Sesuai dugaan, suasana kampus masih terasa begitu sunyi saat mereka sampai di parkiran mobil. Aleeza melepas sabuk pengaman saat melihat Vano yang baru saja keluar meninggalkan dirinya. “Aleeza,” panggil Vano. Aleeza seketika menoleh kearah pintu di sampinnya dan matanya langsung membulat melihat Vano yang tengah membukakan pintu untuknya. Tersenyum lembut, Aleeza kemudian turun sembari menyambut uluran tangan Vano. Ya, Tuhan, Aleeza tidak pernah membayangkan kalau Vano bisa semanis seperti ini. Pria itu baru saja memperlakukannya seperti seorang kekasih. “Makasih ya Van, udah ngasih aku tumpangan.” Aleeza sebenarnya ingin berterimakasih karena Vano sudah membukakan pintu untuknya. Namun, rasanya berterimakasih atas tumpangan yang diberikan pria itu lebih tepat. “Sama-sama, Al. Kedep