Niccolo menghempaskan Eloise ke atas ranjang dengan gerakan tegas namun lembut, napasnya masih terengah-engah dari pertarungan brutal yang baru saja dimenangkannya. Mereka berada di rumah vintage di tebing, angin musim dingin yang masuk melalui celah jendela tidak terasa karena tubuh mereka yang saling berdekatan. Niccolo menatap Eloise dengan intens, tatapannya penuh dengan kehangatan yang tidak pernah terlihat sebelumnya. “Tuan, kau terluka,” desah Eloise, suaranya dipenuhi kekhawatiran saat melihat luka-luka di tubuh Niccolo yang masih bercampur darah. Niccolo mengabaikan kata-katanya, tangannya mulai menjelajahi tubuh Eloise dengan keinginan yang tak terbendung. “Diam,” bisiknya dengan suara serak, napasnya yang berat menyapu kulitnya. “Aku butuh merasakanmu sekarang. Melesakan milik