CHAPTER: 4

852 Kata
CHAPTER: 4 Aku tahu ini dosa Namun ini dosa terindah Dalam hidupku Maafkan aku Tania My Wife Is Sexy Flashback Damian menyuapi Tania dengan sabar meskipun gadis cantik di depannya ini tidak bisa makan dengan diam dan anggun seperti wanita pada umumnya namun sifat Tania inilah yang membuat Damian tidak bisa berpaling pada siapa pun saat banyak perempuan berbaris untuk kencan dengannya. "Kita itu memang yang terbaik ya, Damian dapat peringkat satu, Fania dua, dan aku tiga sebenarnya aku enggak bakal nyangka bakal dapat lagi peringkat tiga melihat nilai-nilai teman-teman yang enggak kalah bagus," cerocos Tania dengan mulut penuh makanan membuat Damian geleng-geleng kepala melihat tingkah kekasihnya sedangkan Fania hanya tersenyum tipis. "Iya kamu yang terbaik tapi telan dulu makanannya baru bicara lagi, enggak sopan," ucap Damian lalu memasukkan baso ke dalam mulutnya sedangkan Tania diam mengikuti perintah Damian. Fania diam-diam melirik Damian yang berada di sebelahnya yang sedang makan sambil menatap Tania, Fania mencintai Damian kekasih kakaknya sendiri namun perasaan ini hanya akan ia simpan selamanya dan menjadi rahasia pertama dalam hidupnya yang Tania tidak tahu. "Damian kamu nanti mau sekolah di mana? Biar nanti kita daftarnya barengan," ucap Tania setelah menelan baso di mulutnya lalu menatap Damian penuh tanya. "Semarang, aku akan ke Semarang kampung nenek aku, tapi kamu tidak bisa ikut Tania," ucap Damian menatap bersalah pada Tania. Tubuh Tania dan Fania diam membatu saat mendengar ucapan Damian, lalu Tania menggenggam lembut tangan Damian yang berada di meja. "Kok aku enggak boleh ikut? Aku nanti akan bilang ke ayah untuk masukkin aku ke sekolah yang sama kaya kamu, aku enggak mau pisah sama kamu Damian," ucap Tania tidak kuasa menahan air mata yang siap menetes dari kedua matanya. "Aku di sana akan sekalian bekerja buat nambah-nambah uang sekolah dan kuliah nanti, jadi aku mau fokus, aku takut nanti aku tidak bisa meluangkan waktu buat kamu dan kamu malah merasa bosan nantinya." Fania hanya diam mendengarkan percakapan keduanya padahal dalam hatinya ingin sekali Ia mengatakan "jangan pergi." "Aku janji aku enggak bakal banyak minta waktu kamu, aku enggak akan manja, aku bakal berusaha pahamin kalau kamu sibuk tapi please aku boleh ikut," mohon Tania sudah berurai air mata namun Damian terlalu teguh dengan pendiriannya lalu menggeleng. Tania melepaskan genggaman tangannya di tangan Damian lalu mengambil tasnya dan berjalan pergi meninggalkan tempat makan sederhana di pinggir jalan bahkan air mata tidak hentinya mengalir di kedua pipinya saat mengingat Ia harus berpisah dengan Damian dan Tania tidak bisa melakukan hal itu sampai kapan pun. Damian langsung berdiri dan berlari mengejar Tania sambil meneriakkan nama Tania begitu pun dengan Fania namun Tania terus berjalan tidak peduli teriakan dua orang di belakangnya. "Tania tunggu, Tania!" "Kak Tania tunggu." Damian berlari sedikit lagi Ia akan berada di dekat Tania lalu Damian menarik tangan Tania membuat kepala Tania terjatuh di d**a bidang Damian membuat Tania tak sanggup menahan isak tangisnya dan mengeluarkan air matanya di d**a bidang Damian sedangkan Damian berusaha menenangkan Tania dan mengelus punggung Tania dengan lembut. "Aku benci kamu, aku benci, aku enggak mau kita putus hiks." Damian menarik tubuh Tania agar Tania menatapnya lalu Damian menghapus air mata di pipi Tania dengan lembut. "Kamu dan aku akan tetap melanjutkan hubungan kita hanya saja kita terpisah oleh jarak, aku janji setiap hari akan menelepon kamu kita akan berkomunikasi lewat handphone," ucap Damian membuat Tania berhenti menangis namun tetap saja Tania belum siap berpisah dengan Damian. "Tapi aku enggak bisa jauh dari kamu Damian." "Kamu bisa, kamu harus bisa Tania anggap saja ini adalah ujian cinta kita, aku janji kalau nanti aku sudah sukses aku pasti akan melamar kamu jadi istri aku, aku akan buktikan ke ayah kamu kalau cinta kita terlalu kuat untuk di pisahkan dan aku juga akan buktikan ke ayah kamu kalau aku mampu membiayi kehidupan kamu seperti ayah kamu membiayi kehidupan kamu, aku janji Tania," ucap Damian lalu memeluk erat Tania dan Tania pun membalas pelukan Damian tak kalah erat. "Aku tunggu kamu, aku akan menunggu kamu selamanya sampai kamu datang dan melamar aku." "Pasti Tania, aku pasti akan kembali untuk kamu dan cinta kita dan saat itu terjadi tidak akan ada lagi yang bisa memisahkan kita, aku janji," ucap Damian yakin tanpa keraguan. Fania hanya diam menatap Tania dan Damian yang terlihat sangat mencintai dan melengkapi satu sama lain. "Aku mau kasih kalung ini untuk kamu, saat nanti kita bertemu kembali aku ingin kamu memakai kalung ini dan aku akan memakai kalung ini juga," ucap Damian menunjukkan dua kalung dengan liontin love. "Pakaiin," ucap Tania lalu Damian memakaikannya pada leher Tania lalu tersenyum saat melihat kalung itu terlihat indah di leher Tania. "Sekarang aku yang pakaikan kalung ini ke leher kamu biar kita couple," ucap Tania lalu mengambil kalung satunya lagi dari tangan Damian dan memakaikannya pada leher kekasihnya. "Kamu aneh kalau pakai kalung, lucu," ucap Tania menahan tawa saat melihat kalung dengan liontin love itu berada di leher Damian. "Biarin aja yang penting kita couple," ucap Damian lalu menggengam tangan Tania dan berjalan beriringan. Fania tahu cintanya pada kekasih kakaknya bertepuk sebelah tangan dan Ia juga tahu ini adalah dosa namun dosa ini terlalu indah untuk Fania buang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN