7.7

1444 Kata

“Yang gue permasalahkan sekarang adalah kenapa lo buang muka! Bukan kenapa lo bisa duduk hadap-hadapan sama Prof. Malik, rektor lo. Kenapa juga gue butuh alasan kenapa lo bisa ada di rumah gue saat gue sendiri yang bawa lo kemari?” tanya Ilham emosi. Icin sungguh tidak mengerti kenapa Ilham mengaku demikian. Memangnya apa kepentingan Ilham untuk membawa Icin kemari? Lagian percaya sekali Icin, apa Ilham lupa percakapan mereka bulan lalu? “Gue ga merasa di bawa lo si, emang semalam lo mabuk-mabukan juga?” tanya Icin yang kemudian menyesali ucapannya. Berani sekali ia mencurigai seorang anak di depan orang tuanya. “Lo ga ingat apapun?” tanya Ilham syok. “Beneran lo yang bawa gue kesini? Terus Dimas? Lo apain Dimas?” tanya Icin setelah melihat raut Ilham. “Pertanyaan lo salah! Harusnya l

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN