CHAPTER 23

1203 Kata

Saat Rolf tiba, Kara telah menjatuhkan kawanannya. Tatapan mata si kucing tampak lebih dingin dari biasanya. Hanya ada mereka yang berdiri di sana. Tepat di depan gerbang rumah ketika Kara berniat meninggalkan tempat itu. Rolf terpaku dengan napas terengah-engah. Sekarang bukan Kara lagi yang dia cemaskan, melainkan kawanannya. Inilah dilema hidup Rolf, bingung harus peduli pada teman atau kawanan saat mereka berselisih. Darah yang membanjiri tubuh Kara membuat Rolf ngeri. Karena dia tahu pasti kalau semua itu bukanlah darah Kara. “Apa kau membunuh mereka semua?” Rolf harap tidak. Karena serigala-serigala di rumahnya adalah kawanan yang royal padanya. Bukan sisa dari pendukung pemimpin lama yang membenci para kucing. “Akan kubunuh mereka jika kau tidak mengembalikan Kori. Akulah yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN