Beberapa menit sebelumnya Sampai di ruangan inap mama Zenia, mereka langsung melihat seorang wanita sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit. Masih sama seperti sebelum-sebelumnya, wanita itu masih tampak memejamkan mata dan tubuhnya tidak bergerak sedikitpun. Ruangan putih berbau obat-obatan itu juga tampak sunyi, sama seperti saat terakhir kali mereka datang. Tidak ada yang menyambut kedatangan keduanya, tidak ada sapaan ataupun pemberitahuan kabar kesehatan wanita itu dari seseorang yang seharusnya berada di sana menjaga Lya, mama Zenia. Meletakkan bingkisan buah di atas meja yang berhadapa dengan sofa sudut, Zenia menghampiri mamanya dan berdiri di samping Vano. Tangannya terulur untuk menggenggam tangan ibu tirinya itu. “Ma, Mama kapan sadar? Mama gak capek tidur terus?” lirih