Lovetta−Putri serigala yang selalu keluar di malam hari untuk menunggu Bien telah berada di hutan perbatasan. Dia sudah tahu bahwa pria tampan dan sangat mempersona itu adalah keturunan para penyihir putih. Manusia istrimewa yang baik dan sangat hebat.
“Dia tidak ada.” Lovetta kecewa karena pria yang ditunggu tidak datang. Dia berlari menuju air terjun untuk bertemu dengan temannya.
“Hey, Love.” Seekor naga merah berdiri di samping Lovetta.
“Quet.” Lovetta memeluk Quet. Dua mahkluk berbeda ras itu sudah lama berteman secara diam-diam. Mereka sering bertemu di depan pintu air terjun yang menjadi pemisah antar dua dunia.
“Kenapa kamu melamun?” tanya Quet.
“Aku sedang jatuh cinta pada pria keturuan penyihir,” jawab Lovetta tersenyum cantik.
“Lovetta. Mereka adalah manusia suci yang sangat pemilih dalam urusan pasangan. Kita adalah mahluk rendahan di mata mereka,” ucap Quet.
“Aku tahu.” Lovetta menatap air terjun yang memantulkan warna pelangi itu.
“Quet, aku bertemu dengan vampire bernama Escanor. Apa kamu mengenalnya?” tanya Lovetaa.
“Aku tidak berani pergi lebih jauh dari air terjun,” jawab Quet.
“Bangsa kami tidak akan pernah bertemu dengan mahklu jahat itu,” ucap Quet.
“Aku juga tidak suka dengan vampire. Mereka akan terus menjadi musuh kaum serigala.” Lovetta menatap Quet.
“Love, sebaiknya kamu tidak usah keluar sendirian. Itu sangat berbahaya. Apa kamu tidak sadar ada banyak ras yang menginginakan kamu?” Quet memelu Lovetta dalam wujud manusia itu dengan sayapnya.
“Aku jatuh cinta pada Bien. Dia sangat tampan dan mempesona. Jika tidak bisa melihatnya di hutan perbatasan, aku akan pergi ke tempatnya.” Lovetta tersenyum.
“Love, itu berbahaya. Aku tidak bisa membantu kamu.” Quet menatap khawatir pada Lovetta.
“Kamu tidak akan pernah bisa bersama dengan penyihir putih. Mereka menentang itu,” tegas Quet.
“Quet, keturuan dari ras serigala dan pernyihir akan menghasilkan kekuatan yang luar biasa.” Lovetta tersenyum.
“Apa yang kamu pikirkan?” Quet memicingkan matanya.
“Pria itu sangat tampan dan penyihir pilihan, bahkan dia berteman dengan mahluk suci unicorn.” Lovetta menatap Quet.
“Apa? Dia pasti manusia pilihan.” Quet melotot.
“Karena itu, aku juga memilihnya untuk pasanganku.” Lovetta tersenyum.
“Love itu berbahaya.” Quet mengkhawatirkan Lovetta.
“Sudah larut. Aku harus pulang.” Lovetta mencium kepala Quet dan naga merah itu melakukan hal yang sama.
“Aku akan cari makan malam dulu.” Lovetta melambaikan tangannya dan berubah wujud menjadi serigala putih dan berlari di semak-semak. Quet masuk ke dalam air mancur untuk bisa pulang ke kawasan naga.
Lovetta dengan lincah berhasil menangkap seekor anak rusa dan memakannya hingga habis. Wanita itu duduk di tepi sungai untuk minum dan membersihkan diri. Tubuh putih dan bersih dengan pakain tipis menarik perhatian seorang pria yang sudah lama menunggu kedatangan serigala cantik itu.
“Kamu sangat berani.” Escanor berdiri di belakang Lovetta.
“Bagaimana kamu menghilangkan bau vampire.” Lovetta berdiri dengan pakaian basah memperlihatkan tubuh indahnya.
“Hah, kamu melebihi apa yang aku dengar, Lovetta.” Escanor tersenyum tampan.
“Ini adalah kawasan serigala.” Lovetta menatap tajam pada Escanor.
“Apa kamu lupa? Aku adalah pengeran pertama kerajaan vampire. Kemampuanku tidak bisa dibandingkan dengan vampire lainnya.” Escanor memegang kain yang menutupi tubuh seksi Lovetta.
“Aku menginginkan kamu. Mari kita menikah di bulan purnama.” Escanor mencium rambut hitam pekat Lovetta yang tergerai panjang melewati pinggang.
“Apa kamu lupa kita adalah musuh dari sejak bumi ini diciptakan?” Lovetta memotong rambut yang dipegang oleh Escanor dan menjauh.
“Apa?” Escanor terkejut. Dia tidak menyangka wanita itu rela memotong rambut indah itu hanya bisa melepaskan diri darinya.
“Aku tidak bisa membunuh mahkluk dalam wujud manusia,” ucap Lovetta menatap tajam pada Escanor yang masih memegang rambut hitam berkilau di tangannya.
“Lovetta. Kamu sangat kejam pada diri sendiri. Helaian ini sangat indah, tetapi dengan mudah kamu rusak.” Escanor menyimpan rambut Lovetta dalam sakunya. Pria itu tersenyum.
“Aku berharap kita tidak akan pernah bertemu lagi.” Lovette mengubah diri menjadi serigala. Dia berlari secepat mungkin dalam kegelapan untuk kembali pulang.
“Lovetta, semua orang menginginkanmu. Aku harus mendapatkan kamu menjadi pasanganku di bulan purnama ini, karena kamu tidak akan berubah menjadi serigala.” Escanor tersenyum. Pria itu mengeluarkan rambut Lovetta dan menciumnya.
“Ayo kita pulang.” Escanor menghilang. Tidak ada satu serigala dan mahkluk lainnya yang berani mendekati hutan ketika pria itu hadir. Pangeran pertama dari raja Vampir yang dikenal sangat jahat. Gigitan Escanor sangat beracun dan mengerikan karena dapat mengubah sesuai keinginannya, tetapi pria itu tidak sembarangan mengigit. Dia sangat pemilih dan lebih suka memangsa manusia.
Escanor tiba di ruang tamu istananya. Dia berjalan santai menaiki tangga menuju kamar dengan senyuman paling menawan. Sejak bertemu dengan Lovetta, pria itu mengurangi pelayan wanita di tempatnya dan di larang masuk ke kamar.
“Lovetta sayang.” Escanor meletakkan rambut Lovetta di atas bantal. Pria itu membuka pakaian dan merebahkan tubuh di tempat tidur.
“Hah, aroma yang wangi.” Escanor mencium rambut Lovetta. Dia tersenyum dan memejamkan mata menikmati aroma dari putri serigala.
Langkah kaki Lovetta terhenti di hutan perbatasan. Dia melihat cahaya putih yang sangat terang. Pria yang ditunggu akhirnya muncu. Bien−Penyihir tampan sedang memetik tanaman obat dengan kekuatan sihir. Semua yang dibutuhkan tampak bercahaya. Pria itu diteman unicon cantik yang juga memberikan cahaya terang.
“Apa mereka berpacaran?” Lovetta mengubah diri dalam bentuk manusia. Dia tersenyum mengagumi ketampanan Bien. Pria itu benar-benar mempesona dan telah membuat sang putri serigala jatuh cinta.
“Malam ini aku akan mengikuti kamu pulang.” Lovetta duduk di atas batu. Tidak terlihat karena pakaian dan rambut hitam dalam kegelapan. Kulit putihnya cukup berkilau. Dia kembali mengubag diri dalam wujud serigala hitam. Wanita itu bisa mengubah warna rambut sesuka hati.
“Bien, malam sudah sangat larut. Kamu harus pulang.” Mata indah unicon melihat sekeliling. Dia dapat merasakan tatapan yang memperhatikan mereka.
“Aku akan pulang ketika dini hari dan tidur sebentar,” ucap Bien tersenyum tampan menampilkan gigi putih yang tersusun rapi. Bola mata biru terlihat berkilau begitu juga dengan rambut peraknya. Pria yang mempesona dengan aura luar biasa.
“Kamu harus pulang. Sepertinya hutan ini tidak aman lagi.” Mata Unicon melihat kea rah Lovetta, tetap tidak ada apa pun di sana. Tubuh hitam telah bersembunyi dan menyatu dalam kegelapan.
“Baiklah, aku akan pulang.” Bien mengusap rambut Unicon dengan lembut.
“Aku akan mengantarkan kamu,” ucap Unicon.
“Tidak perlu. Aku tidak mau penyihir hitam melihat kamu.” Bien menatap Unicon.
“Bien, aku merasa akan terjadi sesuatu dan kita tidak akan bertemu lagi.” Unicon meletakkan kepalanya di pundak Bien.
“Apa yang kamu pikirkan. Tidak akan terjadi apa pun padaku.” Bien tersenyum.
“Bulan purnama tidak lama lagi, kami harus menjadi penyihir agung.” Unicon menempelkan dahinya pada Bien.
“Aku akan berusaha.” Bien mengusap Unicorn.
“Aku pulang.” Hewan cantik itu terbang ke langit dan meninggalkan Bien. Pria tampan itu terbang menuju akademi sihir dengan kemampuan meringankan tubuh. Lovetta berlari di bawah Bien. Dia benar-benar mengikuti pria itu melewati hutan perbatasan.
“Serigala.” Bien melihat ke bawah.
“Apa yang hewan itu lakukan di sini? Apa dia tersesat?” Bien menghilang dan masuk ke kamarnya dari atap. Lovetta yang telah meninggalkan bulu di tubuh pria itu bisa menemukan aroma dengan penciumannya yang tajam. Dia menaiki dinding kamar Bien dan melihat pria tampan yang sedang tertidur dengan elegan.
“Aku tahu kita tidak mungkin bisa bersama, tetapi aku mengingikan kamu.” Lovetta mengubah diri menjadi wanita cantik dengan pakaian yang seksi. Dia berjalan masuk ke dalam kamar Bien.
“Kamu sangat tampan.” Jari-jari indah Lovetta menyentuh pipi Bien. Pria itu tidak terbangun sama sekali.
“Hm.” Lovetta mencium leher Bien dan membelai d**a bidang yang terbuka.
“Kita akan menikmati malam ini.” Lovetta meniup kedua mata Bien dan pria itu terbangun.
“Siapa kamu?” tanya Bien menatap wanita cantik dan seksi di depannya.
“Aku adalah istri kamu,” bisik Lovetta di telinga Bien. Wanita itu menghembuskan napas hangat dan menggoda.
“Kamu sangat cantik.” Bien memperhatikan Lovetta dari kepala hingga ujung kaki. Kulit putih bersih dan rambut panjang hitam tergerai. Wanita itu memang sangat cantik. Mata cokelat dan bulat dipagari dengan bulu lentik dan alis yang tersusun rapi, hidung mancung dan kecil serta bibir merha seksi menggoda. Leher jenjang dengan tulang selangka terpampang indah.
“Aku memang cantik. Tidak semua orang bisa melihat kecantikanku.” Jari-jari indah Lovetta meraba leher, d**a hingga perut berotot Bien.
“Aku tidak boleh melakukan ini.” Bien menahan tangan Lovetta.
“Kenapa tidak boleh? Aku adalah istri kamu.” Lovetta mencium bibir Bien dengan lembut. Pria itu tidak mampu menolak. Dia sudah terhipnotis oleh kekuatan dan kecantikan Lovetta.
“Apa kamu istriku?” tanya Bien ketika bibirnya terlepas.
“Tentu saja.” Lovetta melepaskan semua pakaian yang melekat pada tubuhnya dan Bien. Wanita itu mencium kembali bibir Bien, leher dan d**a bidang. Pria itu tidak bisa menolah hasrat yang sudah dibangun. Dia adalah pria normal.
“Bien.” Seseorang mengetuk pintu kamar Bien.
“Apa?” Lovetta segera meninggalkan kamar Bien dengan berlari secepat kilat dalam bentuk serigala hitam.
“Tuan Muda Bien,” sapa pria itu lagi.
“Hm.” Bien berusaha membuka matanya yang terasa sangat mengantuk.
“Apa?” Pria itu terkejut melihat dirinya tanpa pakaian.
“Apa aku sudah gila?” Bien segera mengenakan pakaian yang berserakan di lantai dan berjalan menuju pintu.
“Ada apa?” tanya Bien membuka pintu.
“Kami melihat bayangan Serigala,” ucap penjaga keamaan.
“Apa kamu mau memeriksa kamarku?” Bien membuka lebar pintu dan membiarkan penjaga masuk.
“Tidak ada apa pun di sini,” ucap penjaga.
“Aku baru saja tidur,” ucap Bien.
“Maaf sudah menggangu.” Penjaga membungkuk dan meninggalkan kamar Bien.
“Apa yang terjadi?” Bien melihat tempat tidur yang berantakan. Pria itu duduk di kursi kayu dan memijit batang hidungnya.
“Mimpi yang aneh. Apa aku sudah tidak sabar ingin menikah?” Bien mengacak rambutnya.
“Wanita yang hadir di dalam mimpiku sangat cantik.” Bien tersenyum.
“Dia pasti hanya ilusi. Aku tidak pernah melihatnya.” Bien mengusap wajahnya dan berjalan menuju tempat tidur.
“Apa aku lupa menutup jendela?” Bien melihat jendela kamar yang terbuka. Pria itu segera menutupnya dan kembali tidur.
Lovetta terus berlari hingga sampai ke rumah dan masuk ke kamar dari jendela. Dia tidak mau ayahnya marah karena pulang terlambat dan hampir pagi. Lovetta merebahkan tubuh di kasur. Dia tersenyum karena berhasil mendekati Bien.
“Aku akan datang lagi,” Lovetta memejamkan mata dan tidur. Wanita cantik itu sangat senang karena Bien mengatakan bahwa dirinya cantik. Malam berlalu begitu saja dalam damai. Matahari telah mengusir kegelapan berganti dengan siang, tetapi putri cantik masih terlelap. Dia sangat lelah karena berlari cepat dengan jarak yang sangat jauh.