Eloise berusia tujuh tahun sedang bermain sendirian di taman belakang Kastil. Matahari bersinar cerah, namun suasana hatinya terasa gelap dan berat. Dia sering merasa terasing di antara keluarganya, terutama ketika Miranda, sepupunya yang berusia empat belas tahun, berada di sekitarnya.
Miranda muncul dari dalam kastil dengan langkah angkuh, rambutnya yang panjang dan cokelat mengalir di belakangnya seperti mahkota gelap. Dia menyeringai ketika melihat Eloise duduk di atas rumput, memegang boneka favoritnya.
“Hei, Eloise,” panggil Miranda dengan nada mengejek. “Apa yang kau lakukan di sini sendirian? Tidak ada yang mau bermain denganmu?”
Eloise mengangkat kepalanya, melihat Miranda dengan tatapan takut namun berusaha tegar. “Aku hanya bermain,” jawabnya pelan, suaranya gemetar.
Miranda
