Seorang pria dengan kemeja putih dan jas hitam yang terbuka berjalan buru-buru masuk kedalam mobil diikuti anak buahnya yang berjumlah enam orang, dia masuk kedalam mobilnya sendiri dan diikuti dari belakang 'Kenan Rexton' bos dari Rexton company serta beberapa Bar,diskotik,dan Club itu menjalankan mobil Force nya dengan kecepatan penuh bagai tidak ada yang bisa menghalanginya.
Dia sampai di salah satu tempat usahanya, berjalan dengan aura mematikan hingga beberapa mata yang memandangnya pun tidak berani menatapnya.
Anak buah yang mengikutinya dibelakang memegang dua koper petak berwarna silver mengikuti langkah Kenan menuju ruangannya.
Pintu otomatis itu terbuka dan Kenan masuk sambil membuka kaca mata hitamnya, tatapannya lurus menatap sosok tegap duduk menunggunya seorang diri. Senyuman sedikit menghiasi kedua wajah tampan yang saling bertatapan itu.
"Lama tak bertemu Mr.Rexton," kata penyambut dari pria yang Kenan tahu memiliki kemampuan yang membahayakan nyawa itu.
"Jangan kaku begitu Al," ucapnya menyambut tangan Aldric manusia berdarah dingin itu.
"Aku hanya tersanjung kau datang langsung menemuiku untuk mengantarkan pesananku."
"Aku selalu ramah dan kau tahu itu," seringai Kenan membuat Aldric mendengus. Kenan mengintruksi anak buahnya untuk membuka dua buah koper yang dibawa tadi keatas meja lalu kenan menghisap rokoknya sementara Aldric mengamati senjata yang dia pesan.
"Ini sangat indah kau tahu?" Kenan mengangguk.
"Kedua pistol ini bukan pistol biasa, peluru nya dimodifakasi dengan sangat rinci dan jika itu menembus kepalamu dipastikan kau akan mati dalam hitungan sepuluh detik karena racun yang terdapat diujung peluru. Dan sama seperti pistol modern lainnya senjata mematikan ku ini tidak memiliki suara jadi kau bisa dengan suka hati memainkannya."
Aldric menatap kedua pistol itu bagai menatap sebuah benda pusaka ribuan tahun.
"Kau memang terbaik Ken, dia mengambil koper didekat kakinya lalu membukanya." Kenan menghembuskan asap dari rokoknya dan mengangguk.
"Tidak ingin bermain dulu dengan para wanita di Club ku Al?"
"Aku lebih b*******h memainkan senjata ini Ken,"
"Oh, aku akan menyiapkan karangan bunga untuk targetmu kalau begitu." Kedipan mata menjijikkan Kenan membuat Aldric menyeringai. Dia pergi melewati pintu sementara Kenan masih menghabiskan sisa rokoknya. Setelah selesai dia pergi bersama anak buahnya keluar dari Club itu memasuki mobilnya dan pergi, hingga diperempatan jalan dia melihat seorang wanita yang ditarik paksa awalnya dia tidak ingin ikut campur tapi entah kenapa pikirannya kali ini mengkhianati prinsip dirinya yang tidak ingin ikut campur urusan orang lain. Dia menekan tombol dijamnya yang akan langsung menghubungkan dengan anak buahnya.
"Kalian pulanglah ke markas, aku ada urusan penting."
Setalah perintahnya terjawab dia turun dari mobilnya sedikit berlari dan menemukan seorang wanita yang matanya tertutup sementara dua pria berusaha membuka tasnya.
Dengan cepat Kenan mengambil pistolnya dan menembak salah satu pria itu membuat yang satunya langsung berdiri lalu berlari ketakutan.
"Chris, suruh anggota mu membereskan mayat pria disekitar jalan Old Road."
Kenan lalu membopong wanita berparas cantik itu, seketika Kenan terpana dengan wajah itu ada suatu dorongan dalam dirinya untuk terus melihat wajah itu.
Kenan perlahan menidurkan tubuh itu dikursi belakang mobilnya membuka mantel wanita itu membuatnya merasakan harum yang sangat manis Kenan berusaha mengontrol gairahnya saat tak sengaja tubuh wanita itu bersentuhan dengan tubuhnya, dia memilih duduk dikursi kemudi sambil menghisap rokok dan terus melihat wajah yang terlelap itu. Hingga wanita itu tersadar setelah dua jam Kenan menungguinya, dia sedikit terhibur dengan tingkah konyol wanita itu saat berbicara dengannya tanpa rasa takut malah terkesan menggodanya, anehnya dia menyukai hal itu.
"Tu_run," wajah wanita itu terlihat kesal dan menggemaskan dia turun dari mobil dan Kenan langsung pergi. Dia melirik dari kaca spionnya dan ternyata wanita itu masih melihat mobilnya.
Kenan tanpa sadar tersenyum mengingat kekonyolan wanita itu yang meminta dirinya untuk mengantar pulang dengan alasan para penjahat itu akan datang. Andai wanita itu tau nasib salah seorang pria yang mencopetnya tadi. Jika saja wanita itu salah satu wanita di club nya mungkin dia akan bersenang-senang sedikit dengannya, bentuk tubuh yang pas serta wajah yang begitu menggoda itu sangat sayang untuk dilewatkan, tapi dia masih waras untuk tidak sembarangan bermain wanita apalagi jika wanita itu nantinya akan menyusahkan dirinya. Karena dia tidak suka berkomitmen, pria sepertinya tidak ditakdirkan membangun suatu hubungan dia tidak ingin kehancuran ayahnya terjadi kepadanya .
Tidak ! Dia tidak sebodoh itu, cinta dan wanita hanya akan menyesatkannya dan setelah mereka terikat akan ada manusia-manusia diluar sana yang mengincar nyawa dari kelemahannya itu. Kenapa kelemahan ? Karena cinta adalah kelemahan bagi manusia fana sepertinya.
Bersambung...