“Ya ampun, Neng. Masa pengantin baru tidurnya ini berpisah. Satu di kamar, satu di depan TV.” Bu Een membuka tirai untuk ruang belakang yang membuat bagian dari rumah tersebut menjadi lebih terang. “Wulan, buru-buru, Bu. Hari ini katanya di Cirata sedang ada wabah diare. Mereka kekurangan tenaga kesehatan,” ujar gadis tersebut yang tak menanggapi omelan ibunya tentang cara tidur mereka. Reygan datang dan tersenyum menatap pada Bu Een. “Saya juga pamit, Bu,” ujar Reygan yang mengulurkan tangan setelah ia membereskan bekas tempat tidurnya. “Kalian mau pergi ke Cirata berdua?” tanya Bu Een. “Jang Dirga mau sama bapak ke kelurahan. Neng Wulan sama rombongan naik mobil Pak Surya ke Cirata,” timpal Pak Hendar yang datang sambil membetulkan peci di kepalanya. Bu Een yang merasa tak mend