6. Really Hot.

1291 Kata
Rubby didalam toilet sibuk menambahkan lipstik nude nya, melihat tampilan dirinya didepan cermin toilet dan dia tersenyum puas, crop top yang dia gunakan sangat pas dengan tubuhnya juga rok hitam yang dia kenakan. Saat Rubby keluar dari toilet dia begitu terkejut melihat Andreas disana menunggunya. "Oh my god, what are doing here?" Aksen british itu terlihat jelas dipengucapan Rubby. "Ikuti aku sekarang Rubby !" Rubby mengikuti Andreas lagi keruangannya seperti semalam dia dipanggil keruangan itu tapi sepertinya kali ini Andreas marah kepadanya. Wajar saja jika bos nya itu marah, apalagi dengan kelakuannya semalam. "Rubby apa kau tahu siapa pria yang kau goda semalam dengan ucapan konyolmu?" Rubby menaikkan bahunya dengan wajah cuek. "Tidak. Aku hanya tahu dia pria tidak sopan yang menurunkan ku begitu saja dari mobilnya padahal sebelumnya dia menolongku. Dan kau tahu Andreas aku sepertinya menggilainya, apalagi setelah semalam dia melihatiku dari hujung rambut sampai ujung kaki ku, rasanya aku ingin mendesah saat itu juga." Rubby tersenyum dengan imajinasinya. "Gadis gila. Dia adalah pemilik tempat ini dan juga dia itu bos besar." Mata Rubby membesar mendengarnya dia seperti terkejut, dan Andreas tersenyum karena mengira Rubby tersadar akan kebodohannya. "Serius, waw kalau begitu target ku pas. " Andreas menepuk jidatnya kencang dan Rubby berhambur memeluknya. "Rubby aku peringatkan kau untuk tidak macam-macam, dia berbahaya untuk dirimu Rubby dan dia tidak memiliki keinginan menikah." Rubby diam tapi dia tersenyum sedetik kemudian. "Kau tahu Andreas banyak pria diluar sana menungguku untuk menghancurkan ranjang mereka, tapi aku tidak berminat. Jadi kau tenang saja dan lihat kemampuanku." "Aku hanya tidak ingin kau kecewa, jadi tolong dengarkan aku by." Rubby merengut mendengar panggilan itu. "Sekali lagi kau memanggilku by, by, aku patahkan adik mu itu." Lirik Rubby kebenda pusaka Andreas. Setelah percakapan panjang itu Rubby keluar untuk melanjutkan pekerjaannya dia bernyanyi seperti biasa membuat semua orang mengikuti irama musik dan suaranya. Setelah dua jam berlalu lagi-lagi Andreas mendekat kepanggung dan membisikkan sesuatu kepada Rubby. "Serius dia menyuruhku untuk bernyanyi diruangan nya?" Andreas mengangguk dan Rubby bersemangat, tapi ternyata Rubby salah menduga, ruangan itu bukan hanya diisi oleh Kenan Rexton tapi juga tiga orang pria lagi yang sepertinya teman bisnis pria ini. Rubby melangkah dan mengambil micropon yang ada didalam ruangan itu lalu musik diputar oleh Andreas sendiri. Disana ada empat orang wanita penghibur yang bermanja-manja dengan masing-masing pria seketika Rubby malah memberikan senyuman mematikannya membuat mau tidak mau Kenan mengangkat sebelah alisnya melihat senyuman itu. "No matter what you feel, no matter you do I only want do bad things to you, so good....." Rubby masih bernyanyi dan sesekali menanggapi senyuman nakal para pria menjijikkan yang ada disana, tapi sepertinya Kenan tidak terpengaruh akan tubuh menggiurkan Rubby. Dan Rubby seketika kesal saat salah satu pria mencoba memegang bokongnya, dia mencekram tangan pria itu lalu keluar begitu saja dari ruangan itu. "Andreasss panggil wanita kurang ajar itu keruanganmu sekarang juga." Kenan membentak Andreas dengan tegas, dia benar-benar kesal dengan wanita bernama Rubby itu. Rubby duduk diruangan Andreas setelah para penajaga Club menyeretnya masuk kedalam ruangan itu dengan paksa karena tadi Rubby ingin pergi dari sana. Andreas diluar ruangan hanya bisa berdoa semoga dia dan Rubby diberikan ampunan oleh Mr.Rexton . Surai Rubby yang sudah sedikit berantakan membuat Kenan tersenyum sinis memandang wanita yang mencuri sedikit waktunya itu, mencuri waktu untuk sedikit mengingat ocehan dan juga perilakunya. "Jadi kau tahu tugasmu disini?" Rubby menatap Kenan dengan tak gentar dia tersenyum semanis mungkin disaat hatinya terasa panas. "Tau, tugasku adalah bernyanyi dengan baik di tempat milik anda ini." "Lalu apa yang kau lakukan tadi?" Kenan berdiri mendekat kepada Rubby yang duduk disofa depannya. "Aku melakukan pekerjaan ku dengan baik sebelum pria b******k itu menyentuh ku kurang ajar." Jawab Rubby sengit. "Bukankah kau yang mengisyaratkan untuk melemparkan tubuhmu tadi?" Rubby berdiri lalu menatap Kenan dan tersenyum genit dia mengalungkan kedua tangannya keleher Kenan membuat kenan tersengat dan ingin mengurung Rubby diranjang nya . "Aku ingin melemparkan tubuhku untukmu tuan Rexton, bukan dijamah oleh mereka." Lalu Rubby melepaskan tangannya dari tempatnya tadi, membuat Kenan kehilangan. "Kau boleh pergi sekarang," kata Kenan membuat Rubby tak percaya. "Jadi aku tidak dipecat bukan?" Tanya Rubby bersemangat. "Hm," kata Kenan menjawab, tapi Rubby masih terdiam disana. "Apa? Cepatlah keluar atau kau aku pecat ." Rubby menggeleng dan keluar dari sana, dia mendekat kearah Kenan sebelum pergi setelah mencium pipi kiri Kenan. **** Malam pun semakin larut jam kerja Rubby pun sudah selesai, dia sangat lelah rasanya hingga tak menyadari kalau ada orang yang mengikuti taksi yang dia pakai untuk pulang ke flat nya. Taksi tiba-tiba berhenti dan dua orang pria membuka pintu lalu menyeretnya keluar dari sana. Rubby dipaksa masuk kedalam sebuah mobil berwarna putih dia terkejut saat seorang pria mencoba menyingkap roknya dengan kedua tangannya dipegang oleh salah seorang pria yang menyeretnya. "Ah......jangan, please jangan." Rubby meronta dan menendang angin didepannya saat pria itu membuka resletingnya. "Kau tadi bernyanyi begitu erotis nona," kata pria itu dan Rubby tahu siapa pria b***t yang ingin memperkosanya ini. Rubby berpikir bajunya sudah dikoyak oleh sebuah pisau membuat Rubby terkesiap lalu dia mendengar suara tembakan dua kali. Tangannya terlepas dan pria berotot tadi jatuh ke aspal yang legam itu. Keadaan pintu mobil yang terbuka membuat Rubby tahu kalau Kenan yang menembak pria tadi. "Lepaskan dia Marthin, atau peluruku mempercepat kematianmu." Marthin menaikkan lagi resleting celananya dan Rubby duduk dengan menutup bagian tubuhnya dimobil itu, dia sangat malu saat ini. "Kenapa kau menyelamatkan penyanyi murahan ini Mr.Rexton apa dia special bagimu?" Sudut bibir Kenan terangkat sedikit dan dia menembak salah satu anggota Marthin itu. "Jangan banyak bicara Marthin, yang harus kau tahu jangan lagi mengganggunya atau aku melakukan hal yang tidak pernah kau bayangkan." Hari itu juga Rubby sadar kalau pria dengan wajah tampan penyelamatnya itu adalah orang yang berbahaya, terlihat dari bebasnya dia menembak orang-orang dengan tanpa ragu. Seketika ingatan tentang ayah dan juga saudara lelakinya menghantui Rubby sebutir air mata itu jatuh begitu saja saat wajah mereka hadir dalam ingatan Rubby saat itu juga. Sebuah tangan yang cukup dingin menyentuh tangannya, Kenan melihat air mata dipipi Rubby dan hatinya meringis sakit karenanya. Dia menghapus air mata itu dan memberikan jas nya tanpa berbicara Rubby juga sama dia hanya menikmati setiap perlakuan Kenan terhadapnya. Kenan membawa Rubby ke salah satu Hotel didekat jalan Road Abey membuat Rubby berbicara. "Apa kau mau meniduriku juga?" Seketika Kenan menepikan mobil dan mengerem mobilnya dengan mendadak membuat Rubby terkejut, tapi yang lebih mengejutkannya lagi Kenan mencium bibirnya dalam dan menuntut. Satu tangan Kenan meraih tombol untuk menidurkan kursi Rubby, dia terus memperdalam ciumannya hingga membuat Rubby tidak bisa bernapas. Tahu akan hal itu ciuman Kenan beralih keleher jenjang Rubby mencicipi rasa dan wangi Rubby secara bersamaan, tanpa Kenan sadari hanya wangi dan rasa itu yang akan selalu dia ingat . Rubby mendesah saat Kenan menghisap lehernya memberikan tanda merah disana, baju Rubby yang tadinya terkoyak membuat Kenan melihat dengan jelas indah tubuh Rubby didalam jas nya yang sudah tidak berfungsi lagi. "Bukankah kau akan melemparkan tubuhmu padaku?" Rubby tidak bisa mencerna apa yang dikatakan kenan. "Hilangkan mimpi itu dari otak mu nona, karena malam kita bersama tidak akan pernah terjadi kau begitu payah dalam berciuman dan aku yakin kau tidak bisa memuaskanku." Semua yang dikatakan Kenan berbanding terbalik dengan apa yang diiginkannya saat itu. Rubby yang masih terkejut pun hanya bisa diam, dia melihat Kenan melajukan kembali mobilnya hingga sampai didepan flat nya. "Apa yang kau katakan itu serius ? Apa aku tidak menarik?" Rubby menatap bodoh kedua kakinya dan dia turun dari mobil Kenan saat tidak mendapatkan jawaban. "Kau tahu tuan, aku tidak tahu kenapa aku terpesona olehmu saat pertama kali melihatmu dimobil. Tapi sepertinya wajar aku terhipnotis karena kau tampan." Kenan melajukan mobilnya saat ucapan Rubby belum selesai. Membuat dia ingin menagis saja karena diabaikan. BERSAMBUNG
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN