Dua anak kecil itu sama-sama berdiri di dekat jendela yang terbuat dari kaca langsung menghadap ke pekarangan belakang rumah. Ada banyak tanaman di sana, suasananya pun tampak terang karena tamaram lampu terpasang di setiap sudut. Dengan kedua siku ditekuk menggunakan kayu sebagai alas. Sedangkan telapak kedua telapak tangan sebagai penyangga tulang pipinya. "Aku sangat lapar, andai saja Papaku segera datang, dia pasti memberikan kita makan," ucapnya. Seiring menghembuskan napas kesal. "Sejak tadi aku sangat tidak suka dihukum. Bagaimana denganmu, Jack?" Menoleh pada Jack yang masih terus saja menatap pekarangan rumah. Ia memperhatikan gudang tua dengan sesama. Sehingga menarik rasa penasaran Ardika. Mengikuti garis lurus sorot mata Jack hingga ke gudang itu. "Apa yang kau liha