagal, dibandingkan membiarkan perusahaan yang ia bangun dari nol tersebut jatuh ke tangan para penjilat itu, ia lebih suka menjadikannya donasi sosial. Karen adalah penerus yang ia didik secara instan. Suatu kebanggaan baginya hanya dalam waktu sekitar dua bulan, gadis itu bahkan mampu meningkatkan kemampuan belajarnya, jika itu bukan cucunya ia tidak akan yakin ada yang sanggup lagi. William Tan bukanlah seorang dengan pendidikan tinggi, ia bahkan hanya mengecap bangku sekolah hingga kelas tiga sekolah dasar. Ia membangun bisnisnya dari nol ketika usia