Zaky melangkah terseok di bawah guyuran derasnya hujan di Jakarta. Sedikit sempoyongan ia bersandar pada lampu jalanan dengan sambil menenteng botol minuman beralkohol di tangan kirinya. Hidupnya benar-benar hancur setelah apa yang terjadi. Seminggu terlewat ia melupakan kuliahnya, ibunya, dan seluruh petuah teman-temannya. Yang diharapkannya hanya satu, agar Clary bicara padanya, atau paling tidak membalas pesan-pesan yang dikirimkannya. Namun, Clary tak pernah sekalipun menggubrisnya. Kali ini entah di mana lagi ia meninggalkan motornya, lalu berjalan dalam kondisi mabuk menuju rumah Clary. Setelah cukup jauh melangkah ia pun berdiri berpegangan pada pintu pagar rumah itu. Terlihat olehnya rumah yang masih tertutup rapat, dan cahaya lampu menyala. Itu artinya Clary sudah ada di