Keinginanku masih membara, akan tetapi tubuhku lemah. Ketika aku sedang bersantai pada kamar tidur aku mendengarkan musik, aku datang-datang mempunyai mimpi yg penuh gairah. Saya membayangkan panjang selatan 165 centimeter panjang, & 32b MS mengunjungi jari mini , mini & mengunjungi sekolah menggunakan sekolah yg panjang, panjang & panjang. EMH terasa sangat baik. Teman baik aku Sandi menyampaikan beliau mempunyai 4 anak & dua cucu namun perasaan tonjolan kemaluan luar biasa namun sangat menarik jadi aku .
Saya akan sanggup mencicipi tubuh Dewi. Jadi beliau nir menerima apa-apa menggunakan menaruh keperawanan Bu Suti. Aku melihat jam pada dinding & telah jam 1 siang. Saya jangan lupa telepon menurut seseorang sahabat yg menyuruh aku tidur pada tempat tinggal . Jantung aku berdebar kencang lantaran aku nir memahami bagaimana cara berafiliasi badan menggunakan pacar aku & aku resah bagaimana Bu Dewi ingin berafiliasi badan menggunakan Sandi. - Kepalaku berputar.
Aku menutupi kepalaku menggunakan bantal & mengerang. Saya ingin mempunyai mereka bertiga namun aku nir memahami bagaimana melakukannya tanpa menyerah.
Kalau nir kasus, siapa yg sanggup menolak Bu Dewi, bagaimana menggunakan aku yg menolak Sandy? Saya memalukan menggunakan sahabat sekolah aku lantaran mengundang mereka kesini.
Saya sebenarnya sempat ragu karenanya sangat berbahaya, terutama buat persahabatan aku menggunakan Sandy. apabila beliau mendapat undangan aku , interaksi kami sanggup baik, namun apabila ditolak, akan sebaliknya.
Mungkin sekolah aku merupakan sahabat aku . Otak aku diprogram buat melakukan itu. Ini pusing saat Anda memikirkannya. Pikiranku teralihkan waktu mendengar ketukan pada pintu kamarku. Kukira beliau pesolek, akan tetapi waktu tempat tinggal dibuka, Bu Dewi & ketiga cucunya sedang membawa bekal. "Dicky, makan siang dulu." Kata Bu Dewi sembari memberitahuakn nasi & lauk pauknya.
- Oh, Bu, aku sangat memalukan. Tapi saya nir lapar. Makan malam." Saya menjawab bahwa lebih baik makan 2 kali sehari. "Oke, saya berhasil. Makan, nir!" Dia mengatakan menggunakan senyum anggun & saya mengangguk menjadi jawaban. Akhirnya, menggunakan ketiga cucunya, aku mengikuti jejak Bu Dewi ke meja.
"Hei Denny, Ricky, Jarwo, engkau ingin bermain PS atau nir?" Saya bertanya pada 3 cucu Bu Dewi. - Aku akan, adik! Ricky merespons tidak sinkron menurut kakaknya, Danny, yg nir memalukan-memalukan.
"Ayo!" Kataku sembari membawa ketiga anak itu ke kamarku. Nyalakan TV & PS. Mereka menentukan CD game CTR & aku membantu menginstalnya. Setelah mereka asyik main PS, aku balik makan siang.
Sepertinya Bu Dewi telah menunggu. - Suster, yuk kita makan beserta. aku tanya Bu Dewi.
"Suatu kali aku makan malam menggunakan Deni & Ricky.
Dek Dicky, makan yg poly sembari makan & main game PS sama saya . istilah Bu Dewi sembari makan.
Saya pula makan sendiri sembari ngobrol sama Bu Dewi. Dia bercerita poly mengenai keluarganya. Dia berbicara mengenai beban hayati menggunakan kelima anaknya, yg telah menikah & berpisah. Kini hanya 3 cucu & suaminya yg mengecat tempat tinggal . Namun, beliau merasa kesepian lantaran kelima anaknya sporadis berkunjung. Tapi beliau nir akan mendapat uang menurut anak-anak yg lebih tidak baik darinya.
Bu Dewi pula berbicara mengenai cintanya. Dia sebelumnya sudah menikah lantaran beliau dulu yg baru berusia 16 tahun hamil.
Bu Dewi baru saja menuntaskan sekolah SMP. Pada usia 16, beliau bertemu menggunakan seseorang laki-laki 10 tahun lebih tua darinya & jatuh cinta.
Kenalan mereka merupakan Pria, yg bekerja menjadi buruh bangunan. Berawal menurut suami Dewi yg acapkalikali mampir ke warung nasi orang tuanya buat makan. Lantaran acapkalikali bertemu, Bu Dewi semakin mengenal suaminya. Ia acapkalikali diajak jalan-jalan & waktu pergi menurut jalan-jalan beliau acapkalikali mengajak Bu Dewi tidur.
Di ranjang itu Bu Dewi hamil & acapkalikali berinteraksi menggunakan orang tuanya sampai dinikahkan secara paksa.
Selama pernikahannya, beliau acapkalikali namun sporadis melakukan interaksi seksual yg memuaskan menggunakan suaminya.
Tapi beliau telah usang nir melakukannya, terakhir 2 tahun lalu.
Walaupun nafsunya Bu Dewi acapkalikali rakus. Namun laki-laki itu indolen sehabis seharian bekerja, & tubuh tuanya itu terlalu lelah buat berafiliasi badan. Sejak waktu itu Bu Dewi sangat kesepian, namun sehabis satu tahun beliau mencicipi donasi aku lantaran aku bisa menciptakan kasus ranjangnya. Jadi gampang buat aku ingin berafiliasi badan dengannya, sulit buat menolak ajakanku lantaran beliau sangat menginginkannya. Saya nir poly bicara & acapkalikali mengangguk setiap kali aku mendengarnya. Saya terkejut saat Bu Dewi memberitahu aku mengapa beliau ingin membuka selendang yg aku kenakan. Dan lantaran tetangga aku acapkalikali mendengar mengenai torpedo aku , mereka terkadang bergosip mengenai torpedo aku yg akbar & panjang. Jadi Dewi, yg telah usang nir berafiliasi Ml menggunakan suaminya, acapkalikali pulang ke tempat tinggal aku buat buang air mini atau mandi, jadi beliau ingin mengambarkan & menarik perhatian aku . Saya makan kuliner ringan pada pagi hari sebelum pulang ke sekolah. Terkejut menggunakan pengakuannya, aku akhirnya nir sanggup berhenti tertawa. Aku masih jangan lupa Bibi Riri datang-datang keluar menurut rumahnya waktu saya sedang berkumpul menggunakan sahabat-temanku pada dekat tempat tinggal Bibi Riri lantaran kami sedang bersenang-bahagia . Kemudian beliau melepas bajunya & melihat nenennya. Meskipun kami masih belia waktu itu. Saya baru masuk SMA. Tapi kita telah tertarik menggunakan tubuh versus jenis. Saya kagum menggunakan betapa kerennya bermain menggunakan pemandangan panorama indah. Sayangnya, saat Bibi Riri memberitahuakn padaku gunung kembar yg akbar & berminyak,
Bibi Riri, yg merupakan seseorang terapis pada spa, memaksa kami buat memberitahuakn torpedo kita. Kami masih naif & dipaksa olehnya buat membuka celana kami satu per satu & memberitahuakn k*********a. Saya pikir Bibi Riri merupakan orang pertama yg membicarakan fakta itu. Lantaran nir terdapat yg pernah melihat torpedoku sebelumnya.
Kalau Ibu aku , melihat p***s aku saat aku disunat saat aku masih pada sekolah dasar.
Lantaran sehabis disunat aku nir mau lagi dimandikan sang bunda aku .
Saya nir mengharapkannya lantaran aku memberitahuakn pada Bibi Riri torpedoku, akan tetapi itu sinonim. Meskipun aku sedikit bangga, tetangga aku , terutama Bibi Riri, menduga torpedo aku akbar & panjang. Tapi lantaran telah sebagai sinonim, umat insan terlalu memalukan.
Akhirnya kita makan & minum. Saya masuk ke kamar aku buat membeli rokok & balik ke Bu Dewi.
"Bu, apakah engkau merokok?" Saya bertanya pada Bu Dewi, menyarankan rokok ringan.
"Oke, Deh." Bu Dewi, sembari memegang Rokok, menjawab.
Kemudian Bu Dewi duduk pada kursi pada sebelah aku .
"Bu, apa yg engkau lakukan menggunakan kami bertiga, apakah engkau siap?" Saya meminta diri aku buat nir merasa pusing. "Oh Deck Fuzi, pekerjaan bunda masih sakit & sedikit sakit, saya nir keluar pagi ini." Dia menjawab menggunakan paras sedikit khawatir.
"Ngomong-ngomong, kini ini misalnya menaruh anak ayam pada induk burung, apa yg engkau inginkan, nona?" Ini saran aku buat Pak Suti. "Hati -hati menggunakan malam ini & kawan. "apabila bunda telah siap malam ini, kenapa nir!" Aku menjawab menggunakan senyum penuh harapan.
"mengagumkan. Tapi jangan lupa. Jangan lakukan apapun dalam pekerjaan ibumu!” ucapnya menggunakan paras serius.
- Ya, aku berjanji aku nir akan melakukan apa pun buat pekerjaan istri Anda. Jawaban aku nir kurang. Kami mengobrol panjang & ke 2 keponakan aku masih bermain PS pada kamar aku . Aku nir percaya ini telah jam tiga sore. Sambil minum kopi & merokok beserta Bu Suti, datang-datang terdapat yg mengetuk pintu. Aku segera pulang ke pintu. Teman sekolah Dandy akan datang. Dia seumuran denganku, 18 tahun. Tubuhnya tinggi & akbar . Tingginya kurang lebih 170 centimeter & beliau merupakan sahabatku jadi saya acapkalikali pulang ke tempatnya atau bermain dengannya. Minum beserta buat menonton film beserta. Tapi aku nir memahami kenapa, aku telah mengenalnya selama kurang lebih tiga tahun, & beliau bahkan nir mengundang aku buat bernyanyi pada rumahnya. - Dia bilang pada rumahmu. Tapi saya sanggup mendengarnya bernyanyi!” aku mengeluh mengenai kebohongan itu. - Ini merupakan keponakan tetangga aku . Perkenalkan Bu Dewi! Saya membawa Sandy ke dapur & bertemu Bu Dewi yg menjawab aku . Sepertinya Bu Dewi sedang mencuci piring. Sangat menarik buat melihat Bu Dewi pada sisi lain. Lantaran bongkahannya sahih-sahih menggairahkan & sangat menonjol.
"Bu, beliau Sandy, sahabat sekolah Dicky."
mereka mulai mengenal satu sama lain. Sandy mencium tangan Bu Dewi menggunakan penuh hormat.
Setelah mencuci piring & berbincang menggunakan kami, Bu Suti berpamitan buat pergi. Sandy segera menyalakan sebatang rokok pada tangannya. Wajahnya terlihat damai. “Hei, saya membawa vodka. nir apa-apa? - istilah Sandi. "Aman. Tidak terdapat orang pada tempat tinggal ! Lagipula Bu Dewi lebih memahami. Aku telah poly bicara menggunakan sahabat-temanku pada sekolah mengenai kebiasaanku." Saya menjawab menggunakan percaya diri. - Oh, mengagumkan, Astaga! istilah Sandi sembari membuka sebotol vodka.
Kami minum vodka yg dibawa sang Sandi & mengobrol. Dengan impak vodka, aku menyebarkan pengalamanku menggunakan Bu Dewi. Saya mempunyai kebebasan buat menyebarkan menggunakan beliau.
Sandi tertidur pada ceritaku & menunggu menggunakan nir sabar. Mungkin beliau nir percaya padaku.
Dia pula menyampaikan keinginannya buat herbi Bu Dewi. Sandi terkejut, namun beliau mulai memberitahuakn minat. Saya pikir beliau mengkhawatirkan aku . Selain itu, beliau takut Bu Dewi enggan.
Saya bilang aku telah menyampaikan semuanya menggunakan Bu Dewi & beliau sepakat. Akhirnya, Sandy percaya padaku, sepakat & ingin merajut 3. Jadi seluruh barang bawaan aku hilang. Sekitar jam 7 malam, Bu Dewi balik ke tempat tinggal kami buat mengolah makan malam. jantung berdebar-debar. Saya datang-datang merasa nir nyaman. Saya mencoba buat sebagai sebiasa mungkin. Saya pertama kali mencoba berbicara menggunakan Bu Dewi.
"Bu, bahkan apabila engkau mengundang suami & cucumu buat makan malam." Saya menyuruh Bu Dewi buat damai. “Suami & cucunya telah makan sebelumnya. Bahkan sehabis makan malam, suami aku pribadi pulang tidur. Bu Dewi menjawab, "Saya mungkin muak pergi."
Saya pikir aku menerima kode menurut Bu Dewi, jadi aku pulang ke beliau. Aku memeluknya menurut belakang. Dia nir peduli apa yg aku lakukan lantaran beliau sibuk menyiapkan bumbu buat mengolah. Saya mencium rambutnya. Kemudian, saat aku mencium gunung kembarnya, aku melihat rona saat aku mencium gunungnya.
Sandi membisu -membisu melihat tindakan aku . Melihat wajahnya, itu bukan hanya bodoh. Dia konfiden aku relatif acapkalikali berafiliasi menggunakan Bu Dewi. Aku membalikkan tubuh Bu Dewi ke arahku. Kecurigaan ada pada paras Bu Dewi. Aku memahami beliau nir nyaman berada pada dekat temanku. Tapi saya mencium lehernya yg panjang & akhirnya bibir kami bertemu & kami berciuman. Tapi tubuh Dewi sedikit gemetar, & beliau mungkin masih merasa nir nyaman & nir nyaman.
Saya mengabaikan syarat Bu Dewi & membawanya ke kamar tidur aku . Lantaran saat aku kotor, aku nir merasa nyaman pada dapur. Setelah meninggalkan dapur, aku memberi Sandy kode buat memasuki kamar tidur aku . Di kamar kami berciuman lagi. Lidah kami saling melilit, saling menjilat & menjilat pengecap satu sama lain menggunakan lembut. Saya pikir Dewi jauh lebih damai & kalem kini . Saya meminta Sandi yg usang terdiam buat melepas baju Bu Dewi. Setelah berpikir sejenak, beliau mulai membuka kancing baju Bu Dewi yg longgar. Dia melepas bra merah menurut tubuh Dewi, menerangkan bra & celana abu-abu yg beliau kenakan. Aku mulai membuka kancing bra-nya. Ukuran 32B menggunakan dot merah belia panjang buat kait gundukan Bu Dewi yg gratis. Saya serang gunung pada sebelah kiri & gunung pada sebelah kanan akhirnya masuk ke daerah lisan Sandi.
Kami mulai mahir bermain gunung kembar Bu Dewi. Aku menjilat semua bagian atas gunungnya yg terdapat ditanganku & lidahku memelintir p****l panjang Bu Dewi.
"Ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss."
Perlahan saya menjilat & melumat & memompa gunung Bu Dewi. Saya lebih senang bermain menggunakan gunung kembar Bu Dewi daripada Sandi.
Dengan penuh semangat beliau menjilat & memompa dan memompa gunung kosong itu sebagai akibatnya air liur menurut mulutnya meresap ke pada gunung Bu Dewi & menetes ke perut Bu Dewi & ke lantai kamarku.
Satu hal lagi, Bu Dewi akan memperburuk keadaan. Tangannya menjambak rambutku & Sandi & beliau mengeluarkan erangan kenikmatan.
Aku mulai menarik Cawatnya yg abu-abunya ke bawah hingga terlepas menurut tubuhnya. Rambut tebal yg terlihat menghiasi apemnya. Saya menggunakan lembut membawa Bu Dewi ke loka tidur aku . Sehingga Sandy wajib menghentikan keberpihakan Bu Dewi buat menerima nenen yg tepat. Sandi memanfaatkan situasi ini buat tanggal landas. Perlahan kucium k******t Bu Dewi. Aku jilat kacang klentit perlahan & hati-hati. Bibirnya sedikit k******t sedikit. Sedangkan Sandi menikmati mengisap lisan Bu Dewi menggunakan torpedonya sendiri, nir sebanyak milikku, akan tetapi sama panjang. Merasa dihisap, dihisap, atau diremas torpedonya Sandy sang Bu Dewi, Sandy meremas ke 2 sisi gunung kembar Bu Dewi menggunakan penuh semangat. Sementara itu, aku bahagia bermain menggunakan apem tembam Bu Dewi & sarangnya.
Saya menjilat & menjilat & mengisap & menggali apem Bu Dewi, aku nir berani bermain menggunakan lubang belakangnya. Seperti yg dijanjikan, lubangnya pula merah & sedikit bengkak lantaran pelecehan aku pagi ini. "Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"
Sandy mengerang & meringis.
beliau mungkin mencicipi sakit pada ketua tongkolnya, yg acapkalikali disentuh menggunakan giginya Bu Dewi. Ruangan ini sahih-sahih penuh menggunakan perbedaan makna gairah. "uuuuu dE you uuuuuu uuuu uuuu uuuu uu uuuu punya," uuuuuu uou, uuuuuu uou , b******n dek "dek ayu genjot bunda donk mengagumkan uuuuu uuuuu uuuuu Cepetan dek, Bu Dewi memaksa aku buat segera menggenjotnya.
Bu Dewi perlahan-huma menurunkan tubuh Shandy hingga beliau menelan tongkol Sandi pada pada apem Bu Dewi. Benar-sahih tanpa benang sehelai pun, saya segera membiarkan tongkolku bermain menggunakan lisan lebar Bu Dewi.
Bu Dewi mulai mengayunkan & memutar pinggulnya & menggulung pinggulnya maju mundur waktu beliau berkecimpung naik turun buat menggoyang tongkol Sandy yg terkubur pada pada lubang apemnya. Ketika tongkolku terdapat pada mulutnya, beliau menghisap, menjilat, menghisap, & meremas menggunakan lembut.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA” Sandy sangat menikmati permainan Bu Dewi. sebagai akibatnya beliau mendesah lebih keras daripada yg keluar menurut lisan Bu Dewi.
Sandy & Bu Dewi berpelukan & berpagutan. Aku pribadi merogoh posisi pada belakang bongkahan belakang Bu Dewi sembari menggoyang-goyangkan tongkol Sandy pada pada lubang apemnya..
Aku perlahan-huma memasukkan tongkolku yg sangat licin misalnya minyak bayi ke pada lubang apemnya yg berisi tongkol Sandi. Bu Dewi terdiam buat ad interim saat & Sandy sanggup menggoyang tongkolnya pada pada apemnya Bu Dewi . Penjelasan aku didorong & beliau sanggup memasuki apemnya tanpa bisnis. Hanya ketua tongkolnya yg tertelan. Bu Dewi lubangnya apemnya terlalu ketat & ketat sebagai akibatnya kami nir sanggup memasukkan 2 tongkol sekaligus.
Sedikit kecewa, aku masih menarik tongkol aku yg berisik keluar menurut lubangnya menggunakan gampang. Akhirnya Bu Dewi menegakkan tubuhnya & menggoyangkan tubuhnya lagi, menggoyang-goyangkan tongkol Sandi. Saya menempatkan Bu Dewi dalam posisi terlentang. Berdiri pada belakang Bu Dewi, perempuan menggunakan rambut hitam tebal.
Saya meremas gunung Bu Dewi menggunakan keras.
Rasanya misalnya lubang v****a, akan tetapi saya terutama senang sensasi dubur yg menggelitik tongkolku. Aku perlahan-huma mulai menggerakan tongkolku bolak-kembali buat menjaga tongkolku pada duburnya. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Sandi yg telah terbakar nafsu mulai menggoyang tubuhnya naik turun, & tubuh Bu Dewi gemetar karenanya. Saya ingin Bu Dewi mencapai kenikmatannya menggunakan bebas. Aku melepaskan tongkolku menurut dubur Bu Dewi. "AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA mencoba Bu Dewi hingga pada zenit orgasmenya, Sandy terus menggoyang tubuhnya.
-Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh Bu Dewi menerima kenikmatannya.
Lima belas mnt lalu Sandy w*****k lagi & akhirnya Sandi & perempuan itu mencapai zenit kenikmatan mereka beserta.
Sekarang Bu Dewi berbaring pada loka tidur.
Sandy segera berdiri, merogoh tisu basah & menyeka cairan panas menurut tongkolnya & menurut lubang apemnya Bu Dewi yg sedang tumbuh.
Setelah Sandy memompa, menjilat & memompa ke 2 nenennya Bu Dewi, aku melihat Bu Dewi bersemangat lagi. Bu Dewi merentangkan kakinya. Aku mendekat & segera memasukkan tongkolku menggunakan lembut ke pada lubang apemnya. Minyak bayi pada tongkolku sangat membantuku menembus lubang apemnya. Tongkol aku karam sepenuhnya ke pada apemnya Bu Dewi tanpa bisnis apapun. Aku mulai mengguncang tubuhku & perlahan tongkolku maju mundur. Pena aku kesemutan pada lubangnya & Lubang apem Bu Dewi mulai meremas tongkolku, Ini sahih-sahih lezat .
"hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh" Bu Dewi menghela nafas sembari tangannya mengelus tongkol keras Sandy lagi menggunakan gerakan yg relatif cepat. Saya masih menyukai gerakan lambat & halus menurut tongkol aku bolak-kembali pada apemnya. Bu Dewi kadang-kadang menggerakkan pinggulnya & menghela nafas tanpa henti. "Hei, hei, hei, hei, hei, dek." beliau menghela nafas & bertanya.
Atas permintaannya, aku mulai gerakan bolak-kembali cepat, mencambuk tongkolku pada pada lubang apemnya. Aku melihat p****l Bu Dewi berubah mancung & mendorongnya perlahan waktu saya mengayunkan tongkolku.
Tak usang , pada saat kurang menurut 5 belas mnt, Bu Dewi mencapai zenit kenikmatannya lagi. Apem Bu Dewi berkedut & tongkol aku masih terasa jauh pada pada apemnya. Aku menikmati kesenanganku & berhenti mendorong apemnya erat-erat ke tongkolku. Setelah gelombang kenikmatan Bu Dewi mereda, aku memintanya buat duduk pada sebelah aku .
Aku berbaring telentang.
Aku perlahan memasukkan tongkolku ke pada apemnya. Aku mengangkat keliru satu kaki buat memudahkan tongkolku berkecimpung lebih pada ke pada lubang apemnya. Berlutut pada depan Bu Dewi, Sandy meraih tangannya & mengusap lisan Bu Dewi. Saat aku melihat ini terjadi, aku bahkan lebih tertarik menggunakan gerakan maju mundur tongkol yg cepat. -aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa & aku akan melihat mereka.
Tubuh kita basah kuyup sang keringat & telah mengkilat. Aku meremas nenennya menggunakan keras supaya erangan & desahan yg keluar menurut lisan Bu Dewi semakin keras.
Tongkol Sandy berkedut cepat & tersedot keluar menurut lisan Bu Dewi. Bu Dewi terengah-engah, isak tangis & erangan terdengar. Saya merasa tongkol aku mulai gatal. - Bu, saya ingin keluar! Uhhhhhhhh!” Saya mengerang waktu merasa hingga pada zenit kenikmatan & berkecimpung cepat.
- Tunggu, Dik! E -E -EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE EEEE Eego "Bu Dewi" akan segera keluar Shh!"
Saya sanggup menunda rasa gatal & gatal pada d**a. Tubuh Sandi tampak sedikit tergelitik, menikmati getaran cepat tangan Bu Dewi pada mulutnya. Tak usang lalu, Sandy menumpahkan seluruh cairan tongkolnya ke lubang apem Dewi. "Oo Wuuu Hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, aaahhh hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, oooouuhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, oooouuuuuuuuuuuuuu, eeehhhhhh, eeehhhhhhhh, ivahhhhhhhhhhhhhhhhhh, mantap.
Saya mencicipi rotasi otot, & tongkol aku nir sanggup menghentikan apem Bu Dewi & mencegah nafsu & gatal. Tubuhnya gemetar begitu keras sebagai akibatnya cairannya Bu Dewi mengalir keluar menurut apem tembamnya.
Aku memeluk tubuh Bu Dewi & menciumnya menurut belakang. Akhirnya aku keluar menurut v****a & mendukung aku . Betapa luar biasa kelelahan. Bu Dewi segera bangkit, meninggalkan kamarku & menyeka cairan menurut kamar mandi. Kami melihat Sandi & tertawa bahagia.
Sandi duduk pada kursi kamarku. Ia mulai bercerita tentang pengalamannya. Sandy menyampaikan itu bukan pertama kalinya beliau berafiliasi w*****k, akan tetapi itu merupakan kesempatan pertamanya. Dan beliau sangat menyukainya. Ini lebih lezat & lebih menyenangkan daripada mereka berdua berkelahi.
"Apakah engkau pernah menggarapnya sebelumnya?" Saya bertanya lantaran aku nir konfiden apakah beliau berafiliasi w*****k. Lantaran mereka merupakan sahabat, kami acapkalikali melihat bokeh beserta, namun kami nir pernah menyampaikan w*****k.
"Aku telah melakukan ini beberapa kali, jadi saya sanggup mengingatnya usang sekali?" apabila pengalaman pertama nir bertahan usang ." - beliau menjawab tanpa ragu-ragu.
Saat menerima balasan Dendy, aku teringat pengalaman pertama aku menggunakan Bu Dewi. Saat itu, Bu Dewi memuji aku lantaran pertama kali bertenaga & bertahan usang . Jadi pengalaman punk pertama Sandy mungkin nir jauh tidak sinkron menggunakan pengalaman aku kini , yaitu bisa bertahan & nir mengeluarkan s****a menggunakan cepat. Saya nir konfiden apakah Sandi pernah berafiliasi seks sebelumnya jadi jawabannya dipertanyakan. Akhirnya, Sandi menceritakan semuanya & nir menyembunyikan apa pun. Dia pula menyampaikan bahwa perempuan yg acapkalikali berafiliasi seks dengannya merupakan pembantu & ibunya. Dia acapkalikali berafiliasi seks menggunakan pembantu & ibunya sebagai akibatnya beliau nir berani mengunjungi sahabat-temannya. Saya terkejut mendengar apa yg dikatakan Sandi, namun aku nir percaya hingga aku sanggup membuktikannya segera.
Akhirnya, Sandy berjanji dalam ibunya bahwa beliau akan mencoba bercerita mengenai si kembar 3. Seperti yg aku lakukan dalam Bu Dewi. apabila ibunya nir senang beliau sebagai transeksual, Sandy mencoba meyakinkan pembantunya buat sebagai transeksual. Aku masih nir konfiden, akan tetapi saya sepakat menggunakan keinginannya buat menyenangkan sahabatnya.
Akhirnya Bu Dewi balik menggunakan sapu tangan. Dia pribadi merogoh bra, bra & celana pada yg berserakan pada kurang lebih kamarku. Saya mengucapkan terima kasih, bangkit menurut kursi aku & mencium pipi Bu Dewi. Sandy pun mencium pipi Bu Dewi.
Malam itu kami duduk & menyampaikan interaksi khas kita menggunakan Bu Dewi. Sekitar jam 10 malam, Bu Dewi menciptakan alasan buat pergi, takut cucu & suaminya mencarinya.