Setelah berpisah dengan Zenia di perempatan lorong, Vano langsung menuju gedung fakultas ekonomi dan bisnis sambil membawa sebuah laptop di tangannya. Vano mulai terbiasa melewati lorong itu setelah beberapa kali ia lalui semenjak menggantikan Pak Feri mengajar. Bahkan, ia juga mulai terbiasa saat adik-adik semester empat menyapanya saat melewati kelas mereka. Memasuki kelas manajemen pemasaran, Vano menarik tipis sebelah ujung bibirnya saat melihat para mahasiswa yang tampak tenang duduk di bangku mereka, sangat berbeda dengan satu minggu yang lalu saat pertama kali ia masuk ke kelas itu. Meletakkan laptonya di atas meja, Vano kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan itu. “Pagi semuanya,” sapa Vano seraya tersenyum simpul. “Pagi, Pak,” jawab para mahasiswi, kompak dan sem