“Selamat pagi semuanya,” sapa Vano setelah bangkit dari bangkunya. Tatapan matanya yang datar dan tajam seakan menghunus para mahasiswa yang ada di ruangan itu. Kendati demikian, senyum di bibirnya tidak luput dari penglihatan Aleeza yang duduk dengan tegak di bangkunya. Entah apa sebabnya hingga pria itu masih bisa tersenyum seperti saat ini. “Pagi, Pak,” seru para mahasiswa kompak. Pagi ini, seluruh mahasiswi dibuat syok mendapati Vano yang sudah duduk manis bangku dosen. Mereka pikir, hari ini Pak Feri yang akan mengajar sehingga mereka senganja datang terlambat. Terlihat jelas, raut wajah mereka yang tadinya lesu seketika cerah saat melihat siapa yang duduk di bangku Pak Feri. “Kalian baru saja melakukan kesalahan di kelas saya, kalian sadar itu kan?” tanya Vano, seraya mengedarkan